Mohon tunggu...
Jadid Abrar
Jadid Abrar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi untuk menulis dan saya hobi denga traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Non Formal: Sebuah Langkah Menuju Kemandirian

26 Oktober 2024   20:24 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program Pendidikan Non-Formal di Desa Cinta Rakyat

program pendidikan non-formal yang dilaksanakan di Desa Cinta Rakyat. Di desa ini, banyak penduduknya yang tergolong dalam kategori ekonomi lemah dan kurang memiliki akses ke pendidikan formal. Melalui kerjasama antara pemerintah daerah dan LSM lokal, diadakan program pelatihan keterampilan menjahit dan kewirausahaan selama enam bulan.

Dalam program tersebut, peserta tidak hanya diajarkan teknik menjahit tetapi juga diberikan pemahaman tentang manajemen usaha. Setelah menyelesaikan pelatihan, para peserta berhasil membuka usaha menjahit sendiri dan beberapa bahkan mulai memproduksi pakaian untuk dijual secara online. Hasil dari usaha ini tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian desa.

Salah satu peserta pelatihan, Ibu Siti, mengungkapkan: "Dulu saya hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi setelah mengikuti pelatihan ini, saya bisa menghasilkan uang sendiri. Kini saya tidak hanya mandiri tetapi juga bisa membantu keluarga." Kisah Ibu Siti menggambarkan betapa pendidikan non-formal dapat mengubah hidup seseorang dan meningkatkan kualitas hidup komunitas secara keseluruhan.

Tantangan dalam Pendidikan Non-Formal

Meskipun pendidikan non-formal memiliki banyak manfaat, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar program-program ini dapat berjalan dengan efektif. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat luas. Banyak program pendidikan non-formal yang berjalan dengan anggaran terbatas dan sumber daya manusia yang minim. Menurut Santoso (2021), "Dukungan dari pemerintah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program-program pendidikan non-formal." Tanpa dukungan tersebut, banyak program berisiko terhenti sebelum mencapai tujuan mereka.

Selain itu, ada juga tantangan dalam hal kualitas pendidikan yang diberikan. Tidak semua penyelenggara pendidikan non-formal memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengajar atau melatih peserta. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi dan akreditasi terhadap lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan non-formal agar kualitas pendidikan tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan pernyataan UNESCO (2014) bahwa "Kualitas pendidikan harus menjadi prioritas dalam setiap program pendidikan."

Secara keseluruhan, pendidikan non-formal memainkan peran krusial dalam pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan, pengembangan kesadaran sosial, dan penciptaan peluang ekonomi. Dengan pendekatan yang fleksibel dan relevan terhadap kebutuhan lokal, pendidikan non-formal mampu menjangkau individu-individu yang mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan formal. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun individu untuk mendukung dan mengembangkan program-program pendidikan non-formal demi tercapainya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sanjaya (2015), "Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan." Mari kita bersama-sama membuka pintu tersebut bagi semua anggota masyarakat agar mereka dapat meraih masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, dukungan yang tepat dan komitmen untuk terus mengembangkan program-program inovatif, kita dapat memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh sesuai dengan potensi mereka. Pemberdayaan melalui pendidikan non-formal bukan hanya sekadar alternatif; ia merupakan langkah strategis menuju pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

SUMBER RUJUKAN :

Miarso, M. (2011). Pendidikan Non-Formal: Konsep dan Implementasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun