Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Drama

Inilah Foto Saya Pribadi

14 Desember 2011   08:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:18 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Washington DC, 14 Desember 2011

Banyak ingin mengetahui seperti apa muka nya. Banyak ingin mengetahui mengapa tulisan nya selalu membuat orang geram. Banyak komentar2 nya yang membuat orang gerah. Banyak ingin mengenal seperti apa dia ini.

Banyak juga yang tidak perduli. Banyak juga yang masa bodo........... Banyak anak anak jalan belum pernah melihat. Banyak anak anak koruptor ingin mengetahui.....

Tangisan anak2 di jalanan, tidak ada suaranya. Tangisan ibu2 yang tidak di perdulikan bangsanya. Dengan merana mereka mengubur diri mereka........ Dengan termenung mereka, menghibur nasib mereka..

Tukang becak yang bergenjot becaknya. Memandang dengan sendu, tanpa daya. Tukang becak menggenjot becak nya..... Merindukan keadilan di bumi yang di cintainya.

Bertahun tahun mencari kasih ... Bertahun tahun mencari janji. Kasih yang penuh Ego............. Janji yang tidak pernah tercapai.

Di sisa hidupnya kembali. Di sisa hidupnya merenung. Kembali ke tanah yang subur. Merenung bangsa yang penuh sandiwara.

....."Pak Tua...." tegur si Tono... "Untuk apa bapak kembali................?" "Untuk apa bapak melihat ketidak adilan?" "Keserakahan pemimpin yang bejat."

Menoleh dari jok becak nya kusam. Pak Tua memandang si Tono yang molongo Si Tono yang penuh kemiskinan hidupnya Si Tono yang cerdas, tetapi buta huruf.

"Untuk menepati janji, nak" "Untuk menagih nazar, nak" "Janji dari generasi ini......" "Kepada para pendahulunya, nak."

"Saya hanya seorang saksi tua renta." "Saksi dari Janji yang di ucapkan mereka." "Saksi dari Nazar yang disemburkan mereka." "Untuk mensejahterakan bangsa Indonesia ini."

"Tetapi bapak hanya tukang becak," ujar si Tono. "Mana bisa menjadi Saksi Sejarah bangsa ini?" "Bukankah bapak kalah suara, kalah massa?" "Seperti suara kami anak anak jalanan."

"In due Time, The Time will come, my child," lanjut si Tua. "Semua ada waktunya, semua ada masa nya, ..........nak." "Tidak mungki kesengsaraan itu di biarkan berlarut-larut." "Tidak mungkin kelaliman itu berkebang biak selamanya."

"Bumi akan datang mengambil apa yang menjadi miliknya, nak." "Api akan bernari memakan semua kebejatan, nak." "Kamu akan menjadi kamu, my apprentice." "Kamu akan menjadi kamu, my protege."

"Untuk meneruskan perjuangan ini." "Untuk menjadi saksi hidup ini." "Menggantikan saya, si Tua ini." "Meneruskan tulisan tulisan ini."

"Supaya generasi yang akan datang bisa membacanya." "Supaya generasi yang akan datang bisa belajar dari tulisan ini." "Terima lah..............hak istimewa ini, nak." "Anggaplah ini adalah Nasib dan takdir mu."

"Bangun.......nak" "Jangan terpaku di sana...." "Jadikan ini perjuangan hidup mu." "Sampai nafas terakhir mu berhembus."

Jack Soetopo

Lanjutan dari kisah "Perjalanan Tukang Becak Mencari Adinda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun