puisi..
aku menamainya..
dia tak kutulis.. tidak juga kuketik
aku membaca isi kepala.. lalu kutarik nafas..
satu.. dua.. tiga..
ada suara..
itulah puisiku..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!