Mohon tunggu...
Jacob Dethan
Jacob Dethan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta Teknologi dan Dunia Pendidikan Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Pendidikan Tinggi di Tahun 2021

11 Januari 2021   16:54 Diperbarui: 11 Januari 2021   16:59 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Chris Headleand

Transformasi sistem pendidikan tinggi yang diharapkan

Perguruan tinggi nasional baik itu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tentunya diharapkan agar dapat meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas tentu akan meningkatkan peringkat perguruan tinggi kita di level internasional seperti yang telah dicapai oleh negara-negara tetangga kita. Tapi, membicarakan kualitas bukanlah hal yang mudah.

Gap kualitas antara PTN dan PTS di Indonesia masih cukup besar terutama untuk PTS kecil yang masih mengandalkan iruan mahasiswa untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Indonesia juga memiliki jumlah PTS yang jauh melebihi jumlah PTN yakni 3.129 PTS dan 122 PTN (data statistik kemendikbud 2019). Sehingga pemerataan kualitas merupakan tantangan tersendiri yang harus dipikirkan oleh pemerintah.

Tapi, pemerintah tidaklah dapat berjalan sendiri dalam rangka pemerataan kualitas pendidikan tinggi kita. Yayasan penyelenggara perguruan tinggi sebenarnya memegang peran yang sangat besar terhadap kemajuan sistem pendidikan tinggi kita mengingat jumlah PTS yang jauh melebihi jumlah PTN.  Untuk itu perlu diambil kebijakan yang dapat mendorong pihak penyelenggara PTS untuk lebih memperhatikan kualitas sistem pendidikan dibandingkan kuantitas mahasiswa yang dimiliki.

Hal ini merupakan realitas yang masih berlangsung sampai saat ini di Indonesia dimana masih banyak PTS yang hanya berfokus pada kegiatan marketing untuk mendapatkan mahasiswa yang diharapkan dapat menginkatkan income PTS tanpa mengutamakan kualitas yang sejatinya diperlukan tidak hanya untuk pendidikan ilmu dan karakter yang berkualitas tapi juga kehormatan bangsa.

Selain itu, perguruan tinggi yang berkualitas tentunya akan menarik minat mahasiswa untuk menimba ilmu di perguruan tinggi tsb. Hal ini sesuai dengan ibarat kita menjual barang berkualitas pastinya akan lebih dihargai dan dicari orang dibandingkan barang yang setelah dibeli tidak lagi dapat digunakan dalam waktu yang singkat.

Sistem pendidikan merupakan salah satu katergori export terbesar Australia yang didasarkan pada begitu banyaknya jumlah masiswa asing yang datang dari berbagai negara untuk memperdalam ilmu di Negeri Kanguru tsb. Salah satu daya tarik utama mahasiwa asing pergi ke Australia adalah pendidikan berkulaitas yang ditawarkan.

Malaysia sendiri mampu menarik pasar mahasiswa asing dan salah satu penyumbang terbesarnya adalah Indonesia. Hal menarik yang ditawarkan oleh Malaysia adalah pendidikan berkualitas dengan harga yang lebih murah dibandingkan negara lain seperti Australia, Singapura dan New Zealand. Sehingga, banyak mahasiswa dari Timur Tengah dan Asia yang akhirnya memilih Malaysia sebagai tujuan untuk berkuliah.  

Indonesia tentunya terus berupaya untuk menjadi negara maju yang disegani dan salah satu parameter penting dalam kemajuan sebuah negara adalah sistem pendidikan tinggi yang mumpuni. Untuk itu bukanlah hal yang mustahil bahwa kedepannya Indonesia dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas hingga dapat menarik banyak minat mahasiswa asing untuk memperdalam ilmu di Indonesia.

Tapi, kemajuan sistem pendidikan tinggi tentunya perlu secara sadar diupayakan baik oleh pemerintah maupun pihak penyelenggara perguruan tinggi kita demi Indonesia yang lebih baik kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun