Mohon tunggu...
Jadiah Upati
Jadiah Upati Mohon Tunggu... -

Jurnalis Freedom N People Power

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Oknum Polisi Back-Up Proyek Siluman di Sukasari, Subang

6 Juni 2015   12:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mereka datang malam hari disaat warga sedang tidur," kata warga Sukasari. "Suara mesin pengeruk tanah merah itu sangat menganggu tidur lelap kami, pak. Kami tidak bisa berbuat atau melarang karena banyak polisi berjaga-jaga dengan senapan laras panjang" suara parau nenek tua itu pejaga warung depan lokasi.

Kini Dusun Krajan Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari Subang Jawa Batat sedang mengalami keresahan lingkungan akan proyek ilegal yang diduga diback-up oknum polisi. "Awalnya kami tidak curiga, karena menurut pengusaha jakarta, lahan itu akan dijadikan gudang batu dan alat besar, tetapi kenyataanya, tidak," kata Hari Sek. Karang Taruna Sukasari.

Warga coba melawan dengan kekuatan seadanya, "keluahan warga memaksa anak muda karang taruna disini menutup jalan masuk truk besar kelokasi," kata Heri. disepanjang jalan warga menutup pintu masuk dengan batu kali yang besar.

Heri mengetahui perlawanan anak muda Sukasari akan berhadapan dengan aparat kepolisian, dan Filling itu benar, "Sekitar 20 orang Polisi datang berjaga-jaga dilokasi, kami hanya bisa diam melihat alat berat merusak sebagian sawah warga disini," kata Heri.

Dalam keterangannya, Heri menjelaskan pekerjaan proyek pengerukan tanah merah di tanah pertanian secara prinsipnya belum ada ijin, "Ini bisa dibuktikan pihak terkait, pemda Subang" ungkap heri.

"yang saya tau, pihak pengusaha belum memiliki IPPT (Ijin Peruntukan Pengunaan Tanah) dari Pemda subang. Seharusnya izin itu harus dikeluarkan dahulu sebelum dilaksanakan, inikan sudah melanggar perda Kab. Subang No. 3 tahun 2014," jelas Heri

Dari Proyek ilegal tanpa kantongi ijin bangun itu, warga sukasari khususnya mengalami kerugian, antara lain tanaman padi warga yang semakin kering karena saluran air terganggu, suara bising alat besar yang lebih menakutkan lagi banyak kecelakaan pengendara yang melintasi lokasi proyek.

Permasalahan ini akan semakin panjang jika warga dan pihak bersangkutan tidak ada titik temu, dalan informasi yang sudah didapat, masyarakat sudah mengajukan keberatan baik secara lisan dan tertulis adanya pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada Kades sukasari dan pihak pengusaha, tetapi pengajuan itu warga menelan pil pahit. "Dengan arogan kami melihat polisi memamerkan senjata laras panjang didepan warga, mengawal pekerjaan untuk dipaksakan terus.

"Kami Khawatir Keterlibatan oknum anggota polisi tersebut akan memicu dan memperkeruh kondisi yang ada disekitar lingkungan, bisa jadi akan ada hal-hal yang tidak diinginkan," kata warga Sukasari yang menjadi saksi mata ada Oknum Polisi membawa senjata laras panjang. (JU)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun