Ia pun menimpali, “Serius gue, lo mau sepatu ga, gue ada sepatu tapi ga muat. Sebenernya punya adek gue si, masih baru kok, cuma pas dicoba kagak muat dan ga kepake deh, eh, tiba-tiba gue inget lo, siapa tahu si Arfin muat” katanya meyakinkan saya.
”Yakin lo??” jawab saya melonjak girang. “Beneran Arfiiin,” jawabnya serius.
“Kalo gitu besok pas praktikum Agraria dibawa ya” begitu saya mewanti-wanti dia.
Sambil jalan menuju kostan, saya senyam-senyum sendiri, heran dan tak percaya, nyata atau tidak, dan bertanya-tanya “inikah jawaban doa-Mu Tuhan? Bila memang iya, aku tak pernah menduga Engkau melakukan dengan cara ini. Sama sekali tak pernah terlintas di pikiranku. Engkau memakai temanku untuk memberkatiku.”
Saya terheran-heran tak percaya, bahwa cara Tuhan sungguh unik dan kreatif. Bukan semata-mata karena saya akan memiliki sepatu baru, tetapi melihat cara-Nya yang ajaib dan unik, yang tak pernah terbayangkan dalam benak saya.
Melalui obrolan santai dengan-Nya yang tak dikemas dalam posisi berdoa yang lazim (berdiam diri di ruang sepi, tutup mata lipat tangan).
Sejak itu saya semakin yakin bahwa Tuhan itu maha mendengar. Bahkan lewat ungkapan-ungkapan yang sederhana sekalipun. Tanpa batas ruang, waktu dan liturgi.
Ia melihat hati. Dan Ia lebih jauh melihat apa yang saya perlukan, bahkan sebelum saya menyatakan harap dan kebutuhan.
Thanks God.
---
Ilustrasi - sketsasore.wordpress.com