Peristiwa ledakan Bom yang terjadi di depan Gereja Katedral Makasar, Sulawesi Selatan pada pukul 10.28 Wita, Minggu 28 Maret 2021 menjadi perbincangan diberbagai media bahkan sampai menjadi topik perbincangan semua kalangan termasuk anak-anak yang juga peserta didik diberbagai jenjang Pendidikan.
Insiden yang terjadi disinyalir merupakan bom bunuh diri yang pertama terjadi di masa pandemi Covid-19. Kejadian ini mengakibatkan ada yang meninggal dunia, informasi dari Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan dikutip dari berbagai media resmi. Hingga saat ini aparat kepolisian sedang melakukan penyelidikan dengan menurunkan tim laboratorium forensik Polda Sulawesi Selatan.
Kita doakan agar keluarga korban yang meninggal dunia diberikan kekuatan dan korban yang luka-luka akibat dari ledakan bom diberikan kesembuhan. Peristiwa ledakan ini terjadi disaat umat Katolik sedunia merayakan Minggu Palma atau Palm Sunday. Minggu Palma adalah Pekan Suci yang diadakan untuk mengenang kedatangan Tuhan Yesus ke Yerusalem sebelum Dia mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga. Perayaan Minggu Palma identik dengan daun palem, tradisi Gereja Katolik ini yang diperingati setiap hari Minggu sebelum Minggu Paskah.
Peristiwa ledakan bom Makasar ini membuat masyarakat panik dimana dunia sedang dilanda Covid-19, umat katolik sedang merayakan Palm Sunday menyambut Hari Raya Paskah. Informasi dari beberapa media melaporkan, di dekat lokasi kejadian sekitar 300 meter ada posko vaksin Covid-19, namun peristiwa ledakan bom Makasar tidak menggangu aktivitas vaksinasi.
Saat ini banyak masalah yang terjadi, butuh inovasi dan kreativitas guru dalam kegiatan pembelajaran agar dapat  menyiapkan generasi bangsa menghadapi tantangan global abad 21 atau era revolusi industry 4.0, dimana output dan outcome generasi kita diharapkan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berpikir kritis, berpikir kreatif, literasi (informasi, media teknologi) di era digitalisasi, memiliki kemahiran hidup atau life skill (berjiwa kepemimpinan, objektif, jujur, logis, inisiatif, fleksibilitas, mandiri dan ketrampilan sosial). Tujuan dari pembelajaran harus mampu menjawab tuntutan abad 21 atau era revolusi industry 4.0 melalui materi pembelajaran.
Peristiwa ledakan Bom Makasar atau Bom Gereja Katedral Makasar merupakan peristiwa aktual yang bisa disampaikan guru di awal kegiatan pembelajaran lalu dipadukan dengan materi pembelajaran untuk merangsang karakter peserta didik sesuai dengan tuntutan abad 21 atau era revolusi industry 4.0.
Program merdeka belajar melalui Asesmen Nasional sudah mengarah kesana, dimana Asesmen Nasional diukur melalui tiga (3) instrument yaitu:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) mengukur literasi dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.
- Survei Karakter (SK) mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar non-kognitif yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik murid secara utuh dan mendorong mengembangkan sikap, values dan perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.
- Survei Lingkungan Belajar (SLB) untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
Peristiwa bom Makasar atau bom Gereja Katedral Makasar membuka mata kita bersama akan pentingnya Pendidikan Karakter di sekolah melalui kegiatan pembelajaran, tutup penulis.
Penulis, Pegiat Pendidikan
Jack Mite
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H