Mohon tunggu...
Jabal Sab
Jabal Sab Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Kepala Bidang Informasi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Menulis untuk berbagi pengetahuan, menulis untuk perubahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Motivasi Unik Jordan Peterson dan Kesehatan Mental

9 Agustus 2023   10:18 Diperbarui: 18 Agustus 2023   07:46 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini saya sering mendengarkan Jordan Peterson, seorang profesor, psikolog klinis asal Kanada yang dikenal dengan pandangannya yang unik tentang psikologi, filsafat, dan tema politik. 

Dalam hal kesehatan mental dan menghadapi krisis, Peterson menekankan pentingnya bagi setiap orang untuk punya tanggung jawab pribadi, berani menghadapi tantangan, dan menemukan makna hidup. Sama seperti banyak filsuf dan penulis, seperti Victor Frankl misalnya, makna hidup atau tujuan hidup adalah pegangan utama manusia untuk benar-benar bisa hidup terarah.

Peterson sering berbicara tentang manfaat menghadapi kesulitan secara langsung dan potensi pertumbuhan (growth) dan ketahanan (determination) yang dapat dihasilkan dari pengalaman hidup ketika berhadapan dengan masalah. Manusia gak akan menjadi manusia tanpa masalah.

Ungkapan Peterson "you should be a monster, an absolute monster. But then you should have the ability to control it" (kau harus menjadi monster, benar-benar monster. Namun kamu harus punya kapasitas untuk mengontrolnya) sejalan dengan gagasan Peterson bahwa individu harus mampu membela dirinya sendiri dan menegaskan pandangannya, terutama saat menghadapi tantangan. Hal tersebut terkait dengan mengembangkan kekuatan psikis dan ketegasan untuk menghadapi kesulitan hidup daripada bersikap pasif atau tunduk. 

Satu lagi, Peterson menganggap bahwa kebajikan (virtue) bukanlah kelemahan. Kita bukan menjadi baik karena kita tidak berdaya. Harus ada semacam "evil" atau kapasitas untuk agresif dalam diri kita namun kebajikan "virtue" membuat kita mengontrolnya.

Sikap Peterson yang membuat pasien atau pembacanya menjadi kuat untuk menghadapi kenyataan hidup menurut hemat saya mungkin ada benarnya juga. Manusia menghadapi kehidupan yang tak mudah. Hidup memang sejatinya tak mudah.

Apabila kita melihat pada sejarah panjang manusia sejak evolusi, manusia telah melalui berbagai rintangan dan cobaan. Kita harus cukup kuat untuk bertahan, paling tidak kita bisa beradaptasi dengan lingkungan yang keras.

Manusia telah melalui masa perburuan, banyak peperangan dan pandemi untuk bisa sampai di tahap ini.

Dulu manusia harus berburu dan bertarung dengan binatang buas untuk bisa mencari makan dan bertahan hidup. Kini segalanya di hidup kita menjadi mudah. Terlebih setelah adanya teknologi.

Secara psikologis, manusia harus dididik untuk menerima kerasnya hidup, mendapatkan perilaku tidak menyenangkan, harus berani bersuara menyatakan pendapatnya, harus berani berargumen membela apa yang ia anggap benar. 

Jika kita selalu permisif terhadap kelemahan dalam diri kita, kita akan selalu kalah dan tersisih. Untuk itu, pola Jordan Peterson dalam memperkenalkan realitas kehidupan dan menggali kemampuan manusia untuk berhadapan dengan kondisi nyata yang tak selalu nyaman itu musti dipertimbangkan oleh semua orang.

Kesehatan mental menjadi isu utama yang sering diperbincangkan. Namun isu kesehatan mental bukan berarti menjadi alasan untuk lemah pada diri sendiri. Keadaan akan menjadi lebih buruk apabila kita permisif terhadap kelemahan diri kita, permisif terhadap kekurangan yang tidak diperbaiki atau lemah untuk menegakkan hidup disiplin demi mencapai tujuan-tujuan dalam hidup.

Tipikal motivasi Peterson cocok untuk membuat mereka yang kurang motivasi, merasa tertekan dan lemah menjadi kuat untuk bangkit. 

***

Jika kita mencoba mengkritik pemikiran Peterson, sebenarnya ada beberapa hal yang tidak mungkin dinafikan bahwa ketika ada yang kuat maka ada yang lemah. Tidak mungkin semua orang menjadi sama kuat dan sama-sama mampu bangkit untuk mencapai tujuan hidupnya. Pasti ada yang gagal.

Disini saya melihat bahwa manusia diberi potensi yang sama namun akan mendapatkan hasil yang berbeda dalam kesuksesan. Katakanlah soal kaya dan miskin. Sebagai makhluk sosial, memang sudah alamiah bahwa ada kelompok masyarakat yang memang tidak mampu bangkit dari kondisi lemahnya karena berbagai faktor, salah satunya kemiskinan struktural. 

Alamiah pula bagi manusia sebagai makhluk sosial, bahwa ada kelompok tertentu yang lebih mapan dan kuat bertanggungjawab untuk membantu kehidupan mereka yang lemah. 

Jordan Peterson sempat mengkritik tentang mereka yang dengan bantuan talangan sosial menjadi lemah. Saya tak sepenuhnya sepakat tentang itu. Ada kondisi tertentu yang memang mengharuskan talangan sosial diberikan karena keterbatasan-keterbatasan tertentu.

Apabila kita menilik dari perspektif ajaran agama Islam, merupakan kondisi alamiah ada yang berada di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu mereka yang mampu dan memenuhi prasyarat tertentu dari segi kemakmuran wajib untuk menyalurkan sebagian kecil kekayaannya untuk membiayai yang miskin tadi. 

Dengan subsidi dari kaya ke miskin, bisa mendukung terciptanya keharmonisan sosial karena adanya hubungan saling memberi-menerima. Bahkan memberi kepada yang lemah adalah nilai universal yang dipercaya oleh hampir semua agama. 

Saya menyimpulkan bahwa pendekatan psikologis Jordan Peterson punya sisi unik yang mampu menggali potensi individu hingga mampu mencapai potensi terbaiknya. Namun di sisi tertentu, Peterson berpikir terlalu liberal-individualis dan mengabaikan aspek sistem sosial yang mengedepankan kolektivisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun