Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena SMI: ‘Sopir dan Kendaraan Baru’ Menuju 2014

5 Agustus 2011   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Mantan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati (Foto:DHONI SETIAWAN/KOMPAS)"][/caption]

Berita-berita seputar pendaftaran Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) hingga hari ini masih menghiasi ruang publik pembaca. Harian Kompas hari ini (5/8/2011) misalnya, menampilkan judul ‘SRI Mau Ikuti Jejak Demokrat’ di halaman headline. Tampaknya, media melihat Partai SRI layak ‘dijual’, karena memiliki kedekatan dengan publik.

Mantan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati (SMI) yang diusung Partai SRI menjadi capres pada Pemilu 2014 mendatang, menjadi isu yang ‘seksi’, karena diwarnai pro dan kontra masyarakat.

Entah apa yang dilakukan SMI yang kini Managing Director Bank Dunia. Kabar dari kompas.com menyebutkan, SMI mengaku tengah sibuk luar biasa terkait dengan awal tahun anggaran di kantor pusat Bank Dunia, Washington DC, Amerika Serikat. Bisa jadi SMI tengah sibuk mencari strategi untuk melunasi utang AS yang kini mencapai 14,3 triliun dollar AS, menyusul krisis Global terbaru.

Begini jawaban SMI, "Terima kasih atas kiriman pertanyaannya. Saat ini saya sedang dalam kesibukan luar biasa di kantor sehubungan dengan awal tahun anggaran di sini. Mohon maaf belum bisa memberikan komentar atau jawabannya," tulis Sri Mulyani saat dikirimi e-mail.

Di tulisan sebelumnya berjudul Fenomena SMI: SMI is on the Move, saya menyoroti sepak-terjang SMI yang tiba-tiba meroket menjadi bintang idola dalam beberapa hari terakhir. Itulah cermin media massa yang ‘menggembor-gemborkan’ SMI, setelah Partai SRI mendaftar sebagai partai politik (parpol) baru.

Saya punya mengalaman dalam mendirikan parpol, menjelang bertarung di Pemilu 2009 lalu. Saat itu cukup sulit mencuri perhatian pers.Apalagi banyak parpol yang juga mendaftar ke Depkum HAM, meski tak mendaftar di hari yang sama.

Beda dengan Partai SRI. Bak tanpa dikomando, puluhan jurnalis langsung menyambut pengurus Partai SRI sebagai bahan berita dan sumber bidikan kamera. Jadi, memang harus diakui, bahwa figur SMI yang diusung oleh Partai SRI, merupakan daya tarik istimewa, setidaknya berdasarkan prinsip-prinsip jurnalistik.

Hingga kini belum ada survei resmi tentang penokohan figur yang akan berlaga di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Meski terlihat terlalu dini, tapi setidaknya, survei secara ilmiah perlu dilakukan, untuk mengetahui popularitas tokoh menjelang pentas politik. Public figure sangat menentukan penerapan strategi politik dan kekuatan basis massa, menjelang Pilpres.

Beberapa jam setelah Partai SRI mendaftarkan diri ke Depkum HAM, saya menerima forward pesan humor di blackberry masanger (BBM). Isinya adalah, ‘NEGERI FANS CLUB: SBY-fans clubnya Demokrat, Mega-fans clubnya PDIP, Ical-fans clubnya Golkar, Prabowo-fans clubnya Gerindra, Wiranto-fans clubnya Hanura, dan kini SMI-fans clubnya SRI’.

Bisa jadi, tokoh-tokoh di atas masih memancarkan sinar pada Pilpres mendatang. Kecuali Pak Beye, mungkin akan nada tokoh yang ‘dijual’ dalam waktu dekat. Siapa dia? Saya pura-pura tidak tahu. Hehehe..

Nah, masalah utama yang akan dihadapi oleh SMI adalah kekuatan Partai SRI. Saat ini, parpol baru yang mendaftar sudah mencapai 14, dan belum termasuk parpol lama yang lolos parliamentary threshold (PT). Jadi, persaingan akan semakin ketat dan kompetitor yang hampir sama kuat.

Parpol juga harus memiliki kelengkapan persyaratan, yakni memiliki kepengurusan di 33 provinsi, kepengurusan 75 persen di kabupaten/ kota setiap provinsi dan kepengurusan 50 persen di kecamatan setiap kabupaten/kota.

Tampaknya, pengurus Partai SRI harus bekerja ekstra. Karena, jika hingga 22 Agustus 2011 mendatang belum juga mampu memiliki kelengkapan pengurus, maka otomatis Partai SRI tak bisa mendaftar di Komisi Pemilihan Umum.

Dalam pengalaman saya menjelang pendaftaran ke Depkum HAM, dibutuhkan koordinasi yang instens agar dapat memenuhi persyaratan tersebut. Saya harus menginap di kantor sekretariat partai, karena begitu sulitnya melakukan persiapan tersebut. Mudah-mudahan Partai SRI mampu mengatasi ‘kendala teknis’ ini. Jika tak lolos? Tentu, ‘Masih ada jalan menuju Roma’.

Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun