Mohon tunggu...
Jack Umbu Warata
Jack Umbu Warata Mohon Tunggu... -

Lahir di Sumba, desa Marokota, NTT Saat ini tinggal dan bekerja Bonn, di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kain Tenun Ikat Sumba Timur, Curi Perhatian Anak-anak Jerman

20 Januari 2016   02:31 Diperbarui: 20 Januari 2016   18:33 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pulau Sumba

Pulau Sumba terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (Luasnya:10.710 km²). Pulau ini selain sangat terkenal dengan Batu Kubur Megalitik, juga sangat terkenal dengan tenun ikatnya: Tenun Ikat Sumba Timur. Pulau Sumba secara administratif terdiri dari empat kabupaten: Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.

Kebanyakan perempuan di Sumba Timur bertalenta sebagai pembuat (penenun) kain tenun ikat. Keahlian ini diwariskan secara turun temurun melalui pendidikan praktis dalam keluarga atau sekarang ini melalui kelompok-kelompok tenun ikat. Untuk menghasilkan kain ikat yang bermutu, para wanita Sumba Timur dituntut memiliki daya imajinasi dan daya ingat yang baik. Bentuk-bentuk kain ikat, polanya tidak tercatat dalam buku melainkan tersimpat dalam ingatan mereka saja.

Proses pembuatan sehelai kain memerlukan waktu yang lama: antara dua sampai enam bulan, dengan waktu kerja sekitar empat jam setiap hari. Untuk kain berkualitas bagus indah dipandang mata, menelan waktu bertahun-tahun. Dengan proses kualitas seperti ini, tidaklah heran harga kain Sumba Timur dijual dengan sangat mahal.

 

Parang dan Kain Sumba Timur

Anak-anak CoJoBo, Jerman

Sejak 40 tahun yang lalu, sebuah SMA di Jerman (Collegium Josephinum Bonn, disingkat CoJoBo) telah menjalin kerjasama dengan SMA Anda Luri dan Asrama  Pada Dita di Waingapu, Sumba Timur, NTT. Sekarang, lebih dari seribu siswa mengenyam pendidikan di sekolah ini. Meskipun telah lama menjalin kerja sama, para siswanya baru  dua kali secara resmi mengunjungi sekolah dan asrama Partner mereka di Sumba: tahun 2013 dan 2015.

Selain menikmati alam dan pantai yang indah, mereka juga sangat terkesan dengan budaya setempat, keramahan penduduk setempat dan sangat terkesan dengan pembuatan kain tenun Ikat di Sumba Timur. Meskipun hanya 8 hari berpetualang, mereka mengalami banyak pengalaman baru. Setelah kembali ke Jerman, mereka dengan mengagumkan mempresentasikan di hadapan  seluruh siswa dan para guru tentang kunjungan mereka. Tentu saja, banyak murid lain yang belum pernah ke Sumba, sangat penasaran dan berniat mengunjungi pulau ini: untuk melihat alam yang indah dan budaya yang mengesankan!

Dua Siswa CoJoBo berbalut Kain dan Parang Sumba

Kenangan baik ini mereka perlihatkan pada pameran dan Basar Natal sekolah, akhir 2015 yang lalu. Di sekolah ini, setiap akhir tahun diadakan Basar Natal. Hasilnya, semuanya disumbangkan untuk sekolah dan asrama Partner di Sumba. Dengan penuh percaya diri mereka mengenakan kain Sumba Timur dan menjelaskan cara pembuatannya. Memang di Jerman kita dapat temukan beberapa Museum tempat kain Sumba Timur berada. Di museum terkenal milik para biarawan SVD di Sankt Augustin, kita bisa saksikan aneka ragam benda dan kain dari seluruh dunia. Yang menarik, kain Sumba Timur yang indah dan mempesona juga berada di Museum ini. Patut diacungi jempol mungkin juga orang Sumba boleh berbangga karena Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi Lembaga Negara tanggal pada 19 Januari 2016 yang lalu juga dengan elegan menggunakan  kemeja lengan panjang yang terbuat dari kain Pahikung Sumba Timur. Tentu sebagai anak bangsa, kita yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, berhutang budi pada nenek moyang kita: untuk merawat dan mewariskan kearifan lokal dan budaya kita yang hebat dan mengagumkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun