HUT Bali Usada di Palembang ( 15 Juli 2018 )
Meditasi :  Terapi mujarab untuk Napi  Â
Menurut Komjen Suhardi Alius , Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris ( BNPT ) bahwa UU No.5 tahun 2018 tentang Pemberantasan  Tindak Pidana Teroris akan menguatkan koordinasi  dan peningkatan kerjasama BNPT dengan  kementerian dan lembaga pemerintah. (Kompas, 19 Juli 2018).Â
Dengan undang undang tersebut BNPT mempunyai dasar hukum untuk mengikat 36 Lembaga negara agar mendukung upaya pemberantasan terorisme berdasarkan peran dan fungsinya masing masing, lanjut mantan Kabareskrim Polri tsb. Dan di Jakarta pada Kamis (19/07) sudah ditanda tangani Nota Kesepahaman antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sekjen Kemenag, Kepala BNPT dan Kepala BNN Â untuk bersinergi mencegah para siswa usia sekolah dari paparan Radikalisme dan bahaya penggunaan narkoba.Â
Selain kasus teroris saat ini penggunaan narkoba sudah merupakan ancaman nasional. Menurut BNN pada tahun 2015 Â di Indonesia sudah ada sekitar 4 juta orang yang terjerat dalam lingkaran narkoba dan negara rugi Rp.63,1 Trilyun.Â
Angka ini pasti bertambah melihat maraknya berita di mass media. Para Bandar narkoba yang tertangkap dan belum sempat diadili atau di eksekusi mati justru masih banyak yang bisa mengedarkan narkobanya dari lapas atau penjara. Mungkin dan pasti  para Bandar juga mempraktekkan online trading yang sedang trendi saat ini.Â
Pangsa pasar para Bandar adalah para siswa usia muda yang apabila sudah jadi pecandu narkoba tidak segan untuk melakukan tindakan criminal atau radikal. Kalau ini dibiarkan terus akan mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia.Â
Sejarah mencatat bahwa cara yang paling gampang untuk merusak eksistensi suatu bangsa adalah dengan narkoba. Contohnya, Perang Candu yang terjadi antara Inggris dan dinasti Qing  diperiode 1839-1842 dan 1856-1860 dan karena kalah dinasti Qing harus menyerahkan sebagian wilayah termasuk Hongkong selama 100 tahun. Dengan menyogok aparat Qing  para pedagang Inggris menyelundupkan Opium atau Candu yang berasal dari India tapi dilarang perdagangan di China..Â
Candu yang awalnya untuk pengobatan sekarang justru dikonsumsi rakyat sebagai penghilang stress dan pemberi kenikmatan. Mental dan fisik rakyat pemakai candu menjadi rusak. Banyak tragedi dan cerita yang memilukan disekitar pengguna candu. Ada orang tua yang rela menggadaikan isteri atau anak perempuan demi mendapat uang untuk membeli candu.Â
Tidak mengheran dinasti Qing marah dan terjadilah perang melawan Inggris sebanyak 2 kali dan kalah , mungkin para jendralnya juga jadi korban narkoba. Mengingat betapa buruknya dampak narkoba, Â banyak negara didunia menerapkan hukuman mati bagi para Bandar narkoba, misalnya Singapore dan Malaysia. Â Â Â
Selain memberantas peredaran narkoba BNN juga harus menyediakan tempat rehabilitasi pecandu narkoba yang biayanya ditahun 2015 sekitar Rp.3,5 juta -- Rp.10,-juta perbulan diluar obat rutinnya. Harga obatnya berkisar  Rp.1 juta per 10 hari, kata psikiater Dadang Hawari. Silahkan hitung berapa biaya yang harus disediakan negara kalau jumlah pecandunya saja sudah 4 juta orang.  Â
Untuk menguatkan struktur organisasi BNPT diangkatlah lagi seorang deputi, yaitu Deputi deradikalisasi yang tugasnya antara lain bukan hanya membina ex Napi teroris tapi juga keluarganya. Ini tentu bukan tugas gampang, karena sebagai ex napi yang sudah menjalani hukumannya mereka berhak menjalani kehidupan seperti masyarakat biasa.Â
Tidak ada jaminan mereka tidak kembali menjadi teroris lagi karena hukuman badan  tidak otomatis merubah paham ideologinya.Â
Menurut mantan napi teroris yang dijadikan nara sumber oleh BNPT pada saat acara Rekonsiliasi bahwa bantuan wirausaha oleh pemerintah untuk  ex Napi maupun keluarganya memang baik tapi akan sia sia kalau gagal merubah ideologinya. Jadi  BNPT dengan personil dan budget terbatas harus segera mencari solusi baru  untuk mencegah ex napi teroris supaya tidak kambuh lagi. Â
Terorisme dan Radikalisme
Menurut Undang Undang Anti Terorisme yang belum lama ini disahkan oleh DPR dan pemerintah ( 25 Mei 2018 ) definisi Terorisme adalah sbb :
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik atau fasilitas public atau fasilitas internasional dengan motif ideology, politik atau gangguan keamanan. Dan perbuatan yang dapat digolongkan pidana terorisme menurut UU tsb antara lain :
Merekrut orang untuk menjadi anggota korporasi atau organisasi terorisme
Sengaja mengikuti pelatihan militer atau paramiliter di dalam dan diluar negeri, dengan maksud merencanakan atau mempersiapkan , atau melakukan serangan teror.
Menampung atau mengirim orang terkait serangan teror
Mengumpulkan atau menyebarluaskan dokumen untuk digunakan dalam perlatihan teror.
Memiliki hubungan dengan kelompok yang dengan sengaja menghasut untuk melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan.Â
Sedangkan Radikalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  adalah : 1. Paham atau aliran yang radikal dalam politik . 2. Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. 3. Sikap esktrim dalam aliran politik.  Â
Dari kedua definisi  ini bisa disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuannya kelompok Radikal sering menggunakan cara-cara teror yang dianggap sesuai dengan ideologinya. Masa bodoh dengan korban jiwa maupun kerugian yang diderita masyarakat maupun negara, misalnya dibidang Investasi dan Pariwisata. Contohnya : Teror Bom Bali ( 12/10/2002 ) yang memakan korban  202 jiwa warga dari  21 negara  jelas dilakukan kelompok radikal.Â
Memang sebagian pelakunya sudah dihukum dan dieksekusi mati tapi ideologi yang dianut oleh pelaku maupun keluarganya mungkin  masih eksis kalau tidak di deradikalisasi.Â
Dan ternyata teror Bom Bali  terulang lagi ( Bom Bali 2, 01/10/2005 ) di Jimbaran dan Kuta  dengan korban 23 jiwa turis asing. Menurut hitungan Global Terrorism Index kerugian Indonesia  akibat Bom Bali mencapai angka Rp. 5, 92 Triliun ( 2015 ). Suatu angka yang cukup besar untuk membangun sekolah , rumah sakit dan infrastruktur didaerah terpencil negara kita. Tentu perlu dicari solusi terbaik  untuk menangkal kejahatan ini supaya tidak terulang kembali.
Meditasi Vipassana di Lapas Tihar,India
Menurut beberapa catatan di google, Â Meditasi merupakan sebuah latihan spiritual kuno dan teknik mengendalikan serta menenangkan pikiran yang akhirnya membuat tubuh menjadi santai ,rileks dan nyaman.Â
Sejarah Meditasi diyakini sudah ada sejak 5000 tahun lalu dan berasal dari India sesuai dengan yang tertulis dikitab India kuno yang disebut Tantra . Sang Budha merupakan ikon dari meditasi di dunia. Dan konon sebelum beliau yang dulunya  bernama Sidharta Gautama mencapai pencerahan sebagai Budha sudah terlebih dulu melakukan eksperimen melalui tehnik Meditasi.Â
Kemudian Sang Budha mengajarkan tehnik meditasi ini kepada murid muridnya sehingga tersebar keseluruh dunia. Bentuk meditasi yang sudah ada berabad abad dalam agama lain seperti  Yahudi, Kristen dan Jainisme lebih banyak di  terapkan wilayah Asia dan Timur Tengah.Â
Kepopuleran Meditasi juga melanda sampai negara Barat seperti Amerika Serikat dimana sekarang Meditasi sudah dijadikan kurikulum di Sekolah Dasar karena  terbukti bisa meningkatkan konsentrasi murid murid usia muda . Bahkan beberapa  rumah sakit disana juga menyediakan Meditation Room untuk para pasiennya.
Meditasi Vipassana adalah tehnik Meditasi kuno yang tahun 1994 pernah diterapkan di Lapas Tihar, New Delhi India.  Kapasitas Lapas Tihar bisa  10.000 orang  dimana 1000 orang sudah dihukum atau Napi sedangkan sisanya 9.000 terdakwa yang masih menunggu proses peradilan.
Sistem pengadilan di sana memang lambat sehingga terkadang seorang pencopet yang menurut UU maksimum hukuman 1 tahun tetapi harus menunggu 5 a 6 tahun baru diadili sehingga begitu diadili dan dihukum langsung bebas karena sudah kost di Lapas lebih lama dari masa hukuman.Â
Begitu halnya dengan para penjahat kelas teri apabila pernah jadi alumni Lapas Tihar begitu bebas bukannya bertobat malahan menjadi penjahat kelas Kakap. Dan tentu keadaan demikian tidak menguntungkan pemerintah maupun masyarakat India  karena kejahatan tidak berkurang malahan bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.Â
Lapas Tihar menampung segala macam napi ; ada napi pembunuhan berantai  yang seharusnya kena hukuman mati tapi di ringankan menjadi seumur hidup, Napi narkoba dari ganja sampai Sabu campur aduk , pemerkosa SPG  , ada juga teroris yang tidak sempat mati karena  sumbu bom panci basah kebanjiran. Segala macam  suku bangsa, etnis dan ras ada disana dan tentu saja didominasi ras India , sehingga ada Napi yang beragama Hindu, Budha, Islam , Kristen dan Atheis karena tidak jelas apa agamanya. Â
Untunglah pada tahun 1993, Dr Kiran Bedi  diangkat menjadi Irjen di Menteri Kehakiman yang membawahi Lapas di India dan mulai terjadi perbaikan. Beliau adalah polisi wanita yang pertama di India dengan otak yang cemerlang dan selalu menduduki rangking 1 sampai memperoleh pendidikan S3 atau PhD.Â
Hal yang selalu ditekankan ke staff nya adalah bagaimana membina dan  " memanusiakan " para napi apabila mereka sudah keluar Lapas. Dan Irjen yang energetik dan mantan juara nasional Tenis India ini berambisi menjadikan suasana Lapas di India yang brutal dan penuh dengan hukum rimba ini menjadi  Ashram atau tempat pertapaan.
Suatu kali ketika sedang rapat di Lapas Tihar mencari solusi untuk memperbaiki manajemen Lapas, tiba tiba Rajinder Kumar seorang staffnya angkat bicara . " Kalau Ibu Irjen serius mau memperbaiki suasana Lapas, saat ini ada satu jalan, yaitu dengan Meditasi Vipassana " , katanya dengan sangat yakin. Salah satu buktinya adalah diri saya sendiri, tambah Rajinder Kumar dengan kalem.Â
Coba Ibu Irjen tanya ke keluarga dan kolega saya bagaimana karakter saya dulu dibanding dengan sekarang sesudah mengikuti Meditasi Vipassana yang berlangsung selama 10 hari. Bedanya seperti langit dan Bumi. Â Crane Bedi, panggilan akrab Kiran Bedi kaget dan senang mendengar saran tsb. seperti melihat setitik cahaya diujung terowongan.Â
Singkat cerita pada tahun 1994 diadakan Meditasi Vipassana di Lapas Tihar dibawah tenda raksasa yang dipimpin oleh Guru S N Goenkha asal Srilangka. Sang guru keberatan apabila para Napi yang umumnya penjahat kelas kakap ini diborgol saat melakukan  Meditasi,  alasannya  percuma dan tidak akan ada  " Dhamma  " apabila masih ada unsur kekerasan seperti borgol.Â
Akhirnya kompromi, guru S N Goenkha dan para asistennya akan dijaga body guard dan apabila selama proses Meditasi ada Napi tanpa borgol yang coba coba melarikan diri atau mengacau, akan langsung di dor !!! Meditasi Vipassana ditenda raksasa Lapas Tihar  dengan peserta 1000 Napi berjalan sesuai dengan jadwal dan tidak ada sebutir pelurupun yang dilepaskan.Â
Sukses dan berjalan dengan damai. Ketika Meditasi selesai, terlihatlah pemandangan yang  sangat mengharukan , para Napi kakap yang mukanya garang menyeramkan dengan arimata berlinang memeluk para sipir dan guru meditasinya.Â
Anehnya, sifat-sifat kekerasan , penuh dendam dan agresifitas menghilang menjadi welas asih sesudah  mengikuti Meditasi selama 10 hari.Â
Kisah sukses di Lapas Tihar  ini tentu saja membuat nama Dr Kiran Bedi menjadi semakin terkenal dan pada tahun 1994, beliau  mendapat Ramon Magsasay Award dari Philipina ,dari sekian banyak penghargaan yang diterimanya didunia. Kemudian terapi dengan Meditasi kemudian diikuti di Lapas Thailand dan USA.
Pada tahun 1997 , Kisah Meditasi Vipassana di  Lapas Tihar, New Delhi dijadikan film dokumenter  oleh 2 sutradara wanita  Israel yaitu, Eilona Ariel dan Ayelet Menahemi dengan judul Doing Time , Doing Vipassana yang bisa ditonton dengan gratis di Youtube.  Now, Dr Kiran Bedi pasti bukan Irjen lagi dan beliau bergabung di partai BJP ( Bharatiya Janata Party ), dengan rekam jejak dan reputasinya yang cemerlang beliau menjadi asset yang berharga bagi negara  India dan dunia. Â
Pusat Meditasi di Indonesia.
Meditasi yang sudah tersebar di seluruh dunia juga banyak di kota kota besar di  Indonesia. Salah satunya adalah  Bali Usada , Meditasi Kesehatan yang didirikan Guru Merta Ada di Bali pada 14 Agustus 1993 akan mencapai usia seperempat Abad pada bulan Agustus 2018 nanti , dan sudah menghasilkan  125.000 alumni yang berasal domestik maupun  manca negara. Â
Dari buku " Berbuat Baik Berpikir Harmonis " yang ditulis Guru Merta Ada ( 2015 ) maupun review di website www.baliusada.com terbaca banyak testimoni dari para peserta yang puas setelah mengikuti program Meditasi Tapa Brata . Yang sakit pikiran seperti Stress, Darah tinggi  menjadi sehat kembali dan yang sakit badan seperti  PJK, mata dan herpes  juga sembuh setelah ikut Meditasi.Â
Memang belum ada laporan kegiatan Meditasi massal di Lapas-Lapas  seperti di Tihar, New Delhi India. Tetapi sudah ada bukti bukti empiris bahwa kegiatan Meditasi yang tentu saja dibimbing oleh guru atau para asisten yang berkompeten akan  menghilangkan sifat-sifat negatip, kenapa tidak dicoba ???
Kegiatan Meditasi di Bali Usada yang berlandasan cinta kasih tidak berhubungan dengan  aliran kepercayaan maupun agama tertentu.  Dan bisa dilakukan oleh siapa saja, asal bisa bernapas , disiplin dan ada kemauan atau niat baik untuk merubah nasib, tentu saja dibimbing oleh guru dan asisten yang berkompeten. Biayanya sangat murah dibandingkan dengan budget BNPT, Dirjen Lapas dan kerugian negara akibat ulah teroris atau narkoba..Â
Kalau penyakit badan saja bisa sembuh maka penyakit pikiran seperti merubah  ideologi radikal, dendam kusumat, kecanduan obat dan bahkan ketagihan gadget  pasti bisa juga dilakukan dengan Meditasi berlandasan cinta kasih.
Kesimpulan :
Now di  tahun 2018 sudah ada 522 Lapas dan 240 ribu Napi di Indonesia dengan biaya makannya saja menghabiskan dana Rp.1,3 Trilyun pertahun dan dana ini tentu tidak termasuk gaji para sipir dan biaya perawatan Lapas-Lapasnya. Dan ini merupakan pengeluaran yang tidak menghasilkan income bagi negara atau hanya jadi beban pembayar pajak saja.Â
Harus segera dicari solusi untuk menangkal jumlah Napi yang masuk ke Lapas sekaligus memberikan terapi bagi napi yang sudah selesai " berdinas " disana supaya tidak kambuh lagi. Berdasarkan bukti empiris di Lapas Tihar, India yang sudah didokumentasikan saat ini Solusi yang cocok dan murah adalah dengan Meditasi berlandaskan cinta kasih.
Kepala BNN, Kepala  BNPT  maupun Dirjen Lapas tidak perlu study banding ke India untuk mencari guru Meditasi yang baik  karena sudah ada di Indonesia yaitu di Bali.
Para pejabat itu dengan dukungan Pemda Bali bersama Bali Usada bisa segera merancang program Meditasi khusus untuk Napi, ex Napi maupun keluarganya dan implementasikan sehingga kedepan NKRI akan menjadi aman sentosa  berkat terapi Meditasi.
SSHB ( Semoga Semua Hidup Bahagia ) 3 x, Amin.
jeka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H