Di Malaysia, bisa dibilang mereka turut bergerak untuk membantu program-program keagamaan dan sosial kemanusiaan di kampung halaman. Mereka punya sense of belonging yang baik. Kontribusi dalam hal-hal kecil sudah menunjukkan niat baik mereka untuk membantu kampung halaman.Â
Soal siapa orang Aceh ke depan yang menjadi leader atau Don. Ada tokoh yang sudah meninggal dan lanjut usia yang mana peran mereka perlu diganti oleh tokoh-tokoh muda yang cukup powerful dan masih punya tekad kuat untuk mempertahankan tradisi.
Salah satu diantara sekian tokoh Aceh paling berpengaruh adalah almarhum Tan Sri Sanusi Juneid. Beliau adalah mantan menteri di era Mahathir Mohammad. Beliau juga pernah menjabat Sekretaris Jendral UMNO, partai berkuasa di Malaysia di era Mahathir. Seperti Golkar di Indonesia.
Tan Sri Sanusi Juneid berasal dari Kampong Acheh di Yan, Kedah. Negeri federal di ujung Utara Malaysia. Kampung ini ada karena sejumlah imigran asal Aceh yang hijrah saat meletusnya Perang Aceh melawan invasi Belanda. Sebagian tokoh Aceh sengaja diungsikan ke Malaysia kala itu.
Di kampung tersebut, ceritanya, warga Aceh hidup dengan adat dan tradisi Aceh. Mereka juga masih menggunakan bahasa Aceh. Di kampung tersebut mereka dididik untuk mampu unggul dan bersaing dengan orang Melayu. Hingga akhirnya generasi Aceh pada masa itu banyak menjadi tokoh-tokoh yang berpengaruh di Malaysia.
Ketika terjadi konflik Aceh masa 80'an, Malaysia menjadi pilihan warga Aceh untuk menghindari konflik di kampung halaman mereka.Â
Kini, Malaysia masih menjadi tujuan warga Aceh untuk merantau mencari kerja dan berharap mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H