Mohon tunggu...
Jacinda Syakura Evanthe
Jacinda Syakura Evanthe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa S-1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Toxic Friendship: Bagaikan Lingkaran Setan yang Tak Henti

6 Juni 2022   19:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   20:05 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toxic Friendship (Sumber Gambar: schoolofparenting.id)

Toksik secara harfiah memiliki makna “beracun”. Sedangkan sifat toksik dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang beracun atau merugikan orang lain. Terdapat banyak kategori dari sifat toksik, diantaranya ada toxic friendship, toxic parents, toxic relationship, dan lain sebagainya. Topik yang akan difokuskan pada artikel ini adalah toxic friendship. 

Toxic friendship merupakan hubungan persahabatan yang tidak sehat dikarenakan perilaku seseorang yang dapat merugikan teman-temannya. Hubungan persahabatan yang toksik seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari – hari. Tetapi, banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa hubungan persahabatan tersebut sudah tidak sehat.

Terkadang sulit untuk mengetahui apakah teman kita bersifat toksik atau tidak. Sebab, mungkin kita sudah merasa terbiasa dengan perilaku toksik mereka yang ternyata membawa pengaruh buruk. Situasi inilah yang dapat menyebabkan lingkaran toksik yang sulit untuk dicari jalan keluarnya. Pasti banyak dari kita yang tidak sadar jika sebenarnya teman dekat kita ternyata memiliki perilaku toksik.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui ciri - ciri sifat toksik . Dikutip dari gramedia.com ciri - ciri yang dimiliki oleh teman yang toksik antara lain:

Pertama, teman yang toksik sering menyakiti perasaan teman baik sengaja maupun tidak. Teman toksik selalu memiliki cara untuk membuat dirinya terlihat lebih unggul dengan cara membandingkan dan menjatuhkan orang lain.

Kedua, teman yang toksik selalu mengutamakan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Ia akan melakukan segala cara untuk mencapai sesuatu yang diinginkan tanpa mempedulikan perasaan atau kondisi orang lain.

Ketiga, manipulatif dan playing victim. Teman yang toksik bisa saja memutarbalikkan fakta atau bahkan memanipulasi keadaan jika suatu hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Jika disadari ada teman yang memiliki ciri – ciri di atas, terdapat beberapa cara untuk menyikapi sifat toksik mereka. Salah satunya yaitu dengan membuat batasan komunikasi dengan teman yang toksik. 

Membatasi interaksi dengan mereka dilakukan supaya kita tidak terpengaruh dengan energi negatif yang mereka berikan.  Selain itu, untuk menyikapi teman yang toksik juga dapat dilakukan dengan mengingatkan serta menasehati mereka tentang perilakunya yang merugikan.

Jika dirasa teman sudah terlalu toksik dan sulit diatasi, maka satu - satunya cara agar tidak terjerumus adalah dengan meninggalkannya. Sejatinya perilaku toksik itu seperti sebuah lingkaran yang selalu membawa ke arah negatif dan sulit untuk diubah kecuali jika ada kesadaran dari dalam diri sendiri untuk mengubah sifat tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa toksik adalah suatu perilaku yang dilakukan seseorang untuk merugikan orang lain dalam suatu hubungan, salah satunya dalam hubungan persahabatan. 

Penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri perilaku toksik supaya kita dapat segera menyikapinya dengan baik serta tidak terjebak dalam lingkaran negatif. Sebab, berinteraksi dengan teman yang toksik itu sangat merugikan, dapat menguras lebih banyak energi dan merasa lebih cepat lelah karena cenderung menyalahkan diri sendiri atas perbuatan orang lain yang tidak disadarinya. 

Selain itu, berinteraksi dengan teman toksik juga tidak nyaman karena teman toksik pasti selalu membuat diri kita buruk di mata mereka.

Healthy friendships are vital to your overall well-being, but when they are disrupted by the toxic behaviors of a friend, you can be negatively affected in a variety of ways (Degges-White & Van Tieghem : 2015).

REFERENSI

Degges-White, S., & Van Tieghem, J. P. 2015. Toxic Friendships: Knowing the Rules and Dealing with the Friends who Break Them. Rowman & Littlefield.

Talitha, T. 2021. Toxic Friendship: Ciri, Dampak & Cara Mengatasi Toxic Friendship. Gramedia.com. https://www.gramedia.com/best-seller/toxic-friendship/ diakses tanggal 4 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun