Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin tiba-tiba bersedia diwawancarai secara live oleh stasiun televisi. Berbeda dengan media massa lain, Nazaruddin menjawab pertanyaan wartawan lewat BlackBerry Masanger (BBM).
Polisi pun sempat didesak melacak lokasi keberadaan Nazaruddin di Singapura untuk segera ditangkap dan dibawa ke Jakarta. Aparat penegak hukum tampaknya merespon positif, tapi belum ada kabar.
Kini, social media dihebohkan dengan beredarnya rekaman tayangan wawancara tersebut di situs www.youtube.com. Malam itu, Nazaruddin diwawancarai oleh TV One dan Metro TV. Yang menarik adalah rekaman di Metro TV, yang di dalamnya terdengar suara samar-samar jingle Sari Roti.
Tentunya, banyak orang bertanya-tanya, apakah ada pedagang gerobak Sari Roti di Singapura? Saya rasa tidak. Sari Roti sepertinya masih eksis di kota-kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta. Umumnya, pegawai Sari Roti yang menjajakan dagangannya menggunakan pengeras suara berisi jingle khas Sari Roti. Jinggel ini juga biasa diperdengarkan oleh pedagang es krim, produk susu ataupun makanan ringan lainnya. Yang jelas, para pedagang ini memang rutin berkeliling komplek perumahan, teruatama di saat pagi hingga menjelang malam.
Saya setuju, pihak kepolisian harus menyelidiki ‘suara’ Sari Roti ini. Caranya, adalah bekerja-sama dengan pihak Metro TV dan TV One, yang berhasil melakukan wawancara secara live. Artinya, komunikasi yang dilakukan secara sambungan telpon, lebih mudah dilacak, daripada melacak sinyal BBM Nazaruddin yang diterima sejumlah wartawan.
Meski belum dipastikan apakah ini rekaman yang diunggah itu asli atau telah dimodifikasi, setidaknya ini adalah titik awal kerja kepolisian mengejar Nazaruddin. Buat apa susah-susah melacaknya hingga ke luar negeri, jika ternyata yang bersangkutan ada di Tanah Air?
Tentunya, aparat penegak hukum tak akan kesulitan melacaknya jika memang Nazaruddin berada di Indonesia. Melalui kerja sama dengan provider telekomunikasi, sinyal terakhir yang berhasil ditangkap lewat sambungan telepon Mtro TV dan TV One akan dapat menentukan lokasi Nazaruddin. Minimal, aparat harus menghentikan polemik keberadaan Nazaruddin di Singapura.
Jika memang di Singapura, ya katakanlah di Singapura! Jika memang masih ada di Indonesia, maka katakanlah sebenarnya. Dan, jika berada di Jakarta, ya cepat bertindak, segera tangkap yang bersangkutan untuk memulai proses hukum seadil-adilnya.
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H