Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuda, Nasibmu Kini

14 Oktober 2010   08:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KUDA adalah salah satu alat transportasi yang digunakan manusia sejak lama. Entah kapan mulai digunakan, yang jelas peran kuda sangat menentukan di saat masa peperangan. Kuda menjadi sahabat dan mengabdi pada manusia, meski pada akhirnya mati sia-sia bersama sang joki.

Untuk mengabadikan sejarah, kerajaan Romawi membangun patung kuda sebagai simbol kejayaan pasukan praetorian merebut daerah koloni. Kuda pun tampil gagah perkasa di saat perang, tapi bisa juga tampil anggun dengan kereta penumpang.

Lantas, kemana kuda-kuda itu saat ini?

Kini, zaman telah berubah mengikuti perkembangan teknologi. Alat dan sarana transportasi publik sudah menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Kuda dan kereta penumpangnya yang dulu digunakan sebagai alat transportasi antar daerah, sudah terganti dengan sepeda motor, mobil dan kereta api. Bahkan, perjalanan yang ditempuh berhari-hari dengan kuda, kini bisa ditempuh dengan hitungan jam dengan menggunakan pesawat.

Bisa jadi, komunitas mereka semakin sedikit. Akibat pertambahan jumlah penduduk dan perambahan hutan, populasi kuda liar di bumi ini makin berkurang.

Ternyata, masih ada kelompok masyarakat yang berusaha mempertahankan keberadaan kuda. Selain sebagai alat olah raga pacuan kuda, sejumlah orang kaya juga memelihara kuda demi gengsi atau hobi. Secara nilai ekonomis, kuda memang harganya mahal jika dibandingkan mobil yang kini memiliki pendingin AC dan suara musik tape. Ongkos perawatan kuda juga lumayan mahal jika dibandingkan service sepeda motor.

Di kampung halaman saya di Sulawesi Utara, sebagian warga masih menggunakan bendi atau andong sebagai sarana transportasi. Biasanya, warga menggunakan bendi untuk keperluan rumah tangga, seperti ke pasar tradisional atau mengunjungi sanak famili.

Walaupun jumlah kendaraan bermotor semakin bertambah, namun keberadaan bendi, tetap eksis. Di Manado misalnya, banyak bendi beroperasi di Pasar Bersehati Calaca dan Pasar Pinasungkulan Karombasan. Masyarakat masih membutuhkan angkutan bendi terutama untuk tujuan yang tidak dilewati angkutan kota.

Keberadaan bendi pernah dikeluhkan sejumlah pengguna jalan lantaran dianggap penyebab kemacetan lalu lintas. Tapi nyatanya, penyebab kemacetan adalah bertambah banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan kurang disiplinnya pengendara.

Bagi saya, yang terpenting adalah kebijakan pemerintah yang berpihak pada sistem transportasi publik. Meski hal itu bisa berakibat pada pengurangan fungsi kuda dalam sistem transportasi, tapi tentu kita berharap, kuda masih bisa menjadi andalan negeri ini di bidang olah raga.

Salam Kompasiana !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun