Mungkin beberapa dari kita seringkali bercengkrama dengan apa yang selama ini kita sebut sebagai "Meme" atau kita yang sering kita temui berupa gambar, video, atau sekedar tulisan yang biasanya berorientasikan selera humor.  Tapi bagaimana jadinya jika Meme dielaborasi dengan gerakan sosial ? Kita yang selama ini mengindentikan  gerakan sosial dengan sebuah kerumunan masa atau kelompok masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi.  Mungkin terlihat  sedikit aneh dimata para generasi diatas generasi milenial. Akan tetapi meme yang tadinya sekedar berorientasikan humor perlahan menjadi sebuah media dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Meme yang sebelumnya juga terlihat bersifat  menyuarakan individu seakan menjadi simbolik kelompok masa atas pemahaman bersama mengenai meme tersebut. Walaupun mungkin Interpretasi mereka yang merasa terwakili meme tersebut berbeda-beda. Akhir-akhir ini kita sering menjumpai meme sebagai suatu reaksi atas kejadian yang ada di sekitar kita mulai dari reaksi atas lingkup yang kecil hingga reaksi atas lingkup yang besar seperti skala nasional.
Gerakan Sosial dalam Perubahan Politik Nasional.
Dewasa ini gerakan sosial atau Social movement tidak hanya dipelopori dan dilakukan di dunia nyata. Akan tetapi dengan adanya teknologi yang terus berkembang sehingga melahirkan dunia maya . Sebagai anak yang lahir atas kemajuan modernisasi. kini manusia seakan tak ada lagi yang membatasi ruang dan waktu. Tak heran jika teknologi dikatakan sebagai bentuk perpanjangan indra. Jika Kendaraan adalah bentuk perpanjangan indra dari kaki , dan mikroskop dan teleskop merupakan perpanjangan Indra dari mata maka media sosial dapat dikatakan sebagai perpanjangan indra atas eksistensi kita dan akun kitalah yang merepresentasikan diri kita. Sehingga membentuk "model" baru dalam wacana gerakan sosial dan membentuk beragam cara baru dalam menyampaikan aspirasi salah satunya ialah meme. Bayangkan jika awalnya sebuah gambar berformat empat panel beroientasikan candaan dimedia sosial kemudian beranjak menjadi sebuah komentar atau representasi pikiran yang serius mengenai dinamika politik nasional sehingga meberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan politik nasional. Sepanjang perjalanan pergolakan politik di Indonesia pada tahun 2019 seakan menjadi panggung utama dan panggung utama bagi "meme" sebagai media aspirasi serta bentuk gerakan sosial baru dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Â Sebagaimana yang dikatakan oleh Benjamin Burroughs, seorang guru besar kajian media di Universitas Nevada, Las Vegas, kepada salah satu media masa di internet yaitu VICE. "Meme sudah bisa menjadi sarana berjuang dalam melawan ketidakadilan," mungkin itulah yang merepresentasikan meme pada 2019 lalu.
Banyak sekali gerakan sosial yang di pelopori oleh meme sebagai bentuk kritikan dan sarana perjuangan digital. Mulai dari fenomena politik identitas antara cebong kampret yang mewarnai politik nasional di Indonesia. Dimana kala itu Indonesia seakan pecah menjadi dua kubu antara pendukung paslon  satu dengan paslon nomor dua. Hingga akhirnya muncul gerakan sosial Nurhadi Aldo dengan koalisi tranjal tronjol yang menggunakan meme sebagai upaya untuk pemersatu bangsa dan sebagai bentuk penyadaran kepada masyarakat akan kotor dan bobroknya dinamika perpolitikan di Indonesia. Seakan menjadi angin segar Nurhadi Aldo yang kala itu turut meramaikan dinamika perpolitikan di Indonesia dengan memenya langsung menjadi sorotan media. Dari sini kita dapat melihat betapa besarnya kekuatan meme dalam mempengaruhi massa dalam jumlah besar selain itu kemampuan meme yang dapat menyebar luas dengan cepat dan berevolusi serta bertransformasi dari bentuk satu kebentuk lainnya membuat meme menjadi tonggak utama dalam pergerakan sosial didalam media sosial sebagai wadahnya.
Bentuk Nasionalisme dan Kepedulian Terhadap Bangsa serta Negara.
Disisi lain meme yang bermutasi dari bentuk awalnya yang berorientasikan selera humor dan kini seakan meme menjadi media yang fleksibel dalam menyampaikan pesan tersirat. Hampir diseluruh bagian didunia ini masyarakat yang akrab dengan media sosial menyuarakan aspirasi,ide, gagasan, dan pemikirannya melalui meme. Menurut (Anwar Abugaza: 2013 ) dalam buku "Partisipasi Politik Virtual: Â Demokrasi Netizen di Indonesia" : Media sosial memiliki kelebihannya sendiri yang tidak dimiliki media mainstream lainnya dan tentuntya tidak dapat dibandingkan dengan media lainnya. Meme- Meme yang telah bermutasi menjadi sebuah aspirasi dan bentuk kritikan terhadap dinamika yang ada di Negara ini tidak bisa dimaknai hanya sebatas gurauan dan candaan semata mengingat perannya dalam menyampaikan aspirasi masyarakat muda sangatlah besar. Walaupun cara yang digunakan tidak lazim dan tidak seperti media keritik bangsa pada umumnya namun ini masih bisa dikatan sebagai bentuk nasionalisme dan kepedulian terhadap dinamika yang terjadi dinegara Indonesia terncinta kita. Maka seharusnya meme tersebut tidak dipandang sebelah mata, sejalan dengan pernyataan ini didukung pula oleh seorang dosen sosiologi di Graduate Center of the City University of New York. Â James M. Jasper yang dilansir dari media massa Vice : Media [seni protes] telah berubah, tapi tujuannya tetap sama: mengkritik penjahat, identifikasi korban, serta mengungkapkan kegusaran terhadap penjahat dan kasih sayang terhadap para korban ketidakadilan. Â Maka dapat dikatakan meme-meme yang orientasinya kritikan dan masukan terhadap Negara adalah wujud dari nasionalisme dan kepedulian anak muda era modern saat ini terhadap bangsa dan Negaranya.
Sebuah Gaya Baru dalam Memahami  Gerakan Sosial
Dalam memahami pendekatan-pendekatan meme sebagai upaya gerakan sosial menurut ( Dimpos Manalu: 2007) dalam artikelnya yang berjudul "Gerakan Sosial dan Perubahan Kebijakan Publik" secara implisit menyatakan meme sebagai sebuah pendekatan baru sebagai gerakan sosial. Menurutnya : Dalam khasanah pergerakan sosial secara garis besar terdapat empat perspektif dan pendekatan dalam memahami suatu gerakan sosial, yaitu prilaku perspektif prilaku kolektif, mobilisasi sumber daya, proses politik, dan gerakan sosial baru. Keempatnya dapat ditemukan dalam fenomena meme jika ditelusuri lebih dalam terhadap orientasi mengapa meme itu dibuat dan untuk siapa. Gerakan sosial erat kaitannya dengan protes sangat erat dan cenderung tak dapat dipisahkan. Dahulu orang berprotes ria menggunakan poster, opini dalam koran, pidato dalam radio, dan aksi massa yang diliput media televisi. Kini meme hadir sebagai media perlawanan yang fleksibel dalam mengkritisi rezim, ketidakadilan, dan kejahatan. Sasaran dari meme yang dilancarkan para aktivis meme didunia maya pun tak jauh berbeda dengan  aktivis yang ada pada dunia nyata, yaitu para penjahat yang mengeksploitasi kesadaran masyarakat.
Sumber :
Andriadi, Fayakhun.2017. Partisipasi Politik Virtual; Demokrasi di Indonesia. Jakarta;RMBooks.
Brodie, Richard. 2014. Virus Akal Budi: Ilmu Pengetahuan Baru Tentang Meme. Jakarta:KPG.
Manalu Dimpos. 2007. " Gerakan Sosial dan Perubahan Kebijakan Publik: Kasus Perlawanan Batak vs PT. Inti Indorayon Utama, di Porsea, Sumatera Utara. Populasi, 18(1): 27-50
Mulawarmanldila Dyas Nurfitri. 2017. "Perilaku Pengguna Media Sosial Beserta Implikasinya Ditinjau Dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan." Buletin Psikologi 25(1): 36--44.