[caption id="attachment_311785" align="alignnone" width="638" caption="Sumber Jakartaglobe.com"][/caption]
Denpasar, Feb 13, 2014
Sejak bulan Juli 2013, Pemerintah Australia sudah mempertinggi intensitas kebijaksaan penjagaan perbatasan yang bernama āSovereign Bordersā, dengan memberikan "hadiah" sebesar Aus$200,000 kepada siapapun yang membantu memberikan informasi yang akhirnya dapat menangkap, menjebloskan pelaku penyeludupan imigran gelap.
Jika di kota Bengkulu, mendapat 'hadiah' mobil Innova,
Jika di Jawa Barat, mendapat 'hadiah' Sabun Gambar Aher.
Jika di Banten, mendapat pinjaman mobil mewah.
Jika di Riau, mendapat Asap yang menyesakan.
Jika di PKS, mendapat 'hadiah' daging sapi, dan pustun.
Jika di Partai Demokrat, mendapat 'hadiah' anggota DPR, dan jabatan di pemerintahan, lalu masuk penjara.
Oleh sebab itu, kemarahan pihak mafia di Indonesia, semakin marah, dan mengerahkan banyak perahu2 yang kecil, dengan peralatan minim, dan bahan makanan yang juga minim, di kirim ke Australia.
Oleh sebab itu, memuncak dengan ditemukannya perahu skoci darurat milik Angkatan Laut Australia mendarat di pantai selatan Jawa Barat.
Sudah lebih dari 15,600 orang mencari suaka ke negara Australia, datangnya dari Indonesia, dan Papua Nugini menggunakan perahu yang tidak layak.
Kasus pengiriman imigran yang mencari suaka ke Australia, melalui Indonesia, khususnya sudah melewati batas kemanusiaan. Karena pihak Indonesia, sepertinya lepas tangan, dan tidak perduli dengan membiarkan perahu-perahu ini keluar dari Indonesia. Palagi, perahu dan penumpangnya serta kesiapan melautnya tidak sesuai dengan keselamatan.
Menurut data dari UNCHR cabang Indonesia,
Refugee yang tinggal di Indonesia-2,078 jiwa as of mid-2013.
Pencari Suaka yang tinggal di Indonesia-8,262 jiwa.
Refugee yang berasal dari Indonesia-15,168 jiwa.
Pencari Suaka berasal dari Indonesia-694 jiwa.
Lalu, sumbangan pemerintah Indonesia sejak tahun 2000, adalah
di tahun 2001-US$20,000.00; 2012-US$50,000.00;2013-US$50,000.00.