Inilah adalah salah satu kendala besar mengapa mobil hidrogen belum beredar secara luas. Masalah lainnya seperti mahalnya pembangunan infrastruktur tempat pengisian hidrogen beserta proses distribusi dan penyimpanannya menambah sulitnya membuat teknologi ini menjadi terjangkau secara finansial.
Salah satu yang menyebabkan mahalnya teknologi mobil hidrogen adalah penggunaan platinum sebagi catalyst dari fuel cell yang digunakan untuk proses pemisahan elektron dan proton dari hidrogen untuk menghasilkan listrik yang menggerakan mesin mobil ini. Solusi yang dapat diambil adalah dengan menggunakan material bahan berukuran nanometer yang disebut dengan carbon nanotube.Â
Material ini memiliki kekuatan melebihi baja namun dengan harga yang sangat murah karena terbuat dari bahan karbon. Semoga kedepannya carbon nanotube dapat benar-benar digunakan untuk mengurangi biaya produksi dan penjualan mobil hidrogen.
Kita sebagai masyarakat juga tentunya mengharapkan kedepannya pemerintah Indonesia juga meningkatkan inovasi dan berfokus kepada pengembangan teknologi. Salut untuk produk-produk teknologi Indonesia yang sudah dihasilkan.Â
Namun, sudah saatnya untuk menigkatkan level kita ke tingkatan yang lebih tinggi. Kita harus mengubah mental kita dengan tidak hanya menjadi pengguna teknologi tetapi haruslah kita juga menjadi pencipta ataupun pengembang teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat luas dan diakui dunia.
Salam,
Jacob Dethan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H