[caption id="" align="aligncenter" width="462" caption="KONSER TERBESAR: Sebanyak 42 ribu anak muda memadati lapangan Koni Sario Manado, menyaksikan konser Sidney Mohede. Tampak para penonton mengacung-acungkan cahaya ponsel. (Foto: Manado Post)"][/caption]
SAYA masih belum bisa melupakan kenangan terindah di kota Manado, Jumat 15 April 2011. Sebanyak 42 ribu warga berkumpul di Lapangan KONI Sario Manado, untuk menyaksikan konser rohani Sidney Mohede.
Konser ini menjadi ivent akbar dan luar biasa. Bisa jadi, konser rohani ini menjadi yang termegah sepanjang sejarah di Indonesia, karena dihadiri penonton yang melebihi 42 ribu orang. Mungkin, inilah jumlah penonton konser terbanyak di Indonesia.
Sebenarnya, kegiatan ini adalah pemandangan biasa di Manado dalam setiap acara kebaktian Kristen. Apalagi, mayoritas penduduk Manado dan sekitarnya merupakan penganut Kristen, jadi acara ini bisa dibilang hal biasa. Berbeda dengan sejumlah daerah lain di Indonesia, masih cukup sulit mendapatkan izin menggelar kegiatan keagamaan Kristen.
Setidaknya, 42 ribu penonton yang umumnya berusia muda, tampak memenuhi lapangan KONI Sario untuk menyaksikan penampilan Sidney Mohede bersama tim dari Jakarta. Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang yang membuka acara ini pun mengatakan, bahwa kegiatan konser rohani seperti ini sebagai ekspresi dan aplikasi iman. "Momen ini merupakan saksi penting," katanya.
Memang saya harus mengakui, situasi kerukunan antar-umat beragama di Manado termasuk kota yang harmonis dan toleran. Jika ada gejolak kecil di antara umat beragama, hal itu dapat diselesaikan dengan cepat dan bijak. ”Torang samua basudara”, yang artinya ‘Kita semua bersaudara’. Begitulah filosofi yang popular di daerah ini.
Sidney Mohede yang mengawali konsernya dengan lagu yang berjudul ‘Tiba Saatnya’, memuji semua penonton dengan dialek Manado. "Adoo eh Manado dang.. Manado memuji Tuhan langit terbuka semua," kata Sydney di atas panggung.
Sepertinya, Sydney kagum melihat penonton dengan jumlah puluhan ribu orang. Ia pun sempat member aba-aba aga lampu dipadamkan sejenak, dan meminta para penonton memasang cahaya dari ponsel masing-masing.
Kontan, tampak cahaya ponsel dari puluhan ribu penonton, saat Sidney membawakan lagu ‘Shine Like Star’. Segala macam ponsel pun diacung-acungkan, dan penonton tak khawatir ada pencopet di tempat itu. Jika melihat dari atas panggung, para penonton bagaikan bintang yang menerangi lokasi konser.
Konser rohani ini akhirnya ditutup dengan doa dan penyerahan piagam penghargaan rekor MURI sebagai kategori penonton terbanyak. Saya berharap, konser rohani ini bisa menjadi momen luar biasa, sekaligus sumber inspirasi untuk pergerakan rohani di Sulut dan daerah lainnya.
Salam Kompasiana!
[caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="42 ribu umat Kristen tampak berdoa khusyuk untuk masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. (Foto Peggy Adeline Mekel)"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="648" caption="Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang membuka konser rohani di Lapangan Sario Manado (Foto: Peggy Adeline Mekel)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Sydney Mohede menggelorakan 42 ribu penonton (Foto: Peggy Adeline Mekel)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="Saya (nomor 5 dari kiri) mengangkat piagam dari MURI usai pencatatan rekor penonton terbanyak di Indonesia. (Foto: Peggy Adeline Mekel)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H