Kepentingan kolaborasi regional dalam menangani konflik air juga ditegaskan oleh narasumber dalam wawancara, yang menyoroti bagaimana perubahan iklim dan faktor geografi memperparah kekurangan air. Konflik yang berkepanjangan, seperti yang terjadi antara Israel dan Palestina, menambah kerumitan masalah ini dengan meningkatkan beban pada sumber daya yang sudah terbatas. Dalam situasi ini, usaha seperti pembangunan dam dan teknik rekayasa cuaca untuk memperbesar pasokan air menjadi tindakan yang sangat diperlukan. Narasumber juga menegaskan pentingnya pendekatan yang lebih menyeluruh yang melibatkan pihak-pihak non-pemerintah dalam mendapatkan solusi yang dapat dilaksanakan di lapangan.
Akhirnya, sukses dalam menyelesaikan konflik air akan sangat ditentukan oleh komitmen politik dan niat untuk berkolaborasi di tingkat regional. Sebagaimana disimpulkan dalam artikel dan diperkuat melalui wawancara, terdapat kebutuhan mendesak untuk menciptakan mekanisme kolaborasi yang efektif yang tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem serta hak-hak antarnegara. Melalui penggabungan kebijakan, inovasi teknologi, dan kolaborasi antar sektor, hambatan-hambatan ini dapat diubah menjadi kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan yang berkelanjutan di daerah-daerah yang paling rentan terhadap sengketa air.
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI