Keempat, baru juga menahan haus, padahal yang berat adalah menahan rindu. Setuju kalau ini. Menahan haus, itu bisa diakali dengan melakukan aktivitas yang semata-mata membuat kita tidak terpikir dengan haus terus. Seperti membaca Al-Qur'an itu, makin dibaca, makin nikmat lho, meskipun tenggorokan kering dan haus terus teriring. Ini rima ing dan ing.Â
Sedangkan, menahan rindu itu bisa rindu kepada siapapun di bulan Ramadhan ini. Paling terasa memang rindu kepada orang tua yang sudah meninggal dunia. Biasanya dahulu sama-sama menikmati bulan Ramadhan, sekarang mereka sudah tiada meninggalkan anaknya.Â
Kelima, adzan Ashar kok mirip adzan Maghrib. Ini mungkin yang membuat orang jadi salah sangka, padahal semua adzan memang sama, kecuali adzan Subuh ada tambahannya.Â
Keenam, jangan lupa makan siang, biar kuat puasanya. Ini mirip dengan humor yang pernah saya dengar waktu masih tinggal di Jogja: kita menunggu berbuka sambil ngopi-ngopi dulu yuk!
Ketujuh, berbukalah dengan yang sayang, karena yang manis belum tentu sayang. Ini mungkin sedikit mengkritik berbuka harus dengan yang manis, padahal ujung-ujungnya iklan juga. Berbuka yang manis memang bisa menyebabkan gula darah jadi naik.
Humor yang Ini Lebih Mashookkk
Kalau tadi ada tujuh humor yang sering dipakai dan mungkin akan terus dipakai sampai kiamat, tetapi ini ada satu lagi humor yang lebih menyinggung yang terkena. Bagaimana bunyinya? Humor itu adalah: katanya Islam, kok nggak puasa? Padahal laki-laki, sehat dan kuat, muslim pula, masa nggak puasa sih?
Humor ini atau kalimat yang dibawakan dengan nada humor ini mungkin bisa lebih masuk ke dalam hati orang-orang yang sengaja tidak berpuasa atau tidak mau berpuasa. Menurutnya, puasa itu dianggap sebagai beban yang mengekang hawa nafsunya untuk menyantap segala sesuatu.Â
Bisa juga dipersepsikan, agama ini dianggap lelucon saja bagi mereka ya? Soalnya, puasa yang sudah disyariatkan Allah, kok dianggap main-main, dibiarkan berlalu begitu saja, dan mungkin dilihat sebagai ibadah orang-orang zaman dulu.Â
Hem, hem, dan hem.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H