Kopi menjadi komoditas unggulan dalam sektor perkebunan di Indonesia. Menurut data USDA (2023), pada periode 2022/2023 Indonesia menjadi produsen kopi terbesar ketiga di dunia dengan angka produksi mencapai 11,9 juta karung sebesar 60 kg. Pada tahun 2022, Kabupaten Malang menduduki posisi sebagai produsen kopi tertinggi di Jawa Timur dengan angka produksi mencapai 13.047 ton (BPS Jawa Timur, 2023). Sayangnya, kopi lokal Malang belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas karena teknik pengolahannya masih terbatas dan sederhana.
Berangkat dari permasalahan tersebut, terciptalah suatu kolaborasi antara lima mahasiswa yang terdiri dari Ametia Citra Florenika (THP, FTP), Phelia Angelina (THP, FTP), Dyah Candra Dewi (SI, FILKOM), Tsabit Abdurrafi Shalahuddin Al Ayyubi Sind (SI, FILKOM), dan Rika Puri Muji Lestari (Kedokteran Gigi, FKG) dibawah bimbingan Riska Septifani, S.T.P., M.P dengan petani kopi lokal Malang melalui sebuah usaha kopi dengan penerapan inovasi teknologi fermentasi karbon maserasi termodifikasi. Penggunaan metode tersebut terbukti dapat meningkatkan cita rasa dari kopi lokal sehingga memiliki nilai jual yang tinggi dan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Kegiatan ini didanai oleh Kemdikbudristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2024.
"Saat ini banyak produk olahan kopi yang dikenal dan diminati oleh anak muda dan pecinta kopi, namun sayangnya kopi daerah Malang masih kurang dikenal oleh masyarakat umum padahal kopi lokal Malang memiliki potensi yang sangat besar." ujar Ametia.
Menurut Ametia, kopi di daerah Malang merupakan komoditas perkebunan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa kopi daerah Malang masih belum dikenal oleh masyarakat umum, sehingga diperlukan adanya suatu inovasi yang dapat meningkatkan daya saing dari kopi lokal Malang agar dapat eksis dan dikenal oleh masyarakat umum. Salah satu inovasi yang dapat digunakan adalah inovasi yang dilakukan Heritage96, yakni dengan cara menggunakan teknik fermentasi karbon maserasi dengan penambahan kultur starter water kefir.
"Saat ini, olahan kopi kami sedang dalam tahap pengeringan batch 3, terdapat beberapa evaluasi dan tahapan yang harus ditempuh, agar olahan kopi kami memiliki cita rasa dan kualitas yang tinggi. Kami berencana pemasaran olahan kopi ini tidak hanya berhenti pada daerah Jawa Timur saja dan pada program PKM ini, namun akan terus dikembangkan hingga pemasarannya mencapai tingkat nasional," tambah Dyah selaku salah satu anggota.
Phelia, anggota penelitian yang lain melanjutkan pernyataan Dyah bahwa produk kopi ini sudah mulai dipasarkan melalui expo dan media sosial. Tujuan pemasaran tersebut adalah untuk mengetahui respon masyarakat luas terhadap hadirnya produk kopi Heritage96.
"Kami sudah melakukan pemasaran dan survey peminat kopi melalui media sosial maupun expo. Pada tanggal 11-14 Juli lalu, kami mengikuti Soekarno Coffee Fest di Blitar dari kerjasama kami dengan Disnaker Kota Malang. Respon masyarakat sangatlah baik terhadap produk kami, terbukti dari produk Heritage96 yang terjual habis," imbuh Phelia.
Heritage96 juga sangat aktif dalam melakukan pemasaran dan branding di sosial media, diantaranya instagram, tiktok, youtube, dan media pemasaran tokopedia.
"Harapannya, dengan kami rutin melakukan branding di sosial media, dapat dengan mudah menjangkau masyarakat luas dalam memperkenalkan produk kami. Informasi mengenai Heritage96 dapat dilihat melalui berbagai laman sosial media, khususnya instagram dengan kata kunci @heritagegroup_id," ujar Al.
