Mohon tunggu...
Jacob Dethan
Jacob Dethan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta Teknologi dan Dunia Pendidikan Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peluang Menjadi Pemain Utama Mobil Listrik

31 Januari 2019   17:11 Diperbarui: 31 Januari 2019   17:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tesla model S, sumber: flickr.com

Tesla sempat mencoba menerapkan sistem penukaran baterai. Pengguna mobil listrik Tesla cukup mampir ke tempat penukaran baterai dan baterai mobil dapat ditukar hanya dalam 90 detik. Hal ini sangatlah menarik mengingat waktu ini menyaingi durasi pengisian bahan bakar fosil untuk mobil konvensional.

Sayangnya, Tesla menjual mobil beserta baterai sebagai suatu kesatuan. Sehingga pemilik dianggap memiliki baterai yang dibeli. Jadi, pemilik mobil yang menukarkan baterai tsb harus tetap kembali ke stasiun tempat baterai ditukarkan untuk mengambil baterai yang nantinya sudah selesai di charge ulang.

Tesla juga tidak akan memberikan ganti baterai baru jika baterai yang digunakan sudah mengalami penurunan performa. Sehingga pengguna mobil harus membeli baterai baru ketika baterai yang digunakan sudah mencapai batas akhir pemakaiannya. Hal ini membuat pengguna mobil listrik Tesla enggan untuk menukarkan baterai dan Tesla akhirnya menutup stasiun penukaran baterai di tahun 2016.

Indonesia juga menaruh perhatian dan dukungan dalam pengembangan kendaraan listrik secara serius. Pembangunan pabrik baterai lithium telah dimulai pada tanggal 11 Januari tahun ini di Morowali. Pemerintah menargetkan pabrik ini penjadi produsen baterai lithium terbesar didunia. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menjadi yang terdepan didalam pengembangan industri kendaraan listrik.

Indonesia diharapkan dapat menjadi pengontrol pasar baterai lithium kedepannya dan dengan produksi baterai lithium secara masif, diharapkan dapat menekan harga penjualan mobil listrik. Hal ini perlu didukung oleh masyarakat dan industri swasta karena bukan tidak mungkin harga penjualan mobil listrik di Indonesia dapat bersaing dengan harga mobil konvensional jika suplai baterai lithium terkontrol dengan baik.

Yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan industri mobil listrik adalah bagaimana menyediakan mobil listrik yang tidak hanya murah tetapi juga nyaman digunakan sehari-hari.

Tentunya sistem kepemilikan baterai yang diusung Tesla telah menjukkan tanda penyebab kegagalan sistem penukaran baterai. Jika baterai tetap menjadi hak milik produsen mobil listrik atau menggunakan sistem sewa, masyarakat tidak perlu dibebani dengan harus datang ke tempat penukaran baterai yang sama untuk mengambil baterai yang sudah ditukar.

Selain itu, proses pengisian ulang daya baterai mobil listik sangat perlu dipersiapkan dari sekarang. Karena tentunya akan terdapat pengguna mobil listrik yang lebih memilih melakukan proses pengisian ulang daya baterai di rumah dibandingkan menukarkan baterainya.

Sehingga, PLN harus mempersiapkan infrastruktur pendukung layanan mobil listrik dengan saksama. Sampai saat ini PLN sudah menyediakan SPLU sebagai tempat pengisian ulang daya baterai mobil listrik. Daya terpasang SPLU yang dapat mencapai 11.000 VA bisa digunakan untuk proses pengisian ulang daya mobil listrik. Tapi, apakah masyarakat merelakan mobilnya ditinggalkan selama hampir 10 jam di SPLU?

Oleh karena itu, diperlukan adanya perubahan sistem pembatasan daya listrik perumahan dan pengaturan tarif listrik. Jumlah pelanggan PLN dengan daya listrik diatas 12.600 VA masih terbatas di Indonesia. Mayoritas perumahan masih menggunakan daya listrik 2.200 VA ke bawah. Kapasitas ini masih terlalu kecil untuk proses pengisian ulang daya baterai mobil listrik.

Indonesia bisa menjadi pemain utama mobil listrik kedepannya jika pemerintah terus mendukung proses pengembangan teknologi mobil listrik mulai dari persiapan infrastruktur pendukung dan produksi baterai lithium yang sudah dimulai.

Jacob F. N. Dethan
dosen Teknik Elektro, pencinta teknologi dan dunia pendidikan tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun