Mohon tunggu...
Jadid Abrar
Jadid Abrar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi untuk menulis dan saya hobi denga traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Non Formal: Sebuah Langkah Menuju Kemandirian

26 Oktober 2024   20:24 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:47 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

By:M Rehan Alfirdaus(23005077)

Pendidikan non-formal telah muncul sebagai alternatif penting dalam sistem pendidikan di Indonesia, terutama dalam konteks pemberdayaan masyarakat. Dalam banyak kasus, pendidikan formal tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan akses. Oleh karena itu, pendidikan non-formal berperan sebagai jembatan yang menghubungkan individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Melalui program-program yang dirancang dengan baik, pendidikan non-formal tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis tetapi juga membangun kesadaran sosial dan menciptakan peluang ekonomi. Dengan demikian, membahas bagaimana pendidikan non-formal memberdayakan masyarakat melalui tiga aspek utama: peningkatan keterampilan, pengembangan kesadaran sosial, dan penciptaan peluang ekonomi.

Peningkatan Keterampilan

Salah satu aspek paling signifikan dari pendidikan non-formal adalah kemampuannya untuk meningkatkan keterampilan individu. Program-program pelatihan yang ditawarkan dalam pendidikan non-formal sering kali disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat. Misalnya, di daerah pedesaan, pelatihan keterampilan seperti menjahit, pertanian organik, dan kerajinan tangan dapat membantu masyarakat meningkatkan pendapatan mereka. Menurut Miarso (2011), "Pendidikan non-formal memberikan fleksibilitas yang memungkinkan individu untuk belajar sesuai dengan waktu dan kebutuhan mereka."

Contoh konkret dari keberhasilan program ini dapat dilihat dalam inisiatif pelatihan keterampilan yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM). Di Indonesia, LSM seperti Yayasan Mitra Mandiri telah melaksanakan program pelatihan bagi perempuan di daerah pedesaan untuk belajar menjahit. Hasilnya, banyak dari mereka yang berhasil membuka usaha kecil dan meningkatkan taraf hidup keluarga mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Yayasan Mitra Mandiri, "Pendidikan adalah jalan untuk memberdayakan perempuan agar mandiri dan berkontribusi pada ekonomi keluarga." Dengan keterampilan yang diperoleh, mereka tidak hanya menjadi lebih mandiri tetapi juga berperan aktif dalam perekonomian lokal.

Pengembangan Kesadaran Sosial

Selain peningkatan keterampilan, pendidikan non-formal juga berperan penting dalam pengembangan kesadaran sosial masyarakat. Program-program yang mengedukasi tentang isu-isu sosial seperti kesehatan, lingkungan, dan hak asasi manusia membantu individu menjadi lebih peka terhadap kondisi di sekitarnya. Hidayati dan Sari (2020) menyatakan bahwa "Kesadaran sosial yang tinggi akan mendorong individu untuk terlibat aktif dalam perubahan sosial." Dengan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu tersebut, masyarakat dapat bersatu untuk menciptakan solusi yang efektif.

Contoh konkret dari pengembangan kesadaran sosial dapat ditemukan dalam program-program pendidikan lingkungan yang dilakukan oleh berbagai organisasi. Misalnya, program pelatihan tentang pengelolaan sampah di komunitas dapat membantu masyarakat memahami pentingnya menjaga lingkungan. Ketika individu memahami dampak dari limbah plastik terhadap kesehatan dan lingkungan, mereka akan lebih termotivasi untuk mengubah perilaku mereka. Hal ini terlihat dalam proyek "Zero Waste" yang dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia, di mana masyarakat diajarkan cara mengelola sampah dengan baik. Proyek ini tidak hanya meningkatkan kesadaran tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Penciptaan lingkungan ekonomi

Pendidikan non-formal juga memiliki peranan penting dalam menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat. Dengan memberikan akses ke informasi pasar dan pelatihan kewirausahaan, pendidikan non-formal membantu individu untuk memulai usaha kecil atau meningkatkan usaha yang sudah ada. Setiawan (2022) menjelaskan bahwa "Pendidikan non-formal dapat menjadi jembatan antara pengetahuan dan praktik yang diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja." Melalui program-program ini, individu tidak hanya belajar bagaimana menjalankan bisnis tetapi juga mendapatkan pemahaman tentang manajemen keuangan dan pemasaran.

Salah satu contoh sukses dari penciptaan peluang ekonomi melalui pendidikan non-formal adalah program kewirausahaan yang dijalankan oleh pemerintah daerah di beberapa wilayah. Program ini memberikan pelatihan kepada calon wirausahawan tentang cara membuat rencana bisnis dan strategi pemasaran. Banyak peserta yang berhasil mendirikan usaha kecil setelah mengikuti pelatihan ini, dan beberapa bahkan berhasil menembus pasar internasional. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta pelatihan, "Saya tidak pernah membayangkan bisa memiliki usaha sendiri. Pelatihan ini membuka mata saya tentang peluang yang ada."

Program Pendidikan Non-Formal di Desa Cinta Rakyat

program pendidikan non-formal yang dilaksanakan di Desa Cinta Rakyat. Di desa ini, banyak penduduknya yang tergolong dalam kategori ekonomi lemah dan kurang memiliki akses ke pendidikan formal. Melalui kerjasama antara pemerintah daerah dan LSM lokal, diadakan program pelatihan keterampilan menjahit dan kewirausahaan selama enam bulan.

Dalam program tersebut, peserta tidak hanya diajarkan teknik menjahit tetapi juga diberikan pemahaman tentang manajemen usaha. Setelah menyelesaikan pelatihan, para peserta berhasil membuka usaha menjahit sendiri dan beberapa bahkan mulai memproduksi pakaian untuk dijual secara online. Hasil dari usaha ini tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian desa.

Salah satu peserta pelatihan, Ibu Siti, mengungkapkan: "Dulu saya hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi setelah mengikuti pelatihan ini, saya bisa menghasilkan uang sendiri. Kini saya tidak hanya mandiri tetapi juga bisa membantu keluarga." Kisah Ibu Siti menggambarkan betapa pendidikan non-formal dapat mengubah hidup seseorang dan meningkatkan kualitas hidup komunitas secara keseluruhan.

Tantangan dalam Pendidikan Non-Formal

Meskipun pendidikan non-formal memiliki banyak manfaat, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar program-program ini dapat berjalan dengan efektif. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat luas. Banyak program pendidikan non-formal yang berjalan dengan anggaran terbatas dan sumber daya manusia yang minim. Menurut Santoso (2021), "Dukungan dari pemerintah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program-program pendidikan non-formal." Tanpa dukungan tersebut, banyak program berisiko terhenti sebelum mencapai tujuan mereka.

Selain itu, ada juga tantangan dalam hal kualitas pendidikan yang diberikan. Tidak semua penyelenggara pendidikan non-formal memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengajar atau melatih peserta. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi dan akreditasi terhadap lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan non-formal agar kualitas pendidikan tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan pernyataan UNESCO (2014) bahwa "Kualitas pendidikan harus menjadi prioritas dalam setiap program pendidikan."

Secara keseluruhan, pendidikan non-formal memainkan peran krusial dalam pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan, pengembangan kesadaran sosial, dan penciptaan peluang ekonomi. Dengan pendekatan yang fleksibel dan relevan terhadap kebutuhan lokal, pendidikan non-formal mampu menjangkau individu-individu yang mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan formal. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun individu untuk mendukung dan mengembangkan program-program pendidikan non-formal demi tercapainya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sanjaya (2015), "Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan." Mari kita bersama-sama membuka pintu tersebut bagi semua anggota masyarakat agar mereka dapat meraih masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, dukungan yang tepat dan komitmen untuk terus mengembangkan program-program inovatif, kita dapat memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh sesuai dengan potensi mereka. Pemberdayaan melalui pendidikan non-formal bukan hanya sekadar alternatif; ia merupakan langkah strategis menuju pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

SUMBER RUJUKAN :

Miarso, M. (2011). Pendidikan Non-Formal: Konsep dan Implementasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, W. (2015). Pendidikan sebagai Kunci Masa Depan. Jurnal Pendidikan Nasional.

 Santoso, B. (2021). Tantangan dalam Pendidikan Non-Formal di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Setiawan, A. (2022). Pendidikan Non-Formal dan Peluang Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Hidayati, N., Sari, R. (2020). Pengembangan Kesadaran Sosial Melalui Pendidikan Non-Formal. Jurnal Pendidikan Masyarakat.

 UNESCO. (2014). Education for All Global Monitoring Report. Paris: UNESCO Publishing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun