[caption id="attachment_99885" align="aligncenter" width="680" caption="MajGen Margaret H Woodward,Commander 17th Air Force, and US AF, USAF Africa base in Ramstein AirBase in Germany (sumber USAF)"][/caption] Seperti diberitakan dimana surat kabar mengenai pemboman dari udara oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, dan sekutunya. Kampanye pemboman ini dipimpin oleh wanita pertama dalam sejarah angkatan udara AS, yang memiliki pangkat Major Jendral, jika disamakan di Indonesia setingkat Marsekal Muda. Maj Jend Margaret H Woodwarf, adalah wanita pertama dalam sejarah Angkatan Udara America Serikat. Beliau sudah tidak asing lagi dalam menjalankan tugasnya sebagai komandan, ini terbukti dari tugas-tugas yang dijalankan beliau dalam perang di Balkan, Iraq, dan Afghanistan. Jalan hidupnya secara pribadi sangat dirahasiakan, tetapi secara profesional sangat menarik untuk dipelajari.
Margaret H Woodward dilahirkan dari keluarga menengah. Beliau bercita-cita ingin menjadi astronot, dengan cita-cita ini beliau di tahun1982, berhasil mengantongi
BA bidang
Aerospace engineering dari
UniversitasĀ Arizona State di Tempe, Arizona. Beliau masuk militer dan dilatih sebagai
Pilot Pesawat Tempur di
Columbus AFB, Mississippi. Ā Setelah itu, beliau menjadi
Pilot Instruktur. Pengalaman beliau sebagai
pilot banyak sekali termasuk T-37A; T-38A, Kc-138C, dan C-40B. Meneruskan sekolah Komando di tahun 1995,
Air Command and Staff College Maxwell Air force Base di Alabama. Ā Setelah itu di tahun 1997, mengambil
Master bidang
Aviation Science diĀ
UniversitasĀ Embry-Riddle Aeronautical di Daytona Beach, Florida yang terkenal mencetak astronot dan tenaga ahli dalam bidangĀ aviation, danĀ aerospace. Terakhir di tahun 2001, mengambil
Master dalam bidang
Strategy National Security, di National of War College Fort Lesley J. McNair, Washington DC. Pada bulan Juni 2010, beliau diangkat sebagai Komandan 17th US Air Force, dimana tugasnya membantu Comando AS di benua Africa, yang mencakup 53 negara, daerah yang luasnya 17 juta km persegi dan 900 juta jiwa. Dan unit yang dikomandoi-nya adalah Air support seperti Refueling and logistik. Oleh karena itu banyak menimbulkan kontroversi dikalangan Pentagon dan NATO saat itu. Tetapi Beliau terus membuktikan dirinya sebgai Komandan yang handal. Ini terbukti setelah diberlakukan Resolusi PBB 1973, "No Fly Zone." Beliau langsung bekerja keras mengimplementasinya. Ternyata sukses. Akhirnya banyak juga pengamat militer di dunia mendukung beliau dalam menjalankan tugas yang berat ini, karena dilihat kembali dari latar belakang beliau sebagai komandan Air Support. Latar belakang ini sangat lah penting dalam misi di Libya. HariĀ
Minggu, 03 April 2011, Amerika Serikat secara official menghentikan semua kampanye pemboman dari udara. Dan memberikan wewenang ini kepada NATO. Ā
(seeĀ guardian.uk) Tentunya
Indonesia memiliki
Srikandi- Srikandi di Angkatan Udaranya. Semoga banyak kamu wanita lebih banyak tertarik untuk terus menyumbang tenaga dan pikirannya untuk kesejahteraan Indonesia dan dunia.
Diambil dari beberapa sumber. Special thanks to Tom Ricks, Eric Koffe, Thomas Ricks, Ewen MacAskill, Mark Townsend, and Peter Beaumont. Jack SoetopoBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya