Strategi Pencapaian
Dengan segala tantangannya, baik dari luar maupun dalam, bagaimana mekanisme yang dipakai agar kelima perspektif ini berjalan mulus dan terukur di KPI seperti yang diharapkan oleh Erick?Â
Dalam hal ini, ada beberapa manajemen praktis yang harus dilakukan.
Pertama, bersegeralah untuk Agreed & commitment (setuju dan sepakat). KPI itu harus dicantumkan dalam kontrak manajemen yang ditanda-tangani oleh direksi BUMN dengan pihak yang mengatasnamakan pemilik BUMN (pemerintah) sebagai commitment dari kedua belah pihak. KPI bisa ditetapkan oleh kedua belah pihak dengan negosiasi "take it, or leave it".Â
Intinya, harus jelas data historis yang akan dijadikan patokan (baseline), menantang dalam upaya pencapaiannya dengan konsep SMART (specific/spesifik, measurable/terukur, agreed/disetujui, realistic/realistis, trackable/dapat dilacak).
Harus diingat, Dirut secara individual dan kolegial harus mempertanggung-jawabkan KPI yang sudah disetujuinya dalam suatu rapat evauasi, sebut saja "walk on fire", dengan konsekuensi siap-siap "di-fired" jika tidak perform. Evaluasi ini harus mingguan. Tidak jamannya lagi bulanan bahkan tahunan. Terlalu lama sulit untuk memperbaiki keadaan yang sudah buruk.Â
Pesaing tidak pernah tidur, selalu siap menyalip di kelengahan. Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi seperti sekarang ini, kinerja bisa ditampailkan secara rel-time bentuk dashboard yang lebih mudah dipahami.
Kedua, bersegeralah untuk Team Building & Accountability (membangun tim dan pertanggung-jawaban). Seorang direktur BUMN tidak bisa mencapai KPI tersebut seorang diri. Dia harus didukung oleh kinerja anak buahnya yang juga mengacu ke KPI direktur tadi. Kelima KPI tadi harus bisa diturunkan ke bawahannya sampai ke level front-line supervisor. Inilah yang dimaksud dengan proses bergulirnya sasaran ke bawahan (GRD = Goals Roll Down).Â
Proses ini harus berlangsung mulus dengan prinsip saling mendukung dan commitment. Maka, dari sinilah dimulainya perencanaan (plan), penugasan (assign), kemudian tindak-lanjut (follow-up) dan pelaporan (report) dalam bentuk laporan manajemen (management report) yang mencakup kelima perspektif KPI tadi.
Kemudian, Dirut BUMN juga harus melakukan evaluasi kinerja rutin mingguan (performance review meeting) terhadap level di bawahnya dengan fokus kepada kelima KPI tadi. Tentunya masing-masing jajaran juga sudah mendahului dengan evaluasi kinerja bawahannya juga, atau yang disebut dengan proses bergulirnya sasaran ke atasan (GRU = Goal Roll Up). Jangan berharap banyak jika semua yang disebutkan di atas tidak ada atau tidak dijalankan! Itu mutlak! Ingat, proses GRD dan GRU membutuhkan waktu dan jangan sampai terbelunggu oleh waktu.
Laksanakan Segera!