Mohon tunggu...
JACKSEN JACKSEN
JACKSEN JACKSEN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki pemikiran yang kritis terhadap suatu permasalahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Laut Cina Selatan dan Dampaknya Bagi Kedaulatan Indonesia

31 Mei 2024   23:47 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut Cina Selatan adalah wilayah maritim yang sangat strategis dan kaya akan sumber daya alam. Selain menjadi jalur perdagangan utama, perairan ini juga menyimpan potensi besar dalam hal perikanan, minyak, dan gas bumi. Namun, klaim teritorial yang tumpang tindih antara beberapa negara di kawasan ini telah memicu ketegangan yang terus meningkat. Meskipun Indonesia tidak termasuk negara yang terlibat langsung dalam sengketa klaim teritorial di Laut Cina Selatan, wilayahnya yang terletak di sekitar Kepulauan Natuna sering kali menjadi titik panas akibat aktivitas pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Tulisan ini akan membahas secara mendalam ancaman yang dihadapi Indonesia di Laut Cina Selatan dan dampaknya terhadap kedaulatan nasional, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi ancaman tersebut.
Latar Belakang Konflik di Laut Cina Selatan
Laut Cina Selatan adalah pusat sengketa internasional yang melibatkan beberapa negara dengan klaim teritorial yang tumpang tindih. Negara-negara yang terlibat termasuk Tiongkok, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Tiongkok, dengan klaim "sembilan garis putus-putus" (nine-dash line), mengklaim hampir seluruh perairan Laut Cina Selatan, mencakup area yang juga diklaim oleh negara-negara lain. Klaim ini didasarkan pada peta historis yang tidak diakui oleh hukum internasional. Sebagai respons, negara-negara lain di kawasan ini memperkuat klaim mereka, termasuk dengan tindakan militer dan diplomasi internasional.
Posisi Geografis dan Strategis Indonesia
Indonesia, meskipun tidak terlibat langsung dalam sengketa teritorial di Laut Cina Selatan, memiliki kepentingan strategis yang signifikan di kawasan ini. Kepulauan Natuna, yang terletak di bagian selatan Laut Cina Selatan, adalah bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. ZEE Indonesia ini diakui secara internasional berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Perairan sekitar Natuna kaya akan sumber daya alam, terutama gas alam, yang merupakan aset ekonomi penting bagi Indonesia.

Ancaman yang Dihadapi Indonesia
1.Penangkapan Ikan Ilegal Aktivitas penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated fishing/IUU fishing) oleh kapal-kapal asing, terutama dari Tiongkok, merupakan ancaman utama bagi Indonesia. Kapal-kapal ini sering kali beroperasi di perairan sekitar Kepulauan Natuna, melanggar ZEE Indonesia. Aktivitas ini tidak hanya merusak ekosistem laut dan mengurangi stok ikan, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi nelayan lokal dan pendapatan negara dari sektor perikanan.
2.Peningkatan Militerisasi Kehadiran militer Tiongkok yang semakin meningkat di Laut Cina Selatan, termasuk patroli angkatan laut dan pembangunan pangkalan militer di pulau-pulau buatan, menimbulkan kekhawatiran serius bagi keamanan Indonesia. Militerisasi ini dapat meningkatkan risiko konflik bersenjata di wilayah tersebut dan mengancam keamanan regional. Selain itu, adanya kapal-kapal militer asing di dekat wilayah Indonesia juga menantang kedaulatan teritorial negara.
3.Diplomasi Paksaan Tiongkok sering menggunakan pendekatan diplomasi paksaan untuk menekan negara-negara yang menolak klaim mereka di Laut Cina Selatan. Indonesia, meskipun tidak terlibat dalam sengketa klaim, tetap berada di bawah tekanan diplomatik untuk tidak menentang tindakan Tiongkok secara terbuka. Hal ini dapat membatasi kemampuan Indonesia untuk mengambil tindakan tegas dalam mempertahankan kedaulatannya.
Dampak terhadap Kedaulatan Indonesia
1.Ekonomi Penangkapan ikan ilegal dan gangguan terhadap kegiatan eksplorasi minyak dan gas di perairan sekitar Natuna berdampak negatif pada ekonomi lokal dan nasional. Pendapatan dari sektor perikanan dan energi, yang merupakan bagian penting dari ekonomi Indonesia, berkurang secara signifikan akibat aktivitas ilegal ini. Selain itu, ketidakstabilan di kawasan tersebut dapat mengurangi minat investor asing untuk berinvestasi di sektor energi Indonesia.
2.Keamanan Nasional Kehadiran militer asing yang semakin meningkat di Laut Cina Selatan menuntut Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanannya. Ini memerlukan anggaran yang besar dan perhatian strategis untuk menjaga kedaulatan teritorial. Peningkatan kapasitas militer juga penting untuk menghalau ancaman dari aktivitas militer asing di wilayah perairan Indonesia.
3.Politik dan Diplomasi Ketegangan di Laut Cina Selatan menempatkan Indonesia dalam posisi sulit dalam diplomasi internasional. Indonesia harus menavigasi hubungan dengan Tiongkok sambil mempertahankan hubungan baik dengan negara-negara ASEAN dan mitra internasional lainnya. Indonesia juga harus aktif dalam forum-forum internasional untuk mempromosikan penyelesaian damai atas sengketa di Laut Cina Selatan.
Upaya Mengatasi Ancaman
1.Peningkatan Kapasitas Pertahanan Indonesia telah meningkatkan patroli angkatan laut di perairan Natuna dan memperkuat pos-pos militer di kawasan tersebut. Kapal-kapal patroli dan pesawat pengintai dikerahkan untuk memantau aktivitas ilegal dan memastikan kedaulatan teritorial terjaga. Selain itu, Indonesia juga meningkatkan kerjasama militer dengan negara-negara lain untuk memperkuat kemampuan pertahanan maritim.
2.Diplomasi Aktif Indonesia terus memainkan peran aktif dalam forum regional seperti ASEAN untuk mendorong penyelesaian damai atas sengketa di Laut Cina Selatan. Indonesia juga berpartisipasi dalam negosiasi Kode Etik (Code of Conduct) di Laut Cina Selatan antara ASEAN dan Tiongkok. Melalui diplomasi yang aktif, Indonesia berupaya untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.
3.Kerjasama Internasional Indonesia menjalin kerjasama dengan negara-negara lain untuk memperkuat keamanan maritim. Pelatihan bersama, pertukaran informasi, dan teknologi untuk memantau perairan ZEE menjadi fokus utama dalam kerjasama ini. Selain itu, Indonesia juga bekerja sama dengan organisasi internasional untuk memberantas aktivitas penangkapan ikan ilegal dan memperkuat penegakan hukum di laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun