Mohon tunggu...
Joel Widjaja
Joel Widjaja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMA Kolese Kanisius Jakarta

Politikus muda, penggemar debat, visioner bagi masyarakat. Suka bernyanyi dan berpidato. Trilingual.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teks Tanggapan Mengenai Teks Anekdot dan Pemimpin yang Humoris!

19 Mei 2023   23:43 Diperbarui: 19 Mei 2023   23:52 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keuntungan Memiliki Sosok Pemimpin yang Humoris
Teks yang telah saya baca menyampaikan tentang keinginan akan sosok pemimpin yang humoris. Menurut saya, seorang pemimpin yang humoris dapat membawa keuntungan dalam berbagai situasi. Selain mampu mengurangi tekanan dan mencairkan suasana, kepemimpinan yang humoris juga dapat membangun hubungan yang lebih akrab dan dekat antara pemimpin dengan bawahannya.

Teks anekdot adalah jenis teks naratif yang singkat dan mengandung cerita lucu atau menarik yang bertujuan untuk menghibur atau mengajarkan pembaca tentang suatu nilai atau pelajaran tertentu. Biasanya, teks anekdot dibangun dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, serta mengandung unsur humor atau kejadian yang menarik untuk membuat pembaca tertarik dan terhibur. Meskipun pendek, teks anekdot dapat memiliki nilai edukatif yang penting karena dapat memberikan inspirasi atau pelajaran yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

CONTOH ANEKDOT:
Seorang guru mengajarkan reaksi kimia di kelas. Ia menerangkan, proses pembuatan makanan merupakan proses kimiawi. Ia pun memulai sesi pertanyaan.

"Susi, sebutkan contoh reaksi kimia yang sudah kamu tahu!" kata Bu Guru.

"Dalam pembuatan etanon, glukosa diubah jadi alkohol lewat fermentasi, rumusannya C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2CO2 + 1NADH2 + energi," jelas Susi.

"Bagus, Susi!" Puji Bu Guru. " Sekarang Juki, sebutkan contoh yang lain!"

Juki waktu itu sedang melamun. Maklum, ia belum sarapan karena bangun kesiangan. Padahal, ibunya sudah menyiapkan nasi pecel ayam yang sangat enak untuk ia dan adiknya. Juki pun tidak berkonsentrasi dengan pertanyaan Bu Guru sehingga menjawab sekenanya.

"Beras dimasak jadi nasi, Bu. Lalu tempe mentah dicampur garam, bawang, dan ketumbar, kemudian digoreng jadi gurih. Kalau nasi dan tempe dicampurkan, ditambah sambal pecel, rebusan sayur, dan kecambah, perpaduan unsur ini menjadi sarapan enak, Bu," sahut Juki.

Seisi kelas tertawa kencang, termasuk Bu Guru.

"Tenang..tenang..hahaha. Juki, kenapa jawabanmu demikian?" tanya Bu Guru.

"Itu reaksi kimiawi, Bu," jawab Juki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun