Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Orang Seperti Ini, Pantaskah Menjadi Pemimpin KPK?

29 November 2011   00:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:04 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya dikirim setiap bulan. Apa salah? Di mana undang-undangnya kalau saya dikirim uang karena jasa saya yang baik di luar tugas saya? Apakah itu gratifikasi? Kalau itu dianggap pelanggaran, silahkan," jawab Aryanto.""


Pernyataan yang sangat TERKENAL DI INDONESIA yang selalu terjadi jika ditanya
jujur atau tidak jujurnya, salah satunya inilah pernyataan nya:

"Saya tidak mungkin bicara blak-blakkan disini." by-- Aryanto Sutadi

Pernyataan umum ini bukan baru, karena saya teringat dengan pernyataan dari Bapak Ibnu Soetowo, setelah beliau di turunkan dari Dirut Pertamina di tahun 70-an. Beliau mengatakan bahwa,

"Sah ..Sah...saja Penjabat setinggi saya melakukan usaha menggunakan jabatan saya ( kapasitas) untuk berbisnis."


Demikian juga pernyataan Gayus, salah satu mid level pegawai Perpajakan di pengadilan menjawab pertanyaan Majelis Hakim.

"Iya, ....iya...itukan sah ...sah saja saya menggunakan kapasitas sebagai pegawai negeri di dept Perpajakan untuk menjadi calo dan nyambi, mencari uang tambahan."


Tepat sekali!!!!

Uang tambahan yang lebih besar dari gaji 10 tahunnya.

Bayangkan mulai dari Mantri di jaman penjajahan Belanda, seorang polisi, seorang pegawai negeri, guru, tukang ojek, calo tiket, tukang sapu, dalam waktu yang sangat singkat memiliki kekayaan yang berlimpah, lalu dengan canggihnya memberikan pernyataan umum dan mencoba memberikan contoh yang sangat baik, terhadap SPIRIT DAGANG, yaitu GUNAKAN SEBESAR2NYA, KESEMPATAN selagi menjabat. Menurut mereka itu Sah ...Sah...saja.

No wonder KORUPSI di Indonesia itu menjadi Bagian dari Ibadah dan Jalan Hidup.

Bagaimana ini terus terjadi?

Bagaimana menurut anda para pembaca yang budiman?

Jack Soetopo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun