Perlu diingat jangan dengarkan perkataan para Menteri Keuangan Indonesia yang dahulu, bahwa Indonesia tidak memiliki Kapital untuk membangun negaranya. Menurut saya itu adalah pernyataan yang tidak profesional menjurus kepada pembohongan publik.
Untuk mencerdaskan anak2 Bangsa Indonesia, Kapital atau Funding akan selalu ada. Dan akan selalu disediakan. Karena Dana ini adalah milik Indonesia yang disimpan dan di jaga dengan ketat demi masa depan anak-anak Bangsa Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan adalah "Siapa yang Jujur, sekali lagi JUJUR dan Mengabdi serta Dapat di percaya untuk mengolahnya dan menggunakan Dana ini secara Bersih dan Transparan di terapkan di sektor Pendidikan dan Infrastruktur?"
Semoga para pembaca Kompasiana yang Budiman dapat merenungkan pertanyaan ini dan memulai membenah diri serta memberitakan setiap penyelewengan yang terjadi dalam pengguna Dana yang, menurut saya masih kecil di banding Dana yang sebenarnya dapat di kucurkan demi pembangunan Indonesia.
Ingat selalu Indonesian Wealth Funds will always available if finally the good men and women rise and take control kemudi dan arah kebijak dan tujuan bernegara dan berbangsa.
Mari kita naik ke level yang lebih tinggi secara moral bukan secara spiritual saja atau secara material belaka. Karena menurut saya Morally Superior tidak harus Terlihat atau berpura2 Soleh. Do The right things is a part of our Ibadah kita sebagai seorang yang beragama.
Let's go back to fundamental reason why kita semua ini berbangsa dan bernegara..... bukan saja untuk kita tetapi untuk keturunan dan keturunan kita yang akan datang.
Teringat kata2 dari bahasa asli Ibunda saya dulu......"Kumolom buai Lolom bulan....."
Karena Kasih Ibunda kepada Anak Cucunya...... Mereka Berkorban untuk Membangun dan bekerja keras.
Lanjutan dari seri "Catatan harian seorang Pensiun Tukang Becak",
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H