Apa yang akan terjadi jika anda mengamputasi tangan sendiri demi bertahan hidup?? itulah yang dilakukan Aron Ralston, seorang pegawai toko Ute Mountaineer, yang menjual alat-alat mendaki gunung.
Aron yang maniak mendaki seorang diri, sebelumnya sudah mencapai 55 puncak pegunugan Colorado dengan ketinggian 14ribu kaki, dan 45 di antaranya ia daki seorang diri.
Bagi Aron mendaki sendirian adalah tantangan yang memacu adrenalinnya. Itu sebabnya ia pun emoh ngasih tahu siapa pun, termasuk ibunya ke mana ia pergi, ngeri dilarang.
Tapi itulah… Kesombongannya berujung musibah. Ketika Aron berpetualang ke Canyonlands National Park dengan truk, dilanjutkan naik sepeda, lalu berjalan kaki, hingga canyoneering atau merayap di celah-celah sempit dua tebing batu, ia kena batunya. Aron terjatuh ke dalam celah sempit bersama sebongkah batu 360kg yang langsung menjepit tangan kanannya di dinding tebing!
Dasar orang yang senang tantangan, dalam kondisi begini pun Aron masih bisa berpikir jernih dan memikirkan 4 rencana untuk bertahan: 1. Berteriak minta tolong dan berharap ada yang mendengar (kemungkinannya kecil sekali) 2. Mengungkit batu agar bisa mengangkat tangannya. 3. Mengikat batu dengan tali yamg dikaitkan di atas tebing untuk menariknya, 4. Memotong tangannya.
Semua cara (kecuali nomor 4) sudah diupayakannya. Namun hasilnya nihil. Siang-malam hingga hari kelima Aron masih hidup walau lemah. Ia pun terpaksa meminum air seninya sendiri untuk bertahan hidup. Dan Aron membuat dokumentasi dengan video cameranya, berpamitan pada orangtuanya, kalau itulah waktu kematiannya.
Hingga di hari keenam, Aron tak punya pilihan lain, ia memutuskan mengamputasi tangan kanannya! Huwidiiih… Menggunakan alat multi tool (pisau Swiss ala Mac Gyver) murahan buatan Cina yang ternyata tak tajam, Aron berusaha memotong tangannya di bawah siku. Gagal!
“Pelajarannya adalah, jangan beli barang buatan Cina, kualitasnya jelek,” Aron bahkan masih bisa berkelakar.
Karena terbentur tulang lenganlah, pisau tumpul itu tak mampu memotong. Nekad, Aron mematahkan dua tulang lengan kanannya, dengan menekannya ke batu. Begitu patah, selama 1 jam ia memotong tangannya itu hingga putus!!!
Kemudian ia merawat lengannya dengan peralatan P3K seadanya, membungkus dengan baju dan masih harus mendaki untuk keluar celah sempit. Sempoyongan Aron berjalan dan bertemu sekeluarga petualang dari Belanda yang membantunya. Aron memutuskan terus berjalan, kendati sempoyongan, sampai sebuah helicopter menjemputnya.