Selain itu, ada beberapa hal penting yang masih belum secara luas diterapkan di sistem perguran tinggi kita seperti pengecekan plagiat dari tugas mahasiswa sampai penelitian dosen, perekaman aktivitas belajar mengajar di kelas yang dapat di download mahasiswa dan forum tanya jawab mahasiswa dan dosen secara online.
Pemerintah juga perlu melakukan kajian ulang mengenai beban kerja dosen. Dosen-dosen di luar negeri sering kali terkejut ketika mengetahui seorang dosen di Indonesia bisa mengajar sampai 4 mata kuliah per semester. Bahkan ada dosen yang mengajar melebihi 4 mata kuliah per semester. Rata-rata dosen di luar negeri hanya mengajar 1-2 mata kuliah per semester. Hal ini menjadikan proses persiapan dan pelaksanaan pengajaran mereka sangat optimal dan mereka memiliki banyak waktu untuk penelitian.
Dosen di luar negeri juga sering kali ditargetkan untuk melakukan publikasi di jurnal internasional. Sehingga kita bisa melihat publikasi di jurnal internasional dari negara-negara tetangga kita bahkan sudah melampaui publikasi dari dosen dan peneliti di Indonesia. Dosen-dosen kita juga bisa melakukan publikasi di level internasional secara rutin jika mendapat dana penelitian dan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah meningkatkan dana investasi untuk pengembangan IPTEK di Indonesia.
Kebijakan pengawasan kualitas PTS di Indonesia juga harus diperketat. Selain itu, sangat diharapkan agar pemerintah dapat lebih berkontribusi dalam pengembangan PTS karena PTS merupakan tempat kuliah mayoritas pelajar di Indonesia. Ada banyak PTS yang bahkan tidak memiliki akses basis data jurnal internasional seperti Scopus dan Web of Science. Bagaimana dosen di PTS tsb melakukan penelitian mengenai teknologi terbaru sementara untuk membaca penemuan-penemuan terbaru melalui basis data jurnal internasional saja tidak dapat dilakukan?
Pemerintah juga harus mendorong percepatan peningkatan kualitas perguruan tinggi yang berlokasi di luar pulau Jawa sehingga kedepannya ada perwakilan perguruan tinggi yang masuk 1000 besar dunia dari luar pulau Jawa.
Melalui akun Instagram pribadinya, Presiden Jokowi baru-baru ini menyatakan bahwa tahapan percepatan pembangunan infrastruktur telah berjalan dan mulai menampakkan hasil. Selanjutnya adalah tahapan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Presiden menyatakan bahwa perbaikan sistem pendidikan vokasi seperti SMK memerlukan perombakan besar-besaran. Tapi, Presiden juga harus menyadari bahwa tidak hanya SMK tetapi perguruan tinggi kita juga membutuhkan perombakan besar-besaran.
Presiden Jokowi sudah menunjukkan perhatian luar biasa untuk pemerataan pembangunan di luar pulau Jawa. Kita telah melihat Papua bisa memiliki harga bahan bakar minyak (BMM) yang setara dengan harga BBM di pulau Jawa. Pembangunan infrastruktur di era presiden Jokowi juga dilakukan secara masif dan cepat.
Jika semangat yang sama diterapkan untuk memajukan sistem pendidikan kita, bukan tidak mungkin semakin banyak perguruan tinggi kita yang dapat bersaing di level internasional dan suatu saat nanti kita juga bisa masuk 100 besar dunia seperti yang telah dicapai beberapa negara tetangga kita seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru. Â Â
Pertanyaan besar yang perlu dijawab bukanlah mampukah kita bersaing di level internasional, tapi maukah kita?
Salam,
Jacob Dethan