Toleransi antar umat beragama adalah sikap saling menghormati, menghargai, dan menerima perbedaan keyakinan dan praktik keagamaan orang lain tanpa memaksakan pandangan atau kepercayaan pribadi kepada pihak lain.
Toleransi penting untuk menciptakan keharmonisan, kedamaian, dan kehidupan bermasyarakat yang inklusif. Dengan toleransi, konflik berbasis agama dapat dicegah, dan masyarakat dapat bekerja sama meskipun memiliki keyakinan yang berbeda.
Pemuda Katolik di Purworejo menunjukkan wujud toleransi dengan membersihkan tempat salat Idulfitri dan membangun pos mudik untuk membantu masyarakat yang sedang melakukan perjalanan pulang kampung.
Pemuda Katolik, khususnya komunitas dari organisasi keagamaan Katolik di Purworejo, berperan aktif dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri, seperti membersihkan tempat salat Id beberapa hari sebelum Idulfitri dan membangun pos mudik di masa arus mudik lebaran.
Kegiatan berlangsung di beberapa titik di Purworejo, termasuk lokasi tempat pelaksanaan salat Id dan area yang membutuhkan pos mudik di jalur strategis.
Kegiatan ini dilakukan untuk menunjukkan solidaritas, menciptakan keharmonisan antarumat beragama, dan mendukung tradisi baik masyarakat saat Idulfitri, sekaligus membantu umat Islam menjalankan ibadah dan tradisi mudik dengan lancar.
Pemuda Katolik secara sukarela terlibat dalam kegiatan sosial, seperti membersihkan area tempat ibadah umat Islam dan menyediakan fasilitas berupa pos mudik yang dilengkapi dengan layanan dasar, seperti tempat istirahat dan minuman. Kegiatan ini juga dilakukan melalui koordinasi dengan masyarakat setempat.
Jika tidak ada toleransi, dapat terjadi konflik, diskriminasi, kebencian, dan kekerasan antar kelompok agama. Hal ini juga dapat mengancam stabilitas sosial, memecah persatuan, dan menghambat pembangunan masyarakat.
Ketidakhadiran toleransi dapat menyebabkan munculnya prasangka, diskriminasi, dan ketegangan sosial yang berujung pada kerusakan hubungan antarkomunitas, polarisasi masyarakat, serta kemungkinan terjadinya konflik yang meluas.
•Kurangnya pemahaman tentang ajaran agama lain.
•Fanatisme berlebihan terhadap agama sendiri.
•Pendidikan yang kurang mempromosikan nilai keberagaman.
•Pengaruh lingkungan atau kelompok yang intoleran.
•Adanya provokasi atau propaganda yang menyulut kebencian.