Mohon tunggu...
Erkata Yandri
Erkata Yandri Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi di bidang Management Productivity-Industry, peneliti Pusat Kajian Energi dan pengajar bidang Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada, Jakarta.

Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai Manajemen Productivity-Industry dan Energy sebagai Technical Services Specialist dengan menangani berbagai jenis industri di negara ASEAN, termasuk Indonesia dan juga Taiwan. Pernah mendapatkan training manajemen dan efisiensi energi di Amerika Serikat dan beasiswa di bidang energi terbarukan ke universitas di Jerman dan Jepang. Terakhir mengikuti Green Finance Program dari Jerman dan lulus sebagai Green Finance Specialist (GFS) dari RENAC dan juga lulus berbagai training yang diberikan oleh International Energy Agency (IEA). Juga aktif sebagai penulis opini tentang manajemen dan kebijakan energi di beberapa media nasional, juga berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya tentang efisiensi energi dan energi terbarukan di berbagai jurnal internasional bereputasi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Selamat Bekerja Prabowo

21 Oktober 2024   12:37 Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:37 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Dio Hasbi Saniskoro: https://www.pexels.com/

Di sektor pangan, ketergantungan yang terlalu besar pada beras sebagai sumber pangan utama merupakan masalah yang harus diatasi dengan diversifikasi pangan. Indonesia memiliki kekayaan sumber pangan lokal seperti sagu, jagung, singkong, dan umbi-umbian, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai alternatif pangan yang lebih beragam dan berkelanjutan. Diversifikasi sumber pangan ini bukan hanya penting untuk mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional di tengah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produksi pertanian. Pemerintah perlu mendorong inovasi dalam sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dari sumber pangan lokal, misalnya melalui pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Selain itu, perubahan pola konsumsi masyarakat juga perlu didorong melalui edukasi dan kampanye mengenai pentingnya mengonsumsi pangan lokal. Ini tidak hanya akan membantu meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal dan menjaga keberagaman hayati di Indonesia. Inisiatif seperti program ketahanan pangan berbasis komunitas, yang mengedepankan produksi pangan lokal oleh masyarakat, dapat menjadi solusi inovatif dalam menghadapi ancaman ketahanan pangan di masa depan. Di samping itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk menciptakan pasar yang lebih luas bagi produk pangan lokal, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses dan mengonsumsi sumber pangan yang beragam.

Di sektor pertahanan, pengembangan industri pertahanan dalam negeri harus menjadi prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada impor alat utama sistem senjata (alutsista) dan memperkuat kemandirian pertahanan nasional. Langkah ini sangat penting mengingat dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, di mana ketergantungan pada alutsista impor dapat mengancam stabilitas dan keamanan negara, terutama jika terjadi embargo atau kendala diplomatik dengan negara pengekspor. Penguatan industri pertahanan dalam negeri bukan hanya tentang pengadaan alutsista, tetapi juga tentang pengembangan teknologi pertahanan yang inovatif dan berdaya saing tinggi, termasuk dalam hal siber, drone, dan teknologi militer modern lainnya.

Untuk mencapai hal ini, diperlukan kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, dan industri. Penelitian dan pengembangan di bidang pertahanan harus ditingkatkan, dengan melibatkan universitas-universitas dan lembaga riset dalam negeri. Selain itu, transfer teknologi dari negara-negara maju harus dioptimalkan melalui kerja sama bilateral atau multilateral yang saling menguntungkan. Dengan demikian, industri pertahanan Indonesia dapat tumbuh lebih mandiri dan inovatif, serta mampu memproduksi alutsista berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional. Di saat yang sama, pengembangan industri pertahanan dalam negeri juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di sektor manufaktur teknologi tinggi.

Pada akhirnya, ketahanan energi, pangan, dan pertahanan nasional tidak bisa berdiri sendiri, melainkan saling terkait dalam menciptakan kemandirian dan stabilitas bagi bangsa. Indonesia harus bergerak maju dengan strategi yang terpadu dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa setiap sektor ini dapat mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan negara di masa depan.

Mari kita bekerja!

Akhir kata, pemerintahan Prabowo tidak akan bisa sukses tanpa dukungan dari seluruh elemen bangsa. Ajakan Prabowo untuk “mari bekerja bersama” adalah panggilan kepada kita semua untuk berperan aktif dalam membangun bangsa ini. Sebagai rakyat, kita harus berhenti mengeluh dan mulai berkontribusi dengan cara masing-masing. Pemerintahan baru ini membutuhkan dukungan dan partisipasi positif dari semua pihak agar dapat bekerja maksimal dalam mewujudkan janji-janji yang telah diutarakan.

Sudah saatnya kita meninggalkan polarisasi politik yang memecah belah dan fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk kemajuan bangsa. Jangan lagi kita sibuk berdebat tentang hal-hal yang tidak substansial. Sebaliknya, mari kita berikan masukan yang konstruktif, kritik yang membangun, dan apresiasi yang tulus ketika pemerintahan bekerja dengan baik.

Selamat bekerja Prabowo. Selamat bekerja Gibran. Selamat bekerja Kabinet Merah Putih. Selamat bekerja rakyat Indonesia. Marilah kita semua bekerja untuk Indonesia yang lebih baik. Nasib bangsa ini ke depannya ada di peran yang kita mainkan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun