Dalam politik Indonesia yang multipartai, partai-partai koalisi memainkan peran besar dalam stabilitas pemerintahan. Jika mereka merasa bahwa kepentingan mereka tidak dipertimbangkan, konflik bisa meluas dan memengaruhi kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Oleh karena itu, mengelola hubungan antara presiden, menteri, partai koalisi, dan bahkan media serta masyarakat sipil adalah hal yang sangat penting.
Jika tidak ingin terjadinya gebrak meja yang berujung kepada baperan politik, maka apa seharusnya dilakukan oleh berbagai pihak terkait, dalam hal ini?
Mengelola Dinamika Politik di Kabinet Merah Putih
Prabowo Seharusnya Bagaimana?
Sebagai presiden, Prabowo harus mampu menyeimbangkan antara tuntutan kinerja tinggi dengan menjaga suasana kerja yang kondusif. Dia perlu menjelaskan secara jelas visi, misi, dan rencana aksinya kepada para menteri dan pejabat tinggi lainnya. Visi dan misi ini harus diterjemahkan menjadi indikator kinerja utama (KPI) yang jelas dan terukur, sehingga setiap menteri mengetahui apa yang diharapkan dari mereka sejak awal. Dengan demikian, tidak ada ruang untuk kesalahpahaman mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Koordinasi yang rutin dan evaluasi kinerja yang terukur sangat penting dilakukan. Evaluasi ini harus dijalankan secara berkala untuk memastikan bahwa setiap kementerian berjalan sesuai dengan rencana. Prabowo harus mengedepankan pendekatan evaluasi yang berbasis solusi, bukan hanya kritik. Jika ada kementerian yang mengalami kesulitan, evaluasi tersebut bisa menjadi momen untuk mencari jalan keluar dan memberikan dukungan.
Selain itu, Prabowo perlu mengurangi nada ancaman dalam pidato-pidatonya. Meski karakter tegasnya sudah dikenal luas, nada ancaman yang terlalu sering bisa menciptakan ketakutan dan mengganggu kenyamanan kerja di kalangan menteri. Sebaliknya, Prabowo harus lebih sering memberikan dorongan dan semangat agar para menterinya tetap merasa termotivasi dan bersemangat dalam menjalankan tugas mereka. Hal ini juga penting untuk menjaga stabilitas dan harmonisasi kerja di kabinet.
Mengelola ekspektasi politik juga menjadi tantangan besar bagi Prabowo. Setiap reshuffle atau pergantian posisi menteri harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memicu ketegangan politik yang tidak perlu. Setiap keputusan harus dikomunikasikan secara terbuka kepada koalisi, agar mereka merasa dilibatkan dalam setiap proses penting di dalam pemerintahan.
Menteri, Wakil Menteri, dan Pejabat Tinggi Lainnya Seharusnya Bagaimana?
Para menteri dan pejabat tinggi lainnya harus memastikan bahwa mereka benar-benar memahami visi, misi, dan KPI yang telah disampaikan oleh Prabowo. Jika ada yang tidak jelas atau jika mereka melihat potensi masalah dalam pelaksanaannya, mereka harus segera membicarakannya dengan presiden. Dialog yang terbuka sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman atau konflik di kemudian hari.
Setiap kementerian harus segera melakukan konsolidasi internal untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada digunakan dengan seefektif mungkin dalam mewujudkan visi presiden.