Mohon tunggu...
Jabal Rachmat
Jabal Rachmat Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya sesekali menulis

Menulis ketika ingin

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Peran Emile Smith Rowe dalam Inkonsistensi Arsenal

23 Februari 2021   12:34 Diperbarui: 23 Februari 2021   13:17 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: outlookindia.com

Inkonsisten, barangkali itu sudah jadi kata yang sangat lekat dengan tim asal London, Arsenal. Selain akrabnya mereka dengan performa yang naik turun, The Gunners pun ternyata tidak pernah menurunkan susunan pemain yang sama sejak September 2018. Hal tersebut, baru dipatahkan pada laga kontra Benfica kemarin.

Bermain dengan pola 4-2-3-1, Mikel Arteta memainkan pemain yang sama ketika melawan Leeds United. Lantas, apakah ini menjadi pertanda bahwa 11 orang yang main dari menit awal tersebut adalah 11 pemain terbaik Arsenal? 

Jelas tidak. Pemain terbaik di pos bek kiri tentu saja adalah Kieran Tierney. Sedangkan posisi terbaik untuk Hector Bellerin tentunya adalah bangku cadangan.

Di sektor lapangan tengah, pelatih asal Spanyol tersebut tampaknya sudah mulai menaruh kepercayaan pada Martin Odegaard, Emile Smith Rowe di kiri, dan Bukayo Saka di kanan. Pada awal kedatangannya, sang pemain Norwegia kerap diasosiasikan sebagai penantang Emile Smith Rowe di posisi gelandang serang.

Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, rasanya, setelah kemenangan atas Chelsea pada 27 Desember lalu, sang gelandang 20 tahun seperti tidak memiliki saingan untuk posisinya. Namun, dengan kedatangan Odegaard dari Real Madrid, membuatnya harus rela bergeser ke sektor kiri lapangan Arsenal.

Pindahnya posisi pemain yang pernah membela RB Leipzig tersebut pun bukan menjadi indikasi dia kalah bersaing. Sebab, dari sejumlah permainan yang telah dimainkannya, Smith Rowe lebih sering bergerak ke sisi kanan maupun ke sisi kiri lapangan. 

Sedangkan posisi tengah lapangan, kerap disusupi oleh Dani Ceballos atau Granit Xhaka. Pergerakan tersebut pun merupakan usaha Mikel Arteta untuk mewujudkan overload di posisi sayap Arsenal.

Ketika Smith Rowe dan Cedric Soares bahu membahu di sisi kiri, Bukayo Saka dibantu sesekali mendapat bantuan dari Martin Odegaard. 

Kehadiran sang gelandang di sisi kanan pun menjadi opsi tambahan ketika Arsenal mencoba melakukan serang dari kanan. 

Meski pada akhirnya, kehadiran gelandang asal Norwegia tersebut tidak menjadi solusi jangka panjang karena tidak adanya opsi beli untuk Arsenal pada klausul peminjaman sang pemain.

Meski hanya sementara, para pendukung Arsenal tak perlu bersedih. Sebab, meski berhasil menggeser Emile Smith Rowe di posisi, pemain Norwegia tersebut masih tak bisa mengalahkan kontribusi pemain bernomor punggung 32 tersebut. Mengutip dari Understat, Smith Rowe jadi pemain dengan rataan operan kunci terbanyak dengan 1,78 umpan kunci tiap pertandingan.

Tidak hanya itu, meski baru bermain 10 kali, torehan assist pemain akademi Arsenal tersebut juga lebih banyak dari assist pemain yang diharap jadi solusi kreatif The Gunners pada awal musim, Willian. 

Smith Rowe sudah mencatat 4 assist, lebih banyak dari Willian yang sudah turun 18 kali. Sehingga, kedepannya, Arsenal bisa berharap pada Emile Smith Rowe yang akan semakin matang di tangan Mikel Arteta untuk mengatasi masalah konsistensi Arsenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun