Sebelumnya saya pernah memutuskan untuk berlibur "staycation" di lokasi yang sangat dekat dari rumah kos, tempat saya tinggal di kawasan Setiabudi. Jaraknya hanya 1,5 Km dari kamar minimalis yang saya sewa secara bulanan. Tak salah memang, liburaan versi ini rasanya menyenangkan.
Dan sejak itu saya menjadi 'ketagihan'. Tapi kali ini saya ingin staycation di sebuah penginapan yang tak terlalu jauh pula dari kosan. Maka saya memilih hotel dalam kota Jakarta saja biar gampang, mudah dan irit pula, karena liburan tak perlu jauh-jauh khan?
Saya pun tertarik untuk mencoba menginap di sebuah hotel dekat Halim Perdanakusuma, sebuah bandara sekaligus  markas Komando Operasi Angkatan Udara di Jakarta Timur.
Lokasinya strategis tak jauh dari jalan bebas hambatan di kawasan Cawang, memudahkan saya untuk mengakses hotel bintang 5 Jakarta Timur  yang konon manajemennya di bawah hotel chain terbesar dunia, Best Western International.
Hmmm, poin ini nih yang juga menarik perhatian saya. Saya makin penasaran bagaimana rasanya berleha-leha di hotel internasional. Ah, daku makin tak sabar. Kalau begitu, yuk lah, langsung saja tengok masuk ke kamar saya di lantai 12 nomor 1215.
![Kamar saya terletak di Lt. 12. Pada ketinggian ini saya dapat menikmati pemandangan tol dalam kota yang menawan di malam hari (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth3-5d134c680d82300ad347c104.jpg?t=o&v=770)
Setelah kartu akses saya sandarkan di kotak kartu, lampu pun menyala dengan warna yang hangat. Tak menyolok, tak bikin sakit mata. Suasana pencahayaan kamar seperti ini rasanya cocok dengan pribadi saya yang plegmatis melankolis.
![Saatnya membuka akses dan mulai bereksplorasi memaksimalkan liburan ala dalam kota di Best Western Premier The Hive (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth7-5d134e6b097f366bdd06bb12.jpg?t=o&v=770)
![Suasana temaram yang menenangkan untuk beristirahat. Kalau suasan sendu begini, saya paling suka memutar instrumen lofi hip hop yang menggiring saya untuk tidur pulas (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth1-5d134ca90d8230075107fdd2.jpg?t=o&v=770)
Saya tak menyangka akan disambut dengan keunikan seperti ini. Biasanya seni handuk yang dibentuk seperti angsa sering saya jumpai di foto instagram atau story kawan-kawan saya di sebuah hotel saat mereka berbulan madu. Saya menduga, biasanya service semacam ini adalah service by order. Sebelumnya saya tak pernah dapat service seperti ini.
Sedangkan di Best Western untuk deluxe room double bed, seni handuk berbentuk hewan sudah menjadi SOP layanan servis bagi setiap tamu. Wah, saya jadi merasa istimewa hanya lewat sentuhan personal sederhana ini.
Anjing ini pun saya pindahkan ke meja saja, biar tak rusak. Hahahaha....
![Sofa berwana coklat muda ini nyaman sekali, apalagi di sisinya terdapat standing lamp dengan cahaya yang hangat. Di balik ini ada tirai yang dapat dibuka untuk menikmati luar jedela yang menghadap kolam dan jalan bebas hambatan yang indah di malam hari (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth4-5d134d0a0d823075660875a2.jpg?t=o&v=770)
Oh ya, liburan kali ini saya sengaja membawa "Peter", gitar seorang kawan yang saya pinjam untuk menemani menikmati private room ini. Â Liburan dalam kota seperti ini memang saya persiapkan betul-betul agar dapat menikmatinya secara utuh dan nikmat versi saya. Termasuk membawa gitar ini.
![Salah satu yang menarik di sini adalah disediakan dua kitab suci, yaitu Al Qur'an dan Alkitab yang diletakkan di laci samping tempat tidur (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth-8-5d134faa097f3675270d98a4.jpg?t=o&v=770)
Menyenagkan khan?
Ah, liburan seperti ini efektif juga mereduksi letih yang tertimbun selama berbulan-bulan. Dan Best Western Premier The Hive berhasil memfasilitasi kebutuhan akan hal simple namun berarti.
Selain suasana dan fasilitas room service, saya pun menikmati kesempatan free breakfast kesokan harinya. Kali ini pun saya ingin betul-betul mencicipi apa yang menggoda saya.
![Pilihan pertama sebagai pembuka: buah potong, dish stew, dan american breakfast. Soal rasa? Jangan ditanya, nikmatnya hakiki. Namun pastikan saat sarapan di hotel, kita mengambil menu secukupnya sesuai kebutuhan, bukan sekadar keinginan agar tak mubazir (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth5-5d134d98097f3663e36c8e42.jpg?t=o&v=770)
Di sini saya belajar menikmatinya perlahan-lahan. Setiap kudapan yang akan saya nikmati, saya pertimbangkan dahulu nilai manfaat, rasa dan cerita di balik makanannya.
![Menu buffet selau menggugah selera. Apakah kamu punya pendapat yang sama? (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth2-5d134df30d8230383e565a72.jpg?t=o&v=770)
Saya mengambil scrambled egg yang telah dikombinasi dengan keju, ham, Bombay dan paprika. Lalu saya sandingkan dengan sesendok red bean yang rasanya gurih asam manis, beberapa butir baby potato, dan ham. Untuk menyegarkan tenggorokan saya cukup mengambil jus apel dan air mineral.
Rasanya? Jangan ditanya. Enakkkk.
Oh ya, ruang di perut saya masih cukup longgar. Saya pun tertarik dengan sesuatu yang tak banyak dilirik orang, yaitu fish stew, ikan dan sayur yang dikukus dengan bahan-bahan minimalis.
Wah, di hidangan ini saya bisa menikmati rasa ikan yang terasa segar dan lembut. Rasa jahenya yang tak menyolok memberi kesan segar dan sedikit aroma pedas.
Sedangkan untuk makanan penutup, kali ini saya tertarik cicipi bread butter pudding. Teksturnya lembut dengan rasa yang tak terllau manis dengan sedikit aroma cinnamon yang menggugah.Â
Wah, lengkap sudah. Oh ya satu lagi, sebelum beranjak meninggalkan ruang makan, saya tergoda terakhir kalinya untuk mencoba soto betawi.
Awalnya agak under estimate sih, saya pikir bakal biasa saja tak senikmat soto abang-abang dengan rasa yang otentik.
Ternyata  saya salah. Kaldunya gurih banget, apalagi setelah saya tambahkan kecap manis, sambal dan limau. Karakter sotonya makin keluar. Kalau ke sini lagi, sudah pasti akan saya agendakan mencoba soto betawi ini. Anda harus mencobanya juga.
![Gedung Hotel best Western Premier The Hive Cawang khas dengan bentuk sarang lebah. Jika kita melintasi tol dalam kota di kawasan Cawang, dari kejauhan hotel ini sudah nampak dan mudah dikenali (Dokumen: Yakob Arfin)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/26/bwpth9-5d13500d097f363274102112.jpg?t=o&v=770)
Tapi bagi saya, tinggal di hotel dalam kota adalah salah satu pilihan jitu bagi orang seperti saya yang jarang berlibur di luar kota.
Anda tertarik berlibur dengan cara ini juga?
Best Western Premier The Hive - Jakarta
Alamat       : Jl. DI. Panjaitan Kav. 3-4, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13340
Reservasi     : (021) 29821888
Whatsapp    : 0811-8138-808
Website      : www.bwpremierthehive.com
Facebook     : BWPREMIERTheHive
Instagram    : @bwpthehive
Twitter      : @bwpthehive
Youtube     : youtube.com/c/bwpthehive
Blog         : https://infothehive.blogspot.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI