Mohon tunggu...
Jacky Amir
Jacky Amir Mohon Tunggu... -

Belajar dan Mengambil Peran

Selanjutnya

Tutup

Money

Gerakan Bersama Menuju Ketahanan Pangan

8 Januari 2014   08:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini ketahanan pangan telah menjadi salahsatu isu penting yang menjadi pembahasan pada tingkat Nasional maupun Internasional.bagaimana tidak, selain faktor pendidikan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualiatas pangan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan eksistensi manusia dari segi kualitasnya.Negara yang dihuni oleh masyarakat yang unggul secara kuantitasnamun tertinggal secara kualitas hanya akan menjadi Negara yang siap untuk hidup diujung telunjuk Negara lain yang unggul dari segi kualitas masyarakatnya walaupun secara kuantitas mereka kalah.Inilah keyakinan saya selama ini terlepas dari ada atau tidak teori gizi, ekonomi atau ketahanan nasional yang sudah membuktikanbenar atau tidaknya keyakinan saya ini.

Jika membahas mengenai ketahanan pangan tentu saja pikiran kita tidak akan terlepas dari aktifitas yang berperan penting dalam ketersediaan pangan yaitu bertani. Kita sering mempersepsikan bahwa bertani adalah pekerjaan petani dan hanya urusan petani.Persepsi kita yang menyatakan bahwa bertani adalah pekerjaan petani bukan persepsi yang salah. Tapi, salah besar jika kita menganggap bahwa bertani hanyalah urusan petani.Dalam pandangan saya bertani merupakan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan primernya yaitu tersedianya pangan yang cukup untuk menunjang kehidupannya.Dengan demikian, sudah seharusnya kita menempatkan kegiatan bertani sebagai sebuah rutinitas dalam kehidupan kita karena sangat berkaitan erat dengan kebutuhan kita yaitu pangan.Tidak seharusnya kegiatan bertani hanya disematkan pada petani yang menjadikan kegiatan bertani sebagai sebuah profesi.


Pandangan kita mengenai kegiatan bertanisudah seharusnya disamakan dengan pandangan kita mengenai kegiatan olah raga.Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
Dwi Rezki Hardianto, pengertian olahraga secara umum adalah Suatu aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari luar maupun dari dalam atau lebih dikenal dengan nama sehat jasmani dan rohani.Berdasarkan definisi tersebut kita tentunya sepakat bahwa olahraga adalah kebutuhan. Karena olahraga berhubungan erat dengan kebutuhan primer kita yaitu kesehatan.Itulah sebabnya kita sering meluangkan waktu kita dalam sehari sekali atau seminggu sekali secara disiplin untuk melakukan olahraga.Olah raga menjadi kebutuhan karena mengasilkan tubuh yang sehat yang juga menjadi kebutuhan kita.

Ketahanan pangan dalam negeri akan mudah untuk kita capai berawal dari sebuah kesadaran bahwa bertani adalah kebutuhan.

Dari pandangan tersebut tentu saja akan memunculkan beberapa pertanyaan bagi kita yang selama ini tidak berprofesi sebagai petani, diantaranya :

1.Dimana saya bisa bercocok tanam sedangkan saya tidak punya lahan yang luas ?

Untuk bercocok tanam tidak membutuhkan lahan yang luas.Saat ini telah banyak dikembangan mengenai pemanfaatan pekarangan rumah untuk bercocok tanam.Selama ini kita sering menyianyiakan pekarangan kita untuk hanya ditanami berbagai jenis bunga dengan alasan keindahan.Padahal pada saat yang sama kita juga menyadari bahwa keindahan tidak selamnya membutuhkan bunga.Keindahan itu lahir dari sebuah kombinasi beberapa komponen yang sesuai dengan penataan yang terencana.Artinya, dengan bercocok tanam kita juga dapat menghasilkan keindahan.

2.Jenis tanaman apa yang cocok untuk saya budidayakan ?

Tanaman yang paling cocok untuk dikembangkan pada pekarangan rumah adalah jenis sayur-sayuran karena selain mengandung beragam gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia jenis sayur-sayuran yang tersedia di alam juga memiliki beragam bentuk dan warna sehingga nilai estetika dalam bercocok tanam dipekarangan dapat kita pertahankan.

3.Tidakkah merugikan petani jika saya mulai bercocok tanam ?

Munculnya pertanyaan seperti ini karena gerakan ini terkesan mengurangi peluang petani untuk memperoleh keuntungan dari usaha bertani sayur-sayuran sehingga akan berpengaruh langsung pada kesejahteraan petani.Dalammasalah ini sudah seharusnya semua pihak mulai dari masyarakat umum, petani, akademisi, dan pemerintah dapat menyikapinya secara bijak.

Pertama, kita harus menyadari dan meyakini bahwa gerakan bercocok tanam pada pekarangan rumah tangga adalah sebuah kemajuan dalam upaya mencapai ketahanan pangan.

Kedua, meyakini bahwa tidak ada satu alasan apapun yang dapat membenarkan kita dalam mengahambat kemajuan yang telah dan/atau akan kita capai.

Ketiga,setiap gerakan yang berorientasi pada kemajuan tersebut harus didukung secara penuh oleh semua pihak.

Keempat, semua lapisan masyarakat terutama akademisi dan pemerintah memiliki tanggungjawab dalam memikirkan kesejahteraan petani.

Berdasarkan keempat sikap diatas maka yang perlu dilakukan oleh akademisi dan pemerintah jika gerakan ini berhasil dilakukan adalah membantu petani dalam menentukan jenis tanaman baru yang dapat mereka usahakan disertai dengan pendidikan dan pelatihan yang tepat sesuai dengan amanat UU perlindungan petani no 19 tahun 2013 pasal 42 mengenai pendidikan dan pelatihan, pasal 95, pasal 96, pasal 97, dan pasal 98 mengenai peran serta masyarakat.

Program pencapaian ketahanan pangan harus di lahirkan oleh Pemerintah. Tapi, gerakan pencapaian ketahanan pangan harus lahir dari semua pihak

Ketahanan pangan adalah masalah bangsa dandalam menyikapi masalah bangsa sudah saatnya kita belajar dari pejuang-pejuang kemerdekaan….ingatlah, untuk meraih kemerdekaan rakyat pada saat itu tidak hanya berharap pada pemimpin dan tentara nasional…karena mereka menyadari bahwa masalah bangsa adalah masalah bersama sehingga harus diselesaikan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan masing-masing.Berperanlah, sekecil apapun peran kita akan berpengaruh besar pada kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun