Mohon tunggu...
Rikrik S
Rikrik S Mohon Tunggu... -

Inventor 'Buku Pintar'. Mencintai segala perkara yang beraroma klasik. Sekongkolannya Wiro Sableng :D XD. Author of "Tukinem Biduan Pantura". Gabung kompasiana buat memperbanyak kawan ;). Tuan rumah atas blog berikut rikrikes.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan Syawal

16 Juni 2017   02:44 Diperbarui: 16 Juni 2017   03:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mak, aku dengar beduk kembali ditabuh

Aku paham beribu bahasa dan talu

Kalau ini merupakan pertanda rindu

Aku harus kembali temui emak dan bapak

Kembali dari rantau orang

Menuju desa yang terhias guratan pematang

Nun jauh di seberang rintang

Mak, aku dengar takbir kembali menggema

Aku paham beribu lagu dan rasa

Kalau ini merupakan pertanda cinta

Aku harus kembali temui emak dan bapak

Kembali dari negeri seberang

Menuju desa yang terhias beribu kenang

Nun jauh di balik bayang

Aku angkat macam-macam barang

Terisi penuh cinderamata yang benderang

Dariku;

Kelana si tembang tualang

Sang putra yang lama hilang bersama bintang

Sesampainya aku di desa

Aku ingin emak-bapak kenal ia;

Perempuan dari negeri seberang

Gadis manis bermata kunang

Tolong sapa senyum ranumnya

Buat ia kenal desa kita nan penuh warna

...

Biarkan ia sapa emak dan bapak

Sebab ia bidadariku, Mak...

Sang istri dari negeri seberang

Mak, akankah bapak dengar celoteh cucunya?

Di sini bidadariku mengais sang bayi;

Sang bayi dari putra emak dan bapak

Sekarang cucu emak dan bapak sedang tersenyum;

Mendengar gema takbir dan alunan beduk

Katanya ini alunan cinta

Yang menyuruhku untuk kembali temui desa

Aku dengar beduk terus ditabuh

Takbir terus menggema

Ke desa aku kembali berlabuh

Bersama bidadari dan sang bayi; cucu emak-bapak

...

Mak, aku datang

Sebelum fajar naikan siang

Di bulan penuh kemenangan.

--------

19-03-2013

Rikrik S

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun