Mohon tunggu...
Erkata Yandri
Erkata Yandri Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi di bidang Management Productivity-Industry, peneliti Pusat Kajian Energi dan pengajar bidang Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada, Jakarta.

Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai Manajemen Productivity-Industry dan Energy sebagai Technical Services Specialist dengan menangani berbagai jenis industri di negara ASEAN, termasuk Indonesia dan juga Taiwan. Pernah mendapatkan training manajemen dan efisiensi energi di Amerika Serikat dan beasiswa di bidang energi terbarukan ke universitas di Jerman dan Jepang. Terakhir mengikuti Green Finance Program dari Jerman dan lulus sebagai Green Finance Specialist (GFS) dari RENAC dan juga lulus berbagai training yang diberikan oleh International Energy Agency (IEA). Juga aktif sebagai penulis opini tentang manajemen dan kebijakan energi di beberapa media nasional, juga berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya tentang efisiensi energi dan energi terbarukan di berbagai jurnal internasional bereputasi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Skin-care "Sugiono": Strategi Awet Muda Gerindra

2 November 2024   13:07 Diperbarui: 2 November 2024   17:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui pendekatan ini, partai-partai dapat menemukan kembali tujuan dan visi mereka, yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan generasi muda yang mendambakan kepemimpinan yang inovatif, dinamis, dan responsif. Ini merupakan peluang emas untuk menyelaraskan kebijakan dan strategi partai dengan kebutuhan serta harapan pemilih muda, menjadikan suara mereka sebagai pusat dari setiap keputusan politik.

Selain itu, partai-partai juga perlu aktif dalam merespons isu-isu yang dekat dengan pemilih muda, seperti kesehatan mental, pendidikan berkualitas, dan akses terhadap teknologi. Dengan berani mengambil posisi yang jelas tentang isu-isu ini, partai-partai dapat menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga bertindak untuk memenuhi aspirasi generasi muda. Ini bukan hanya tentang mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik dan inklusif.

Akhirnya, untuk memastikan peremajaan yang efektif, partai-partai harus menciptakan budaya internal yang mendukung inovasi dan partisipasi anggota muda. Ini bisa dicapai dengan membuka jalur komunikasi yang jelas antara generasi senior dan junior dalam partai, memberikan ruang bagi ide-ide baru, serta mengadakan forum diskusi yang memungkinkan pertukaran pandangan yang konstruktif.

Strategi Awet Muda yang Tak Terelakkan

Dalam era di mana suara pemilih muda semakin menentukan arah politik, strategi peremajaan yang diterapkan oleh Partai Gerindra, dengan "skin-care Sugiono"-nya, menunjukkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan harapan generasi ini. Gerindra tidak hanya sekadar memperkenalkan tokoh baru; mereka telah menciptakan narasi yang relevan dan menarik, menjawab tantangan demografis dengan kebaruan dan kesegaran yang diperlukan untuk tetap relevan dalam panggung politik Indonesia. Sugiono, sebagai simbol peremajaan partai, mencerminkan sikap adaptif dan wawasan global yang sangat diinginkan oleh pemilih muda.

Dengan hampir 60% pemilih yang berasal dari kalangan muda, jelas bahwa partai politik yang ingin bertahan harus menyadari pentingnya regenerasi kepemimpinan. Strategi yang terfokus pada pengembangan figur muda yang berintegritas, inovatif, dan peka terhadap isu-isu kontemporer adalah langkah esensial untuk menarik perhatian dan mendapatkan kepercayaan generasi ini. Dalam dunia yang cepat berubah, partai politik tidak bisa lagi berpegang pada cara-cara tradisional yang kaku; mereka perlu beradaptasi dengan nilai-nilai yang dihargai oleh pemilih muda, seperti kejujuran, transparansi, dan komitmen terhadap perubahan sosial.

Seperti halnya produk skin-care yang memerlukan perawatan konsisten untuk menunjukkan hasil yang diinginkan, politik juga membutuhkan regenerasi yang tepat dan perhatian yang berkelanjutan untuk menjaga relevansi. Partai yang berani melakukan inovasi dan peremajaan akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Ketidakpedulian terhadap regenerasi kepemimpinan hanya akan menjerumuskan partai-partai ke dalam ketidakpahaman dan keterasingan dari suara-suara baru yang akan memandu masa depan negara.

Akhirnya, penting bagi semua partai politik di Indonesia untuk memahami bahwa keberhasilan jangka panjang mereka terletak pada kemampuan mereka untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang berarti dengan generasi muda. Dengan melibatkan dan memberdayakan pemimpin muda, serta menciptakan ruang untuk ide-ide baru, partai-partai dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya menjadi pengamat perubahan, tetapi juga menjadi pelopor dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik dan lebih inklusif. Dalam dunia politik yang terus berubah, regenerasi bukan sekadar pilihan; itu adalah keharusan yang tak terelakkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun