Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akhirnya PLN Akui Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Listrik Indonesia

23 Maret 2014   19:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 3253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_316681" align="alignnone" width="640" caption="by finance.detik.com/"][/caption]

Denpasar, Maret 23, 2014

Akhirnya setelah membaca, dan mengamati para pejabat Indonesia yang Mencla-Mencle, Jualan Mimpi dan Harapan Palsu, akhirnya ada pejabat PLN yang JUJUR, dan Mengakui Bahwa PLN Tidak dapat Memenuhi Kebutuhan Listrik di Seluruh Indonesia.

Dalam laporan Detik.com, Direktur Perencanaan dan Afiliasi Anak Perusahaan PLN Murtaqi Syamsuddin saat Coffee Morning di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (21/3/2014) dengan Jujur nya mengakui kekurangan PLN.

"Secara bisnis PLN mendapatkan monopoli power tetapi secara kepentingan negara kemampuan PLN untuk menyediakan listrik terbatas. Negara ini tidak diuntungkan kalau PLN dijadikan tumpuan untuk menyediakan listrik di negara ini," kata Murtaqi.

Sebelumnya, banyak politikus, pejabat pemerintah, menteri BUMN, dan para pelawak lainnya, mencoba menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya. Mereka sering lari dari kenyataan, dan berpikir bahwa jika wartawan, publik dan para pengusaha tidak menanyakan masalah KELISTRIKAN di Indonesia, semua masalah listrik akan selesai dengan begitu saja.

Lalu, ada yang menanyakan mengapa negara Indonesia yang 'Katanya' Kaya Raya, Loji Nawi bisa TIDAK MAMPU?

Untuk menjawabnya mari anda para pembaca yang budiman melihatnya secara JUJUR berdasarkan Fakta.
1. Kata 'BISA' Bukan Jawaban yang NYATA, jika kita sudah Dewasa, dan Menjabat, serta memimpin suatu Negara sebesar Indonesia.
2. Peningkatan penduduk Indonesia akan terus seperti yang dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik, bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025.
3. Menurut presidenri.go.id, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 tahun terakhir adalah, 2013-5,78%, 2012-6,23%, 2011-6,5%, 2010-6,1%, dan 2009-4,5%.
4. Kebutuhan listrik di Indonesia, berkisar 5,700MW/tahunnya, menurut BPS di tahun 2011, pembangkit listrik yang ada menghasilkan daya sebesar 35.253,9 MW.

[caption id="attachment_316682" align="alignnone" width="620" caption="BPS"]

1395551898766451672
1395551898766451672
[/caption]

Jika kita melihat laporan BPS, seharusnya PLN bisa mencukupi kebutuhan listrik, tetapi faktanya tidak . Karena apa yang didata BPS, tidaklah sama dengan kapasitas yang asli di lapangan.

"PLN itu keuangan terbatas. Dari jumlah pertumbuhan permintaan listrik sebesar 5.700 MW/tahun untuk penuhi permintaan sampai 8.5%/tahun untuk pertumbuhan ekonomi 6,5-7%/tahun kami tidak sanggup. PLN terbatas. Sesuai RUPL (rencana usaha penyediaan tenaga listrik), kami buat elaborasi kebutuhan itu plus transmisi. Setidaknya kebutuhan mencapai US$ 125 miliar dalam 10 tahun ke depan atau US$ 12,5 miliar per tahun. (Dari jumlah itu) Kami sampaikan kami mampu hanya US$ 5 miliar/tahun atau Rp 50-60 triliun yang kami bisa eksekusi," tutur Murtaqi.

5. PLN adalah BUMN, menurut para NeoBerdikari, dan para politikus yang suka pandering dengan mencoba menjual kebencian bantuan Asing, tidak dapat menjawab dan memiliki jawaban yang sama dengan para pejabat PLN. Yaitu, PLN TIDAK MEMILIKI DANA.

6. Di Pemerintahan Indonesia, dan Dewan Rakyat, Indonesia dipenuhi dengan para Profesor, Doktor, Penyanyi, Aktris, Aktor, Pengusaha, yang tentunya mendapatkan pendidikan yang sangat tinggi sekali.

Dari Fakta diatas, apa solusinya?

Jawabanya adalah
1. Bangun dari Tidur yang Panjang.
2. Jangan Bertamasya ke Maldive dengan para pustun.
3. Jadilah Politikus yang Profesional, sehingga jika pekerjaan nya bagus, penghasilannya juga bagus dan bonusnya tinggi.
4. Jangan menjadikan pejabat negara, dan wakil rakyat sebagai tempat tidur, dan tempat mencari proyek.
5. Jangan jadikan jabatan sebagai pembuat lagu, dan menjual buku saja.
6. Dewan Perwakilan Rakyat adalah anggota2 yang mewakili paling tidak 700,000 konstituennya. Seperti Marzuki Alie yang mewakili Jakarta, Anas U mewakili Jawa Timur dahulunya, Nazaruddin Khan mewakili Jawa Timur dulunya, Ibas dulunya mewakili Jawa Timur. Jadi harus secara Profesional mempertanggung jawabkan keputusan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan mengenaii listrik juga.
7. DPR, dan pemerintah bisa menerbitkan NKRI Bond yang maturitynya selama 30 tahun, dijual kepada umum, seperti waktu Amerika Serikat membangun Infrastrukturnya setelah perang dunia ke II. Bahkan saya, sendiri sejak muda, membeli US Bonds, baru setelah saya pensiun tahun lalu saya bisa menjualnya dan hasilnya cukup untuk menikmati pensiun yang damai dan loji nawi.
NKRI Bonds bisa dalam pecahan Rp.100,000, sampai Rp10,000.000, Non Taxable if be redeem after 30 years, dengan yealdnya 7 persen.

Rakyat Indonesia dan penduduk dunia, bisa membelinya, sehingga rakyat dibantu untuk
1. Menabung dihari tua.
2. Bisa turut merasa membangun dan memberikan sumbangsih pembangunan Infrastruktur Indonesia.
3. Sehingga pemerintah Indonesia, tidak harus terus pusing2 mencari dana untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.
4. NKRI Bonds bisa USDollar, atau Rupiah.

Sebagai penutup, solusinya adalah ada didepan mata kita semua, mengeluh, merengek, membuang angin, menjual Harapan Belaka, hanya membiarkan kesalah kaprahan yang selama ini berjalan, bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya loji nawi, harus dirubah dengan kenyataan bahwa penduduk Indonesia harus bekerja keras, dan bersama-sama membangun negara ini. Jika tidak, dalam waktu 20 tahun yang akan datang. Kita semua akan duduk di mobil, karena listrik mati, jalan macet, hujan datang banjir, dan tanah longsor.

Salam Infrastruktur Yang Profesional

Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun