Mohon tunggu...
Jacob Dethan
Jacob Dethan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta Teknologi dan Dunia Pendidikan Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Urgensi Teknologi Multi Lane Free Flow

23 Mei 2022   14:56 Diperbarui: 24 Mei 2022   04:00 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah akan mengganti sistem pembayaran jalan tol dari uang elektronik atau biasa dikenal e-toll menjadi sistem tanpa sentuh Multi Lane Free Flow (MLFF). (Dokumentasi Jasa Marga)

Pemerintah telah menetapkan target bahwa pengguna jalan tol tidak perlu lagi menggunakan kartu di akhir tahun 2023 dengan target uji coba di akhir tahun 2022. 

Teknologi yang nantinya digunakan disebut dengan Multi Lane Free Flow (MLFF). Teknologi ini memungkinan masyarakat untuk melewati gerbang tol tanpa harus berhenti dengan menerapkan Global Navigation Satellite System (GNSS).

Setiap transaksi dilakukan melalui aplikasi khusus jalan tol melalui smartphone. Teknologi ini akan secara otomatis menghitung jarak tempuh kendaraan berdasarkan perpindahan lokasi smartphone dan menagihkan biayanya sesuai dengan jarak yang telah ditempuh.

Rencana penerapan sistem MLFF ini didorong oleh kerugian yang dialami Indonesia sebesar 4,6 miliar Dolar AS setiap tahun yang disebabkan oleh kemacetan di Jabodetabek berdasarkan laporan studi kelayakan MLFF yang diterbitkan oleh Roatex di bulan April 2020.

Lantas, apakah sistem MLFF dapat mengurangi kemacetan di jalan tol?

Penyebab kemacetan

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu melihat setiap penyebab kemacetan di jalan tol selain penyebab pasti seperti rusaknya kendaraan di jalan tol maupun terdapatnya proyek pembangunan di sekitar jalan tol.

Salah satu penyebab yang sering dijumpai adalah terdapatnya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan tol. Hal ini sering terjadi terkhususnya pada saat long weekend atau liburan panjang. Kondisi ini masih sulit ditangani mengingat masyarakat tetap berniat untuk pergi berlibur walaupun potensi macet telah diketahui.

Penyebab berikutnya adalah tingginya jumlah kendaraan angkutan barang dengan kapasitas yang berlebihan. Dengan beban berlebih, kendaraan tersebut akan melaju dengan kecepatan yang cukup lambat dan dapat memicu kemacetan.

Tentunya kemacetan yang kerap terjadi juga seringkali disebabkan oleh antrian panjang di gerbang tol. Setiap transaksi menggunakan kartu e-money dapat memakan waktu hingga 4 detik. 

Selain itu, terdapat potensi habisnya saldo e-money yang akan sangat menghambat proses antrian di gerbang tol. Ini merupakan salah satu penyebab utama macetnya arus mudik maupun arus balik yang menggunakan jalan tol.

Solusi kemacetan

Kehadiran teknologi MLFF tentunya diharapkan dapat mengurangi kemacetan terkhususnya di titik antrian gerbang tol karena pengguna jalan tol tidak perlu lagi melakukan tapping kartu e-money. Pengguna jalan tol juga dapat memantau saldo uang elektronik yang tertera melalui aplikasi di smartphone masing-masing.

Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, sistem seperti ini telah jauh sebelumnya diterapkan. Salah satunya adalah Australia yang mengizinkan pengguna jalan tol untuk bebas melewati jalan tol tanpa membawa smartphone dan aplikasi apapun. 

Setiap kendaraan yang lewat akan dipantau oleh kamera yang secara otomatis melakukan image processing dan mengetahui nomor yang tertera pada pelat nomor kendaraan yang lewat. 

Tagihan akan dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh sejak memasuki tol dan ketika keluar dari tol. Tagihan ini juga akan dikirimkan ke alamat rumah yang tertera di database registrasi pemilik mobil tersebut.

Image by Suryasuharman from wikimedia.org
Image by Suryasuharman from wikimedia.org

Selain itu, pengguna jalan tol di Australia juga dapat langsung membeli akses tol sesuai jarak yang akan ditempuh sebelum perjalanan secara online. 

Hal ini menjadi alternatif bagi yang tidak ingin mendapatkan tagihan dikemudian hari sehingga pembayaran telah dilakukan sebelum perjalanan. Hal ini juga diterapkan di beberapa tempat parkir kendaraan seperti tempat parkir bandara.

Teknologi image processing ini sangat bermanfaat, tapi tentunya memiliki syarat yang juga tidak mudah. Database kepemilikan kendaraan harus berfungsi dengan sempurna dan setiap data pemilik kendaraan harus dibaharui secara rutin. 

Untuk itu, teknologi ini dapat menjadi alternatif demi mengurangi kemacetan di titik gerbang tol mengingat terdapat beberapa celah masalah di teknologi MLFF seperti habisnya baterai smartphone, driver yang lupa membawa smartphone maupun kekuatan sinyal GPS smartphone yang lemah. 

Untuk itu, pemerintah wajib memastikan beroperasinya database kepemilikan kendaraan dengan baik jika teknologi image processing ingin diadopsi di masa depan. 

Selain itu, praktik membuat pelat nomor di pinggir jalan yang kerap kali dijumpai harus bisa dihentikan. Polri harus menjadi satu-satunya lembaga yang dapat mengeluarkan pelat nomor untuk setiap kendaraan bermotor di Indonesia.

Penerapan teknologi image processing sendiri bukanlah sesuatu yang sulit dikarenakan ini adalah teknologi yang telah dipelajari secara luas. 

Di Australia sendiri, Reid dan Ferguson telah memperkenalkan teknologi image processing untuk memantau pergerakan kendaraan berat di jalan-jalan utama sejak tahun 1996.

Teknologi ini juga dapat membantu dalam penanganan pelanggaran aturan lalulintas dan teknologi bukan merupakan hal yang baru karena telah digunakan dalam sistem e-tilang di Jakarta. 

Sistem e-tilang di Jakarta telah menggunakan kamera Automatic number-plate recognition (ANPR) yang merupakan aplikasi dari teknologi image processing. Untuk itu, penerapan teknologi ini dalam sistem pembayaran tarif jalan tol di Indonesia sangat mungkin untuk diterapkan. 

Tentunya penerapan pembayaran tarif jalan tol berbasis image processing akan membantu mengurangi tingkat kemacetan di titik antrian gerbang tol. Tapi, jika niat pemerintah adalah mengurangi kemacetan di jalan tol secara total, maka tidaklah cukup dengan hanya beralih pada contactless toll payment system. 

Perlu dipikirkan strategi dalam memastikan jumlah kendaraan sesuai dengan kapasitas jalan tol dan terdapat pengendalian batas angkut secara ketat terhadap kendaraan angkutan barang yang secara keseluruhan akan berdampak terhadap kelancaran lalulintas jalan tol.

Salam,

Jacob F. N. Dethan
Dosen Prodi Teknik Elektro
Universitas Buddhi Dharma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun