Mohon tunggu...
Erkata Yandri
Erkata Yandri Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi di bidang Management Productivity-Industry, peneliti Pusat Kajian Energi dan pengajar bidang Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada, Jakarta.

Memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai Manajemen Productivity-Industry dan Energy sebagai Technical Services Specialist dengan menangani berbagai jenis industri di negara ASEAN, termasuk Indonesia dan juga Taiwan. Pernah mendapatkan training manajemen dan efisiensi energi di Amerika Serikat dan beasiswa di bidang energi terbarukan ke universitas di Jerman dan Jepang. Terakhir mengikuti Green Finance Program dari Jerman dan lulus sebagai Green Finance Specialist (GFS) dari RENAC dan juga lulus berbagai training yang diberikan oleh International Energy Agency (IEA). Juga aktif sebagai penulis opini tentang manajemen dan kebijakan energi di beberapa media nasional, juga berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya tentang efisiensi energi dan energi terbarukan di berbagai jurnal internasional bereputasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fishbone Untuk Mahyeldi

18 September 2021   08:54 Diperbarui: 26 September 2021   23:13 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: dreamstime.com

Dalam ilmu manajemen, ada yang namanya prioritas dalam mengerjakan sesuatu. Nah, tinggal fokus saja kepada permasalahan yang paling penting untuk diselesaikan. Misalnya dengan pola 80:20 rules (aturan). Maksudnya, fokus dengan 20% masalah yang berdampak langsung penyelesaian 80% masalah. Ini baru namanya kerja cerdas yang ringkas, tapi puas. Bro!

Saran saya, cukup dulu permasalahan strategis di level Mahyeldi dan satu tingkat jajaran di bawahnya. Mahyeldi yang harus terjun dan terlibat langsung dalam menyelesaikan permasalahan dengan mengutak-atik Fishbone tersebut. Terserah, apa soal jalan toll, atau soal lainnya. Jika sukses, libatkan jajaran di lingkaran berikutnya dan seterusnya. Sekali lagi, Fishbone itu hanya alat biasa saja ya, Gaes. Tidak ada yang spektakuler. Mungkin semua orang sudah tahu Fishbone. Sekali lagi, yang membedakannya adalah siapa dan bagaimana orang itu memakainya.

Salam sehat dan sukses selalu dari saya di Depok untuk Mahyeldi-Audy.

Posting: https://erkatayandri.com/fishbone-untuk-mahyeldi/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun