Ini merupakan tulisan saya yang ketiga membahas tentang Erick Thohir. Yang pertama berjudul Mengulik 5 Perspektif Erick. Sedangkan yang kedua judulnya Racikan Obat Generik ala Erick untuk BUMN Menjadi Lebih Energik.
Sebelumnya, tolong dicatat dulu ya! Bahwa, saya bukanlah siapa-siapanya Erick Thohir. Saya juga tidak punya kepentingan apa-apa dengannya. Saya hanya punya kepentingan untuk menyalurkan buah pikiran saya saja.
Mungkin juga sudah mencakup buah pikiran dari teman-teman saya di WAG kelas 1 SMA. Terakhir kami memang mendiskusikan tentang Bro Erick. Hasil dari diskusi kami yang terbaru. Syukur-syukur kalau ada yang membaca. Itu saja. Tidak lebih dan tidak kurang! Tokoh lainnya tentu juga dong!
OK! Perlu diakui, kehadiran Erick Thohir di pemerintahan Presiden Joko Widodo jilid-2 cukup menarik perhatian. Khususnya orang seperti saya. Saya memang suka mengamati karakter professional model yang begini.
Setidaknya dalam menganalisa tipikal kemampuan mereka secara teknikal, taktikal maupun manajerial. Ada beberapa hal yang membuat saya agak klop dengan Bro Erick.
Baiklah, mari kita fokus ke judul dulu. “Mengapa Erick Thohir (tidak) harus maju untuk 2024?” Pertanyaan yang jadi judul tulisan ini keluar begitu saja. Hal ini seiring dengan sudah mulai ramainya obrolan di media sosial untuk sosok 2024.
Erick adalah salah satu nama yang cukup dibicarakan. Walaupun namanya belum segencar nama-nama yang sudah digadang-gadang selama ini. Nama-nama dari partai besar dan berpengaruh. Cukup menarik memang!
Sebelum menjawab pertanyaan pada judul di atas, mungkin anda perlu saya ajak dulu untuk menjawab dulu beberapa pertanyaan berikut ini.
Apa modal positif yang dimiliki oleh Erick Thohir saat ini?
Pertama, modal kepercayaan yang tinggi dari Presiden Joko Widodo, sebagai atasannya langsung. Erick Thohir diangkat sebagai Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019 lalu.
Artinya, sudah hamper 2 tahun Erick menjabat posisi itu. Terlepas dari anggapan orang-orang bahwa itu adalah sebagai ”hadiah” untuk Erick yang sudah membantu Jokowi dalam memenangi Pilpres 2019.
Kenyataannya, Erick memang pastas mendapatkan itu. Saya pikir, dia memang pantas mendapatkan itu. Karena, memang dia tunjukkan kepercayaan yang diberikan orang dengan kesungguhan. Kemenangan sebagai buktinya.
Selain itu, Erick Thohir juga dipercaya menjadi Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode 2021-2024. Pemilihan digelar dalam Musyawarah Nasional (Munas) Masyarakat Ekonomi Syariah yang berlangsung pada Sabtu, 23 Januari 2021.
Ini menunjukkan bahwa besarnya kepercayaan yang diberikan orang lain kepada Erick. Bukanlah kepercayaan yang diberikan sembarangan, tapi ada suatu harapan. Harapan untuk perbaikan dan kemajuan.
Kedua, modal kinerja yang bagus di penugasan sebagai Menteri BUMN. Saya pikir, Erick cukup berhasil dalam memetakan masalah di BUMN, seperti yang diminta oleh Jokowi.
Harus diakui, tidaklah mudah untuk melakukan transformasi BUMN yang jumlahnya begitu banyak. Apalagi dihitung sampai anak, cucu bahkan cicitnya. Fokusnya merestrukturisasi BUMN dari 108 menjadi 41 dan dari 27 klaster kini mengerucut menjadi 12. Erick meluncurkan 5 prioritas utama BUMN sebagai tolak ukur.
Sejauh ini, pencapaian atau hasil dari transformasi yang selama ini dilakukan BUMN dapat menunjukkan hasil yang positif. Dilihat dari pertumbuhan klaster dan perbandingan keuangan dari tahun 2020 ke 2021.
Secara perbandingan keuangan, meningkat Rp 96,5 triliun. Begitupun dengan laba bersih pada semester I-2021 disebutnya jauh lebih tinggi dari pada laba bersih selama 2020 dari Rp 5,7 triliun menjadi Rp 26 triliun.
Sebenarnya, masih ada beberapa modal lagi yang ingin saya tambahkan dan jelaskan di sini. Seperti modal citra yang baik di mata anak muda. Bagi anak muda, sosok Erick merepresentasika sosok muda yang pintar, enerjik, kreatif, dan bersemangat.
Sosok yang tidak jauh dari dunia mereka. Kemudian, modal sukses sebagai ketua tim kampanye Jokowi-Amien di laga 2019 lalu. Itu prestasi yang tidak boleh disepelekan begitu saja.
Dan yang paling penting, Bro Erick adalah seorang yang religius. Kalaupun anda atau saya ragu mengiyakan kata “religius” itu, mungkin anda sepakat dengan saya bahwa Erick seorang yang menjalankan keimanan Islamnya. Tidak usahlah kita berpolemik soal ini. Lebih detailnya, tentu hanya Tuhan dan dia yang lebih tahu.
Sekarang, silaturahmi politik menjelang 2024 sedang berlangsung. Orang-orang sudah mulai ramai membahas sosok-sosok pemimpin untuk 2024. Nama Erick pun mulai masuk dalam pembahasan. Lantas, bagaimana semestinya Erick Thohir bersikap?
Pertama, bagaimana Erick mampu menuntaskan amanah jabatan sampai selesai di 2024. Artinya, bagaimana Erick bisa menuntaskan kinerjanya di BUMN sesuai yang diharapkannya dan dijanjikannya ke Jokowi.
Harapan sangat besar untuk menunggu hasil tangan dingin Erick dalam menuntaskan transformasi di BUMN. Tentunya, bagaimana Erick tetap fokus menambah portofolio yang benar-benar dirasakan hasilnya oleh bangsa ini.
Kedua, bagimana Erick bisa menjaga momentum 2024 dengan baik. Erick tetap menjaga citra sebagai seorang professional. Jangan sampai Erick terkesan yang mengejar-ngejar kekuatan politik, ataupun disorong-sorong menaiki kendaraan politik tertentu.
Biarlah keadaan yang akan menentukan bahwa sosok Erick memang layak untuk berlaga di 2024. Harus disadari bahwa Erick masih baru dalam kancah politik dan kekuasaan. Tetaplah tenang dan low profile.
Dua hal di atas, jika berlangsung dengan mulus tanpa adanya kejadian di luar kehendak, otomatis semakin mengangkat popularitas Erick di mata publik. Kendaraan politik pun tentu tidak bisa menutup mata dengan kejadian begini.
Atasannya, Pak Jokowi sudah membuktikan itu. Dukungan dari partai datangnya last minutes. Yang penting, jangan sampai terpancing untuk berbuat blunder, baik di BUMN sendiri, maupun secara politis.
Selanjutnya, bagaimana strategi ke depannya, bagi Erick Thohir sendiri maupun para pendukungnya? Sederhana saja sebenarnya. Cuma ada 2 kata kata kunci. Fokus dan Serius! Tetap fokus untuk menuntaskan pekerjaan sampai beres.
Tetap serius untuk mewujudkan perubahan demi kebaikan bangsa ini. Dua hal itu sebagai kekuatan “brand” tersendiri bagi Erick menuju popularitas puncak di 2024. Mantab, Bro !
Terakhir, mungkin terlalu prematur kalau kita menjawabnya di sekarang ni, “Mengapa Erick Thohir (tidak) harus maju untuk 2024?” Tetapi, itu tergantung dari seberapa besar keseriusan Erick Thohir dalam menuntaskan tugas yang diembannya saat ini.
Tentunya juga seberapa seriusnya para pendukungnya dalam mengantarkannya untuk naik kendaraan politik yang benar-benar serius pula untuk mengusungnya.
Titik perpolitikan 2024 masih cukup jauh,tetapi bangsa ini tetap semangat untuk menuju ke sana. Kita tunggu saja kemajuan kemajuan yang dipersembahkan oleh Erick Thohir untuk bangsa ini. Itulah yang terbaik dia lakukan saat ini.
Lanjutkan, Bro Erick!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H