Mohon tunggu...
Jacob Dethan
Jacob Dethan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta Teknologi dan Dunia Pendidikan Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peluang Menjadi Pemain Utama Mobil Listrik

31 Januari 2019   17:11 Diperbarui: 31 Januari 2019   17:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tesla model S, sumber: flickr.com

Jumat 18 Januari 2019 pukul 01:20 pagi waktu California, karyawan Tesla mendapatkan email dari CEO mereka Elon Musk. Elon memulai isi pesannya dengan menyampaikan kegembiraanya terhadap keberhasilan Tesla dalam penjualan mobil listrik di tahun 2018. Dia kemudian menjelaskan bahwa Tesla haruslah bekerja jauh lebih keras dari produsen mobil lainnya untuk tetap bertahan dalam persaingan industri mobil listrik. Elon menambahkan bahwa jalan kedepan sangatlah sulit untuk ditempuh dan sebagai akibat dari kondisi tersebut maka Tesla harus mengurangi 7% karyawan penuh waktu. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis produksi mobil listrik tidaklah mudah.

Survei yang diselenggarakan oleh KPMG di tahun 2018 menunjukkan bahwa 54% eksekutif otomotif global memprediksikan gagalnya mobil listrik secara komersial karena tantangan infrastruktur yang akan dihadapi. Sementara itu, 60% responden menyatakan bahwa lamanya proses pengisian ulang daya baterai mobil listrik akan menjadi penyebab kegagalan penjualan mobil ini.

Mobil listrik sebenarnya telah ada sejak pertengahan abad ke 19. Namun kekurangan yang dimiliki mobil listrik seperti jarak tempuh yang singkat dan harga yang mahal telah menurunkan penggunaannya secara signifikan. Pembeli mobil lebih memilih mobil berbahan bakar fosil yang menawarkan jarak tempuh yang lebih panjang dan harga yang lebih murah.

Tren menurunnya pemakaian mobil listrik berbalik ketika masyarakat dunia mulai sadar bahwa kendaraan konvensional berbahan bakar fosil memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan menjadi salah satu penyebab terbesar pemanasan global. Selain itu, menipisnya cadangan minyak dunia juga menjadi pemicu daya tarik penggunaan mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik.

Desember 2010 menjadi tahun lahirnya Nissan Leaf yang merupakan mobil listrik modern pertama yang berhasil terjual secara global. Masalah pendeknya jarak tempuh yang dihadapi mobil listrik di pertengahan abad ke 19 berhasil diatasi oleh mobil listrik modern dengan menggunakan baterai lithium ion. Produksi mobil Nissan Leaf memicu produsen mobil lainnya seperti Renault, Toyota, BMW dan Tesla untuk juga menciptakan mobil listrik.

Tesla kemudian menjadi salah satu produsen mobil listrik terbesar yang bahkan sekarang juga mengembangan proyek luar angkasa. Lantas mengapa Elon Musk terlihat khawatir dalam menatap masa depan persaingan mobil listrik?

Tesla model S 100D menawarkan jarak tempuh 539 KM dengan pengisian daya penuh. Hal ini dapat memenuhi ekspektasi pengguna mobil dalam hal jarak tempuh. Tapi, harga per unitnya sebesar USD 92,500 atau sekitar Rp. 1,3 Milyar tergolong sangat mahal untuk mayoritas pengguna mobil secara global dan tentunya disadari oleh Elon Musk. Apa yang menyebabkan harga mobil listrik begitu mahal?

Ada beberapa alasan harga mobil listrik lebih mahal dari mobil konvensional. Teknologi yang digunakan mobil listrik adalah teknologi cutting edge yang membutuhkan investasi besar dalam pengembangannya. Selain itu, paket baterai lithium ion yang digunakan tidaklah murah untuk diproduksi.

Selain mahalnya harga mobil listrik, lamanya masa pengisian ulang daya baterai masih menjadi kendala utama produsen mobil listrik termasuk Tesla. Tesla model S membutuhkan waktu 9.5 jam untuk pengisian ulang daya baterai dari kosong sampai penuh dengan menggunakan tegangan 240 V dan arus 40 A.

Tesla juga menyediakan stasiun pengisian baterai supercharger yang dapat mengisi daya baterai ke 100% kapasitas baterai dalam waktu 75 menit. Tapi supercharger Tesla disarankan hanya untuk digunakan ketika pengguna mobil menempuh perjalanan jarak jauh dan proses pengisian daya baterai dapat dilakukan selagi beristirahat untuk melanjutkan perjalanan.

Penggunaan supercharger tidak disarankan untuk digunakan setiap hari karena dapat menurunkan efisiensi dan memperpendek umur baterai. Sampai saat ini belum ada terobosan teknologi yang dapat melakukan pengisian ulang daya baterai secara cepat tanpa memberikan dampak negatif terhadap daya tahan pemakaian baterai.

Tesla sempat mencoba menerapkan sistem penukaran baterai. Pengguna mobil listrik Tesla cukup mampir ke tempat penukaran baterai dan baterai mobil dapat ditukar hanya dalam 90 detik. Hal ini sangatlah menarik mengingat waktu ini menyaingi durasi pengisian bahan bakar fosil untuk mobil konvensional.

Sayangnya, Tesla menjual mobil beserta baterai sebagai suatu kesatuan. Sehingga pemilik dianggap memiliki baterai yang dibeli. Jadi, pemilik mobil yang menukarkan baterai tsb harus tetap kembali ke stasiun tempat baterai ditukarkan untuk mengambil baterai yang nantinya sudah selesai di charge ulang.

Tesla juga tidak akan memberikan ganti baterai baru jika baterai yang digunakan sudah mengalami penurunan performa. Sehingga pengguna mobil harus membeli baterai baru ketika baterai yang digunakan sudah mencapai batas akhir pemakaiannya. Hal ini membuat pengguna mobil listrik Tesla enggan untuk menukarkan baterai dan Tesla akhirnya menutup stasiun penukaran baterai di tahun 2016.

Indonesia juga menaruh perhatian dan dukungan dalam pengembangan kendaraan listrik secara serius. Pembangunan pabrik baterai lithium telah dimulai pada tanggal 11 Januari tahun ini di Morowali. Pemerintah menargetkan pabrik ini penjadi produsen baterai lithium terbesar didunia. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menjadi yang terdepan didalam pengembangan industri kendaraan listrik.

Indonesia diharapkan dapat menjadi pengontrol pasar baterai lithium kedepannya dan dengan produksi baterai lithium secara masif, diharapkan dapat menekan harga penjualan mobil listrik. Hal ini perlu didukung oleh masyarakat dan industri swasta karena bukan tidak mungkin harga penjualan mobil listrik di Indonesia dapat bersaing dengan harga mobil konvensional jika suplai baterai lithium terkontrol dengan baik.

Yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan industri mobil listrik adalah bagaimana menyediakan mobil listrik yang tidak hanya murah tetapi juga nyaman digunakan sehari-hari.

Tentunya sistem kepemilikan baterai yang diusung Tesla telah menjukkan tanda penyebab kegagalan sistem penukaran baterai. Jika baterai tetap menjadi hak milik produsen mobil listrik atau menggunakan sistem sewa, masyarakat tidak perlu dibebani dengan harus datang ke tempat penukaran baterai yang sama untuk mengambil baterai yang sudah ditukar.

Selain itu, proses pengisian ulang daya baterai mobil listik sangat perlu dipersiapkan dari sekarang. Karena tentunya akan terdapat pengguna mobil listrik yang lebih memilih melakukan proses pengisian ulang daya baterai di rumah dibandingkan menukarkan baterainya.

Sehingga, PLN harus mempersiapkan infrastruktur pendukung layanan mobil listrik dengan saksama. Sampai saat ini PLN sudah menyediakan SPLU sebagai tempat pengisian ulang daya baterai mobil listrik. Daya terpasang SPLU yang dapat mencapai 11.000 VA bisa digunakan untuk proses pengisian ulang daya mobil listrik. Tapi, apakah masyarakat merelakan mobilnya ditinggalkan selama hampir 10 jam di SPLU?

Oleh karena itu, diperlukan adanya perubahan sistem pembatasan daya listrik perumahan dan pengaturan tarif listrik. Jumlah pelanggan PLN dengan daya listrik diatas 12.600 VA masih terbatas di Indonesia. Mayoritas perumahan masih menggunakan daya listrik 2.200 VA ke bawah. Kapasitas ini masih terlalu kecil untuk proses pengisian ulang daya baterai mobil listrik.

Indonesia bisa menjadi pemain utama mobil listrik kedepannya jika pemerintah terus mendukung proses pengembangan teknologi mobil listrik mulai dari persiapan infrastruktur pendukung dan produksi baterai lithium yang sudah dimulai.

Jacob F. N. Dethan
dosen Teknik Elektro, pencinta teknologi dan dunia pendidikan tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun