Denpasar, Jan 6, 2014
Sungguh lucu mendengar para konsumen di Indonesia, yang 'PURA-PURA' Kaget dengan kenaikan Elpiji yang jelas-jelas sudah Kedaluwarsa. Para Pejabat Indonesia yang doyan Jualan 'CITRA', dan 'MIMPI' seakan-akan Menghilang dan Temporari Pikun Bin Culun.
Fakta yang ada, adalah Bagus sekali semua harga seperti Elpiji, BBM, dan semua bahan pokok pangan yang impor itu NAIK.
Mengapa saya katakan BAGUS, karena saya melihatnya dari pikiran seorang lulusan SMP, yang mengerti bahwa Matematika Tidak Bisa Berbohong.
Memang banyak pejabat, kacung, koruptor, penipu, garong, profesor, doktor ahli segala ahli, mencoba menjelaskan bahwa Matematika itu Bisa berbohong.
Untuk itu saya akan memberikan argumen berdasarkan fakta yang ada.
1. Menteri Keuangan NKRI, mengatakan beliau Sudah Cukup Puas dengan INFLASI 8,38%.
2. Presiden Indonesia, menyewa Pengacara, untuk Mensomasi Kader nya sendiri, seolah-olah mencari perhatian kembali di akhir pemerintahan nya yang Brobrok, di penuhi oleh kader-kader korupnya. Gintok-gontokan di muka UMUM, justru menunjukan betapa Merosotnya Kader Kepemimpinan Presiden SBY. Kemerosotan ini justru membuat para tukang Becak, dan investor semakin Geleng Kepala. Siapa yang memberikan Nasihat SeBodoh ini?
3. Pertamina sebagai AGEN TUNGGAL, penjualan dan distribusi BBM, dan Elpiji yang menerima Subsidi, seperti Anak Gendut yang Manja. Karena, bayangkan.. jika saya satu-satunya Tukang Becak di Indonesia, sudah pasti Saya akan Kaya Raya, 100 turunan.
4. Kepuasan BI, dengan merosotnya nilai tukar RUPIAH BIN ZOMBIE, denga mencoba memberikan alasan yang cliche, seperti Tampering by Federal Reserve. Padahal, BI tahu, bahwa Hutang jatuh tempo tahun 2013 Q4, hanya bisa membayar Bunganya saja, sedangkan priciple nya di kicked down the road, for next time around.
5. Sekian ratus BUMN, Indonesia.Inc, hanya memberikan sekitar 220 Milyar kepada penghasilan negara. Jika dibandingkan dengan Jelas, 220 Milyar itu 'HANYA' 1/12 keuntungan yang didapat Persatuan Tukang Becak SeDunia.
Rakyat Miskin, atau Miskin Melarat, adalah irelevan, karena mereka tidak mengerti betapa Kerja Kerasnya Pejabat Indonesia, yang Giat Bermain Golf, Minta-Minta Jatah APBN, jatah Pertamina, sehingga istri-istrinya, dan gundik-gundiknya bisa BerBerlanja, Berlian, Emas perhiasan, Ferrari, Lamborgini, Kondo di Singapura, Villa dan Ranch di Lembang.
Fakta di Indonesia, bahwa pejabat Indonesia, memang para pecinta Uang Rakyatnya, untuk memperkaya dirinya, forget about RUPIAH, kalau US Dollars, dan US Bonds, tersedia disimpat di Bank Singapore. Forget about Inflasi yang over 8 persen, jika semua disubsidi.
Dengan alasan diatas inilah, Elpiji, BBM, semua barang pangan yang IMPOR memang harus NAIK. Jadi para kosumen dan jurnalis, serta pejabat JANGAN PURA-PURA KAGET, dan PIKUN.
Salam Satire Bin Pikun
Jack Soetopo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H