Mohon tunggu...
Jumardi Budiman
Jumardi Budiman Mohon Tunggu... Dosen - Insan Budiman

Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Perlukah Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru?

4 Januari 2024   17:46 Diperbarui: 4 Januari 2024   20:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Pembelajaran di Satu SMP Kab. Landak, Kalbar. Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Dalam memainkan perannya guru dituntut untuk inovatif, kreatif dan profesional. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar serta dapat menciptakan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. 

Satu cara yang paling ideal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yakni dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK, guru dapat melaksanakan penelitian selama proses belajar mengajar berlangsung dan menemukan permasalahan di kelas, serta menemukan solusi yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan karakter siswa dan kondisi lingkungan sekolah

Menurut O'Brien sebagaimana dikutip oleh Endang Mulyatiningsih (2011:60) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya. Pandangan ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat dilakukan secara kolaboratif dengan pakar. Pakar memberikan alternatif pemecahan dan alternatif tersebut perlu diuji sejauh mana efektifitasnya. 

Penelitian tindakan bukan mutlak harus dilakukan oleh pelaksana sendiri (guru sendiri) akan tetapi guru dapat meminta atau bekerja sama dengan pihak lain. Secara ringkas, tujuan PTK adalah sebagai berikut: a) Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran; b) Membantu memberdayakan guru dalam pemecahan masalah pembelajaran di kelas; c) Mendorong guru untuk selalu berfikir kritis terhadap segala tindakan yang mereka lakukan sehingga dapat menemukan teori dan model sendiri yang cocok dengan situasi dan kondisi serta lingkungan mengajar (Saminanto, 2010:4).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang dinilai paling tepat bagi guru, selain dapat meningkatkan pembelajaran yang mana akan berdampak pada kualitas pendidikan. Manfaat PTK bagi guru, diasumsikan mampu meningkatkan keprofesian guru secara berkelanjutan. 

Selain itu, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang mensyaratkan nilai angka kredit dari unsur publikasi ilmiah (antara lain dengan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas) bagi guru yang akan naik pangkat/golongan kejenjang berikutnya mulai dari pangkat/golongan III/b ke atas. 

Adapun bagi para guru swasta atau guru tetap yayasan, penulisan PTK menjadi tugas saat mengikuti kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk memperoleh sertifitkat pendidikan dan tunjangan sertifikasi. Adapun bagi siswa, pelaksanaan PTK oleh guru akan memberikan beberapa manfaat, antara lain: a) Inovasi dalam proses belajar mengajar (model, evaluasi dan media); b) Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan di tingkat sekolah; c) Perbaikan dan atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa (Saminanto, 2010:4).

Namun demikian, fenomena di lapangan menunjukkan bahwa banyak kendala yang ditemui guru saat akan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas serta menulis laporannya. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa guru, kendala umum yang dialami dalam melaksanakan dan menulis PTK di sekolah antara lain; 

a) anggapan guru bahwa melaksanakan dan menulis PTK adalah hal yang sulit dilaksanakan akibat kurangnya pemahaman tentang PTK; 

b) kurangnya proses pendampingan oleh rekan sejawat/ kepala sekolah/ pihak dinas pendidikan terhadap guru yang melaksanakan PTK; 

c) minimnya kegiatan pelatihan pelaksanakan dan penulisan PTK yang langsung bersifat teknis sehingga guru enggan mengikuti seminar yang sifatnya teoritis; 

d) Minimnya sarana bagi guru untuk mempublikasikan hasil laporan PTK yang dilakukan sehingga menurunkan minat dan motivasi untuk melaksanakan PTK; 

e) beban administrasi yang dirasakan cukup menyita waktu sehingga perhatian dan pikiran guru justru teralihkan kepada hal tersebut.

Guna mengatasi kendala tersebut, ada beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan baik oleh guru maupun kepala sekolah selaku manajer di sekolah, yakni:

  • Menyelenggarakan pelatihan rutin dan workshop khusus yang fokus pada metodologi PTK, analisis data, serta teknik pengumpulan dan interpretasi informasi. Hal ini akan membekali guru dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
  • Memfasilitasi pembentukan kelompok atau komunitas di antara para guru yang berbagi minat dalam PTK. Mereka dapat saling bertukar pengalaman, memberikan masukan, dan mendiskusikan praktik terbaik.
  • Menyediakan program pendampingan bagi guru-guru yang baru dalam melaksanakan PTK. Mentorship oleh guru yang berpengalaman dapat memberikan panduan praktis dan dukungan dalam proses ini.
  • Memastikan akses yang memadai terhadap sumber daya seperti perpustakaan, bahan bacaan, akses ke internet, dan alat-alat penelitian yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan PTK.
  • Memberikan penghargaan atau pengakuan kepada guru-guru yang berhasil dalam melaksanakan PTK secara efektif. Hal ini dapat memotivasi guru-guru lainnya untuk terlibat aktif dalam kegiatan penelitian.
  • Menjalin kemitraan dengan institusi-institusi terkait, seperti perguruan tinggi atau pusat penelitian, untuk mendapatkan bimbingan, saran, atau akses ke peneliti-peneliti yang ahli di bidang ini.
  • Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTK secara berkala, serta memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru-guru untuk membantu mereka memperbaiki dan meningkatkan kualitas penelitian yang dilakukan.

Strategi-strategi ini sebaiknya diimplementasikan secara holistik dan berkelanjutan, dengan memperhatikan kebutuhan individu dan konteks sekolah masing-masing guna memaksimalkan efektivitasnya dalam meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan PTK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun