Contoh yang siap meledak adalah pembelian kapal terbang dari China, yang menggunakan 3rd grade, aplikasinya.(Padahal buatan China ada yang 1st grade). Ini terlihat dari menolaknya safety rule dari FAA. Dengan sombongnya para pelawak ini, mengatakan tidak perlu menggunakan safety rule dari FAA ini. Merupakan Penyangkalan yang terpandai di dunia. Oleh sebab itu pesawat2 Indonesia tidak bisa mendarat di Amerika.
Apakah kita mau menunggu satu persatu pesawat yang di beli dari sana dengan dana serta cara tender yang sangat penuh dengan kolusi ini, jatuh dan memakan korban jiwa?
Oleh sebab itu saya pribadi menyambut hangat dengan ditanda tanganinya permbelian Lion Air dengan Boeing untuk pesawat yang terbarunya. Sehingga banyak mekanik dari Indonesia dapat sekolah dan belajar untuk membangun gudang perawatan pesawat yang sesuai dengan prinsip keselamatan dan layak terbang.
Inikan yang dari dulunya IPTN seharusnya di bangun sebagai wacana alih teknologi kedirgantaraan.
Bayangkan jika pemerintah Indonesia membangun dengan cara putera daerah yang berIQ tinggi tetapi begitu congkak dan munafiknya mengelola jalan-jalan dan jembatan2 yang ada di Indonesia, tentunya sebagai cost benefitnya sangat merugikan sekali. Hutangnya belum lunas, jembatannya sudah HANCUR.
Krakatau Steel, salah satu penghasil Besi Baja, tentunya memiliki GRADE 1- 5, dimana jelas dalam maket atau spesifikasi yang perlu di gunakan dalam membangun Jembatan. Jika dengan kepandaian nya para putera daerah ini memilih /mengkompromikan, tanpa disiplin mengambil grade yang murahan, maka yang terjadi adalah kekhawatiran publik dalam jasa keselamatan.
Ini yang tidak disadari dengan rendah hati oleh mereka, sehingga kita lagi2 jatuh kedalam perangkap atau di cap sebagai putera daerah yang tidak bisa dipercaya.
Dimulai dari pengambil keputusan dan para DPRD, para PNS yang kerjanya hanya duduk2 dan main catur atau menonton film porno di kantor atau ber BB ria dengan Facebook, mencuri waktu kerja.
Dalam tulisan2 saya terdahulu saya terus mengeritik para putera daerah yang berpikir Indonesia kaya raya, sehingga mereka berhak untuk berkorupsi ria, sehingga mengorbankan masa depan anak anak.
Memang banyak putera daerah ahli tenaga sipil yang sangat hebat di Indonesia, tetapi selama political will dan Mind set yang Korup tidak di hilangkan, kita akan terus menerus melihat banyaknya dana dari APBN terbuang sia-sia saja.
Contohnya, karena si Joko itu putera daerah yang berIQ tinggi, tetapi belum pernah bekerja dilapangan di tunjuk sebagai kepala proyek, karena si Joko itu anak si Joko SR, pejabat tinggi Indonesia. Sedangkan si Aseng yang ahli dilapangan , ber IQ tinggi juga, tetapi si Aseng ini adalah anak nya tukang jual bubur di pasar Limo. Jadi Si Aseng itu tidak dipakai, menurut mereka (para Pemimpin Salah Kaprah), kurang BULE, atau Kurang Indonesia( code word for rasial tone).