Mohon tunggu...
jaka nurseptiandi
jaka nurseptiandi Mohon Tunggu... -

Service to God Service to people

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maaf Ku Telah Membencimu

30 April 2012   05:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang lagi lagi telah ditanam dalam diriku adalah sebuah kebencian terhadap orang orang yang telah menjadikanku dan teman temanku menderita, terluka, terasingkan. Mereka merasakan hal yang seharusnya tidak mereka rasakan. Rasa sakit, hilangnya energi, hilangnya kepercayaan sampai mereka kehilangan harapan yang mereka impikan. Sebuah kejadian yang sangat menyedihkan hati, sakit hati ini ketika melihat mereka, pemfitnahan pengisuan pencemoohan yang bersifat turun menurun. Aku sangat menyayangkan mereka yang membenci orang orang seperti kita, mereka yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya terjadi mereka hanya diberi suntikan kebencian oleh bapak bapaknya.

Sebuah budaya yang sudah terjadi di negeri ini bahwa ketika bapaknya benci maka anaknya pun harus membenci. Apakah harus seperti ini kawan?

Jangan kau samakan kita dengan bapak bapak kita. Satu perbedaan yang pasti adalah kita dilahirkan pada zaman kita. Bukan zaman bapak bapak kita. Mari buka mata kita bahwa hidup ini bukanlah untuk sebuah perpecahan. Jika memang dulu gelas ini sempat pecah, sekarang mari kita bersama sama berusaha mengumpulkan pecahan pecahan ini menjadi gelas kembali. Walaupun memang bekas pecahan itu akan terus membekas dalam sebuah kesatuan. Inilah yang sebenarnya kita sebut perbedaan kawan. Produk alami alam ini semenjak dulu adalah perbedaan. harus bagaimana kita memandang perbedaan ini?

Justru dengan adanya perbedaan ini kita bisa saling melengkapi, kita bisa saling membuat dunia ini terlihat lebih indah. Karenanya mari kita cari dan kita satukan persamaan kita. Sungguh amat banyak sebenarnya persamaan yang kita miliki.

Persamaan yang berarti KAU dan AKU adalah SAMA. Karenanya pernah kah kau merasa jika kau menghina diriku sama saja kau menghina dirimu sendiri kawan. Mari kita berkaca kepada kaca kehidupan.

Kehidupan ini akan sangat indah jika kita selalu bersama. Mari berkreasilah dengan diri kita sendiri. Waktu ini, zaman ini dan keempatan ini adalah milik kita. Bukan milik bapak bapak kita. Salah benar, hitam putih merupakan pembelajaran bagi kita.

Benih kebencian ini telah tumbuh menjadi pohon kebencian namun aku selalu berusaha menjadikan BUAH kebencian ini terasa manis bagi mereka yang memakannya. Seraya dengan tumbuhnya pohon kebencian ini tumbuh pula dalam diriku benih motivasi yang seperti kubilang sebelumnya bahwa benih motivasi ini akan menjadikan BUAH dari pohon kebencian menjadi terasa manis bagi orang yang menikmatinya.

Ingat kawan berbanggalah kau yang dibenci dan diasingkan karena ku yakin apa yang kau bawa adalah sesuatu yang berbeda dari apa yang telah ada, sesuatu yang baru yang mereka belum banyak tahu,. Sehingga butuh waktu dan proses untukmu menjelaskannya. PASTI ! Suatu hari diam diam mereka akan mengikutimu, memujamu seraya berkata ” MAAF Ku Telah membenciMu”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun