Mohon tunggu...
Jabal Nur
Jabal Nur Mohon Tunggu... Administrasi - Tottenham Hotspur

Menulis Jurnal Perjalanan di www.saksara.xyz Kerjasama bareng bisa hubungi pariandopi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sibuk Mencari Elektabilitas hingga Apatis Cita-cita

26 Maret 2019   11:16 Diperbarui: 26 Maret 2019   12:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elektabilitas menjadi alat yang dijadikan sebagai isu hasil pemenangan suara dibeberapa daerah oleh kedua belah pihak alias capres 01 dan 02. Dengan elektabilitas akan meningkatkan kepercayaan capres dalam menjalankan kampanye di beberapa daerah. Tak heran jika elektabilitas dijadikan alat untuk menakuti lawan lain. Bahkan menjatuhkan lawan dengan elektabilitas ini. Padahal belum tentu benar.

Kedua capres saling mencari popularitas politik demi mencapai elektabilitas yang unggul. Dan tak jarang dari keduanya timbul fitnah untuk saling menyabet popularitas lawan. Mirisnya itu seringkali terjadi pada setiap pemilu terjadi demi memenangkan suara rakyat. Segala sesutu dilakukan demi sebuah tahta yang diberikan oleh rakyat melalui pemilihan suara.

Kampanye politik merupakan serangkaian usaha komunikasi secara terencana yang dilakukan dalam pilpres untuk mendapatkan dukungan dari publik. Untuk meningkatkan elektabilitas masing masing kubu, kampanye politik yang dilakukan adalah dengan pencitraan politik.

Dalam hal ini, elektabilitas kedua kubu dapat ditingkatkan melalui kegiatan kampanye politik. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua kampanye politik bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas, ada sebagian kempanye yang bertujuan untuk menjatuhkan figur lain yang menjadi lawan politik. Dan itu sudah sangat sering terjadi.

keduanya secara substansial harus berupaya keras membangun citra politik mereka agar dapat meraih dukungan pemilih. Hal ini dikarenakan citra seseorang dimasyarakat menjadi faktor yang menentukan dalam keberhasilan kegiatan kampanye politik.

Dengan elektabilitas itu, masing masing kubu telah apatis terhadap cita cita negeri ini. Menjadikan demokrasi sebagai alat untuk membunuh lawan lain adalah sebuah tindakan yang telah menyimpang dengan ideologi bangsa kita. Tak ada lagi "kemanusiaan yang adil dan beradab ". Kampanye yang adil ? sudah tidak ditemukan lagi. Beberapa waktu yang lalu saja kampanye terbuka dilanggar. Bahkan sudah tidak beradab lagi. Semuanya saling tuduh dan memfitnah.

Inilah elektabiltas yang memisahkan persatuan bangsa dalam popularitas politik bangsa kita. Berburu akan hal itu, hingga apatis pada cita cita leluhur bangsa yang membangun negeri ini dengan susah payah. Apalah artinya sebuah kanca politk tanpa didasari ideologi bangsa yang sudah lama dibangun oleh pendiri bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun